KABARBURSA.COM - Tren positif industri keuangan berlanjut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sepanjang 2023 industri keuangan tumbuh dengan baik.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan bahwa otoritas menargetkan kredit tumbuh 9 persen-11 persen secara tahunan (yoy). Capaian ini akan didukung oleh dana pihak ketiga (DPK) yang diperkirakan naik 6 persen-11 persen yoy.
"Kami optimistis ke depan industri keuangan dapat melanjutkan tren pertumbuhan baik dan bisa berkontribusi optimal," katanya dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), Selasa 20 Februari 2024.
Sementara itu, pasar modal diperkirakan mampu menggalang dana hingga Rp 200 triliun. OJK mencatat kurang dari dua bulan pertama 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) menggalang dana Rp 12 triliun dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Inarno mencatat bahwa pipeline penawaran umum, baik melalui Initial Public Offering (IPO) ataupun rights issue, tahun ini telah mencapai 86 efek dengan perkiraan penghimpunan dana senilai Rp 50 triliun. OJK secara khusus menjelaskan bahwa sebanyak 59 emiten baru berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini.
Selain itu, piutang pembiayaan diprediksi akan meningkat sebesar 10 persen-11 persen year-on-year (yoy) sepanjang tahun ini, sementara aset asuransi diperkirakan akan tumbuh sekitar 4 persen-6 persen yoy dalam konteks program reformasi. Pertumbuhan aset dana pensiun diantisipasi mencapai 10 persen-12 persen, sementara aset penjaminan diperkirakan akan tumbuh sekitar 9 persen-11 persen.
Mirza, dalam konteks mencapai target tersebut, menekankan bahwa OJK tidak dapat bekerja sendiri. Kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha jasa keuangan, masyarakat, dan media massa dianggap sangat penting. Hal ini menunjukkan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan dalam sektor keuangan.