KABARBURSA.COM - Dalam sebuah langkah mengejutkan pasca penurunan tajam saham pada "Black Monday," Morgan Stanley mengeluarkan rekomendasi kuat untuk berinvestasi di Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), menggarisbawahi perusahaan tersebut sebagai pilihan utama dalam portofolio investasi.
Analis dari Morgan Stanley, termasuk Charlie Chan, menyatakan, “Kami sangat menghargai kualitas dan sifat defensif TSMC, terutama dalam masa siklus penurunan semikonduktor yang berkepanjangan.” Pernyataan ini dikeluarkan dalam catatan mereka yang dirilis Rabu, usai kejatuhan pasar global.
Harga saham TSMC saat ini diperdagangkan pada 16 kali lipat proyeksi estimasi pendapatan untuk tahun 2025, sebuah valuasi yang dinilai “menarik kembali” oleh para analis.
Setelah aksi jual besar-besaran yang menjerat indeks saham Taiex, saham TSMC mengalami rebound sebesar 7,1 persen pada hari Selasa. Lonjakan ini memberikan dorongan positif bagi indeks acuan yang melonjak 4,1 persen setelah penurunan terburuk dalam 57 tahun terakhir.
Morgan Stanley menetapkan target harga untuk saham TSMC di angka 1.220 dollar Taiwan, yang berarti sekitar 50 persen di atas harga penutupan hari Senin sebesar 815 dollar Taiwan.
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) adalah salah satu perusahaan semikonduktor terkemuka di dunia. Berikut adalah ikhtisar mengenai kinerja TSMC:
TSMC melaporkan pendapatan sebesar USD48 miliar untuk tahun fiskal 2023, mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih perusahaan mencapai USD19 miliar pada tahun 2023, menunjukkan efisiensi operasional yang tinggi dan kemampuan untuk mempertahankan margin keuntungan yang solid.
TSMC menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar global dalam industri foundry semikonduktor, mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar yang tak terbantahkan.
Perusahaan ini menyediakan chip untuk berbagai perusahaan teknologi terkemuka, termasuk Apple, Nvidia, AMD, dan Qualcomm. Kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan besar ini memperkuat posisi TSMC di pasar.
TSMC dikenal dengan kemampuannya dalam memproduksi chip dengan teknologi proses yang paling canggih. Saat ini, mereka memimpin industri dengan teknologi 5nm dan sedang mengembangkan teknologi 3nm.
TSMC terus berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan, dengan anggaran R&D mencapai lebih dari USD3 miliar per tahun. Fokus pada inovasi memastikan bahwa perusahaan tetap berada di garis depan dalam hal teknologi semikonduktor.
Untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat, TSMC sedang membangun pabrik-pabrik baru di Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat. Pabrik di Arizona, AS, yang diharapkan mulai beroperasi pada 2024, adalah salah satu proyek besar yang menjadi perhatian banyak pihak.
Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai lebih dari USD500 miliar, TSMC adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Sebagai perusahaan yang beroperasi di Taiwan, TSMC harus menghadapi tantangan geopolitik yang dapat mempengaruhi operasi bisnisnya. Namun, perusahaan ini terus berupaya untuk mengurangi risiko dengan diversifikasi lokasi pabrik.
Permintaan chip semikonduktor yang terus meningkat dari industri otomotif, elektronik konsumen, dan teknologi canggih lainnya memberikan prospek pertumbuhan yang kuat bagi TSMC.
Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) memperkirakan lonjakan pendapatan kuartal ketiga sebesar 34 persen dibandingkan tahun lalu. Setelah mencatat laba bersih yang melampaui ekspektasi pasar pada kuartal kedua, pembuat cip terbesar dunia ini menunjukkan kinerja yang mengesankan.
Sebagai pemasok utama bagi Apple Inc dan Nvidia, TSMC telah meraih keuntungan signifikan dari lonjakan adopsi teknologi AI, yang membantu memenuhi permintaan elektronik yang terus meningkat. Pada periode April-Juni, laba bersih TSMC melonjak menjadi TD 247,8 miliar, setara dengan USD 7,60 miliar, dibandingkan dengan TD181,8 miliar tahun lalu.
Laba bersih ini melebihi perkiraan 21 analis menurut LSEG SmartEstimate, yang memprediksi angka sebesar TD 238,8 miliar. SmartEstimates memberikan bobot lebih pada perkiraan analis yang lebih konsisten dan akurat.
Sebagai perusahaan publik paling bernilai di Asia, TSMC juga melaporkan pendapatan kuartal kedua yang naik 33 persen secara tahunan, mencapai USD 20,8 miliar. Angka ini melebihi perkiraan awal perusahaan yang berkisar antara USDD19,6 miliar hingga USD 20,4 miliar. Dalam dolar Taiwan, pendapatan kuartal kedua mencapai TD 673,51 miliar.
Untuk kuartal saat ini, TSMC memperkirakan pendapatan antara USD 22,4 miliar hingga USD 23,2 miliar, naik signifikan dibandingkan dengan USD17,3 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.
Pada kuartal kedua, belanja modal Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) mencatat angka USD6,36 miliar, mengalami kenaikan dari kuartal pertama yang sebesar USD5,77 miliar.
TSMC, yang sebelumnya terkena dampak penurunan permintaan smartphone dan komputer pasca pandemi Covid-19, kini mengantisipasi belanja modal yang ambisius. Perusahaan ini mengalokasikan anggaran sebesar USD28 miliar hingga USD32 miliar (sekitar Rp442 triliun hingga Rp505 triliun) untuk mendukung pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai setidaknya 20 persen pada tahun 2024. Estimasi ini menjadi sinyal pemulihan setelah penurunan tahun lalu.
Sebagai perusahaan terbesar di Asia, nilai TSMC telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak penurunan pada Oktober 2022. Hal ini berkat optimisme investor terhadap permintaan berkelanjutan untuk cip AI canggih yang diproduksi TSMC untuk klien-klien besar, termasuk Nvidia. Pencapaian ini turut menyeimbangkan kekhawatiran mengenai potensi akhir kemerosotan pasar smartphone global. TSMC dijadwalkan melaporkan hasil pendapatan lengkapnya pada 18 April mendatang.
Pergerakan Saham TSMC
Pada Januari lalu, TSMC mengungkapkan pertumbuhan pendapatan AI sebesar 50 persen per tahun. Untuk mendukung permintaan yang terus berkembang, perusahaan ini sedang membangun fasilitas produksi baru di AS, Jepang, dan Jerman, seiring dengan perlombaan dalam pengembangan cip AI untuk pusat data. Pusat data ini menjadi segmen bisnis yang sangat menarik, dengan target utama perusahaan besar seperti Amazon dan Microsoft.
Sinyal pemulihan pasar yang lebih luas juga mulai terlihat. Rival TSMC di Asia, Samsung Electronics, mencatat lonjakan laba tajam pada kuartal pertama, mencerminkan pergeseran strategis di divisi semikonduktor mereka.
Namun, beberapa investor tetap berhati-hati, mengingat risiko jangka panjang terkait permintaan cip AI yang mungkin masih belum stabil. Ketidakpastian politik di Selat Taiwan, serta tantangan dari pesaing seperti Huawei yang berusaha merebut pangsa pasar smartphone premium dari Apple, menambah kompleksitas lanskap industri.
Di tengah dinamika ini, TSMC berpotensi meraih momentum kenaikan lebih lanjut, meskipun tantangan dan ketidakpastian tetap membayangi perjalanan perusahaan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.