KABARBURSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri untuk melihat dan memanfaatkan peluang bisnis dari hilirisasi olahan pangan.
Hilirisasi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi, meningkatkan daya saing produk lokal, dan membuka lapangan kerja baru.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa pelaku UMKM, terutama peserta BJBPreneur yang didominasi kaum muda, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan peluang bisnis dari olahan pangan.
"Kami tadi melakukan diskusi dengan para peserta dan sebagian besar dari mereka memang memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di sekitar mereka. Baik itu komoditas, baik itu peluang pasar, termasuk juga inovasi produk," kata Kuntoro dalam siaran persnya yang dikutip, Minggu, 26 Mei 2024.
Kuntoro menjelaskan, program BJBPreneur ini bertujuan untuk mencari dan mendukung UMKM yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk turunan baru di bidang pertanian.
"Sebagian besar peserta dari BJBPreneur ini bergerak sebagai agripreneur dan memang anak-anak muda. Kemudian juga badan usaha, termasuk ada pekerja sosial yang sangat inovatif," ucap Kuntoro.
Ia optimis bahwa sektor pertanian akan terus menggerakkan roda ekonomi semakin tinggi, terutama dengan meningkatnya minat kalangan muda untuk terjun dalam bisnis pertanian.
Group Head PESAT/UMKM Bank BJB, Dodi Sandra Nugraha, menjelaskan bahwa BJBPreneur adalah ajang kompetisi yang diikuti oleh para pelaku UMKM di berbagai bidang. Kompetisi ini bertujuan untuk mengembangkan UMKM yang tangguh dan mampu bertahan di tengah berbagai tantangan, sehingga memiliki daya saing dan berkelanjutan.
Dodi berharap para pelaku UMKM, khususnya di bidang pertanian, mampu membaca peluang dan potensi daerahnya masing-masing untuk bisa dikembangkan lebih jauh lagi, terutama dalam usaha olahan pangan.
"Bagaimana caranya supaya para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian itu justru mengembangkan usahanya di daerahnya sehingga produk pertanian itu dapat dikembangkan atau dapat dibesarkan di daerahnya," kata Dodi.
Menurut Dodi, masih banyak komoditas pertanian yang belum diolah sehingga belum memberikan banyak nilai tambah.
"Sementara produk-produk dari pertanian ini bagaimana caranya supaya bisa menjadi industri olahan. Contohnya di acara BJBPreneur ini, ada beberapa produk pertanian yang akhirnya bisa menjadi olahan dan menjadi suatu potensi baru untuk produk yang bisa kita lakukan kemasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ucap Dodi.
Melalui ajang ini, Kementan dan Bank BJB berharap dapat mendorong lebih banyak UMKM untuk berinovasi dan mengembangkan produk-produk olahan pangan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
Dengan demikian, diharapkan UMKM dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.