KABARBURSA.COM - Indeks Wall Street mengalami penurunan pada hari Selasa (9/1), dengan saham-saham megacaps tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Para trader menyesuaikan ekspektasi mereka terkait pemangkasan suku bunga yang lebih cepat menjelang laporan inflasi utama yang akan dirilis akhir minggu ini.
Dilansir dari Reuters pada pukul 9.37 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 232,22 poin atau 0,62 persen menjadi 37.450,79. S&P 500 juga mengalami penurunan sebesar 25,67 poin atau 0,54 persen menjadi 4.737,87, sedangkan Nasdaq Composite turun 96,80 poin atau 0,65 persen menjadi 14.746,97.
Saham-saham megacaps seperti Microsoft, Apple, Tesla, dan Amazon.com mengalami penurunan antara 0,8 persen hingga 2 persen, seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang AS baik yang bertenor lebih pendek maupun lebih panjang yang mencapai lebih dari 4 persen.
Saham Nvidia juga tergelincir 0,7 persen setelah mencapai rekor tertinggi, menyusul peluncuran komponen kecerdasan buatan baru. Pelemahan ini terjadi setelah kinerja kuat Wall Street pada hari Senin, di mana Nasdaq yang penuh dengan saham-saham teknologi melonjak lebih dari 2 persen, mencatatkan hari terbaiknya sejak November.
Indeks S&P 500 juga mendekati level penutupan tertinggi yang dicapai dua tahun lalu. Valuasi untuk banyak perusahaan teknologi besar dan 7 perusahaan yang luar biasa tumbuh cukup kuat. Namun, pertumbuhan pendapatan selama dua sampai lima tahun terakhir telah mengalami penurunan, kata Paul Nolte, senior wealth adviser and market strategist di Murphy Sylvest.
Saham-saham sektor real estat dan material masing-masing turun sekitar 1 persen, menjadi yang paling terpukul di antara sektor-sektor utama S&P 500.
Data inflasi konsumen dan produsen yang diharapkan pada hari Kamis dan Jumat akan menjadi sangat penting untuk memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter The Fed. Para pelaku pasar percaya bahwa The Fed tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga, mengingat inflasi yang tetap tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat, kata Nolte.
Para pelaku pasar melihat peluang sebesar 58 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin di bulan Maret, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Angka ini turun dari hampir 64 persen pada hari Senin dan 81 persen setelah sinyal-sinyal yang beragam dari para pembuat kebijakan mengenai waktu pemangkasan suku bunga.
Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, menekankan perlunya menjaga kebijakan moneter tetap ketat. Sementara itu, Gubernur The Fed Michelle Bowman mundur dari pandangannya yang terus-menerus hawkish dan mengisyaratkan kesediaan untuk mendukung penurunan suku bunga pada akhirnya karena inflasi mereda.