KABARBURSA.COM - Kondisi keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) belum menunjukkan tanda pemulihan. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, tekanan finansial masih membayangi emiten konstruksi milik negara ini.
Dalam laporan keuangan konsolidasian interim yang dirilis melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (IDX) per Selasa malam, 14 Oktober 2025, Waskita mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp3,17 triliun hingga akhir kuartal ketiga. Angka ini lebih dalam dibanding rugi Rp3,00 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan kata lain, kerugian tahunan WSKT mengalami eskalasi sekitar 5,66 persen (yoy). Tekanan tersebut turut menyeret rugi per saham dasar menjadi Rp110,21—naik dari Rp104,22 pada September 2024.
Dari sisi kinerja operasional, pendapatan usaha Waskita juga terkikis cukup signifikan. Perolehan yang sebelumnya mencapai Rp6,78 triliun pada kuartal ketiga 2024, kini terpangkas menjadi Rp5,28 triliun. Di saat bersamaan, beban keuangan melonjak, menembus Rp2,83 triliun. Ditambah rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama, total rugi periode berjalan tercatat sebesar Rp3,58 triliun.
Deretan kerugian ini berdampak langsung pada struktur neraca perusahaan. Hingga 30 September 2025, total aset Waskita terdepresiasi menjadi Rp71,93 triliun, anjlok dari posisi Rp77,15 triliun pada akhir 2024.
Liabilitas perseroan sedikit mereda, turun menjadi Rp67,55 triliun dari sebelumnya Rp69,27 triliun. Penurunan ini didorong oleh berkurangnya utang jangka pendek maupun panjang. Namun, sinyal memburuk justru tampak dari sisi ekuitas.
Ekuitas Waskita terkikis tajam. Dari Rp7,88 triliun pada Desember 2024, kini hanya tersisa Rp4,37 triliun—penurunan drastis yang menyoroti tekanan berat pada struktur modal perusahaan.
Penyusutan aset dan pelemahan ekuitas ini menjadi cermin gamblang atas tantangan yang masih membelit Waskita. Perseroan tengah berada dalam fase restrukturisasi keuangan dan operasional yang belum rampung, sementara tekanan likuiditas dan solvabilitas terus membayangi.
Situasi ini mempertegas bahwa jalan menuju pemulihan Waskita masih panjang dan penuh ketidakpastian.
Proses Restrukturisasi Utang Belum Tuntas
Lembaga pemeringkat efek PEFINDO kembali menetapkan peringkat PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) di level idSD (Selective Default). Penilaian tersebut mencerminkan kondisi finansial perseroan yang masih rapuh serta proses restrukturisasi utang yang belum tuntas dengan para pemegang obligasi.
Dalam pengumuman resminya, Jumat 10 Oktober 2025, PEFINDO juga mempertahankan peringkat Obligasi Berkelanjutan (PUB) III Tahap IV di level idD, lantaran Waskita belum mendapat persetujuan restrukturisasi dari krediturnya. Sementara PUB III Tahap II, Tahap III, dan PUB IV Tahap I tetap berada di peringkat idB.
Adapun sejumlah instrumen utang lain seperti Obligasi III, Obligasi IV, dan Sukuk Mudharabah I mendapat peringkat idAAA(gg) dan idAAA(sy)(gg) berkat jaminan penuh dari Pemerintah Indonesia.
PEFINDO menegaskan, arah peringkat dapat membaik apabila Waskita berhasil menyelesaikan restrukturisasi dan menunjukkan kemampuan konsisten dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), Waskita masih mencatat kerugian bersih Rp2,14 triliun, dengan total aset sebesar Rp71,1 triliun dan liabilitas mencapai Rp56,3 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas yang melonjak hingga 20 kali menggambarkan tekanan finansial yang semakin intens.
Sekitar 80 persen pendapatan perusahaan masih bersumber dari sektor konstruksi, sedangkan sisanya berasal dari beton pracetak, jalan tol, properti, dan energi. Ketergantungan besar pada lini bisnis utama ini menegaskan bahwa proses pemulihan Waskita masih jauh dari kata selesai.
Lepas Kepemilikan Saham Anak Usaha
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak usahanya, PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI), resmi melepas kepemilikan saham di PT Waskita Sangir Energi (WSE) kepada PT Shalawat Power.
Kesepakatan transaksi divestasi itu ditandatangani pada 26 September 2025 dan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam laporan resminya, WKI menjual saham senilai Rp179,99 miliar kepada PT Shalawat Power.
“WKI menjual, mengalihkan, dan menyerahkan hak atas saham kepada SP, dan SP membeli serta menerima pengalihan hak atas saham tersebut dari WKI,” ujar Corporate Secretary WSKT, Ermy Puspa Yunita, dalam keterangannya, Senin 29 September 2025.
Manajemen menegaskan, divestasi ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi besar yang tengah ditempuh perseroan. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan operasional Grup Waskita di tengah tekanan keuangan.
Perseroan optimistis, pelepasan saham ini akan memperbaiki kondisi keuangan anak usaha. “Dengan dilakukannya divestasi tersebut, diharapkan berdampak positif bagi stabilitas keuangan WKI,” imbuhnya.
Langkah Efiensi Dan Restrukturisasi
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal II 2025. Hal ini tidak lepas dari langkah perseroan dalam hal efisiensi dan restrukturisasi.
Pada kuartal II 2025, laba bruto Waskita naik sebesar 14,4 persen year on year (yoy) atau Rp83,1 miliar. Dengan begitu, nilainya menjadi sebesar Rp661,3 miliar dari sebelumnya Rp578,2 miliar.
Direktur Keuangan Waskita, Wiwi Suprihatno mengatakan, perusahaan berhasil melakukan efisiensi biaya. Keberhasilan itu terlihat dari penurunan beban keuangan yang mencapai 18,3 persen yoy, dari Rp 2,3 triliun pada kuartal dua tahun lalu menjadi Rp1,9 triliun.
“Perbaikan kinerja tersebut merupakan hasil dari efektifnya implementasi restrukturisasi keuangan yang Waskita lakukan," ujar dia dalam keterangannya dikutip, Senin, 21 Juli 2025.(*)