KABARBURSA.COM – Industri otomotif Tiongkok terus menunjukkan dominasinya di pasar global. Di Eropa, penjualan mobil dari merek-merek China mencatat lonjakan signifikan sebesar 121 persen pada Agustus 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data dari Jato Dynamics, jumlah unit yang terjual naik dari 19.707 unit (Agustus 2024) menjadi 43.529 unit.
Peningkatan tajam ini menunjukkan agresivitas strategi ekspansi produsen otomotif China, terutama dalam segmen kendaraan listrik (battery electric vehicle/BEV).
Beberapa merek Tiongkok berhasil menembus daftar 25 besar merek BEV paling banyak didaftarkan di Eropa, seperti BYD dengan 7.109 unit (naik 114 persen YoY), Xpeng dengan 1.094 unit (naik 62 persen), dan Leapmotor yang baru debut dengan 2.019 unit.
Namun, yang menarik, merek-merek Barat yang kini dimiliki oleh perusahaan Tiongkok justru mengalami penurunan penjualan sebesar 17 persen, dari 23.601 unit menjadi 19.613 unit.
Ini menunjukkan bahwa meskipun Tiongkok mulai menguasai pasar, identitas merek tetap menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen Eropa.
Sebagai pembanding, merek-merek Eropa seperti Volkswagen dan BMW juga masih mendominasi daftar BEV, namun dengan pertumbuhan yang lebih stabil.
Volkswagen berada di posisi pertama sebagai merek BEV terlaris dengan 16.523 unit (naik 45 persen), diikuti oleh BMW dengan 13.018 unit (naik 7 persen). Sementara itu, Audi juga mencatat pertumbuhan sebesar 54 persen dengan total 9.744 unit.
Namun, tidak semua merek Barat mengalami peningkatan. Volvo, misalnya, justru mengalami penurunan tajam sebesar 45 persen, dan Mini turun 14 persen secara tahunan. Tesla, yang selama ini dominan di pasar Eropa, juga mengalami penurunan sebesar 23 persen meskipun Model Y masih menjadi model BEV terlaris dengan 8.330 unit, turun dari tahun lalu.
Secara keseluruhan, pasar mobil Eropa mencatat total penjualan 790.177 unit pada Agustus 2025, naik 5 persen dibandingkan Agustus 2024. Di segmen BEV, terjadi lonjakan 27 persen menjadi 159.746 unit. Sementara itu, kendaraan listrik plug-in hybrid (PHEV) tumbuh 59 persen menjadi 83.872 unit.
Lonjakan penjualan mobil China di Eropa juga terjadi seiring pertumbuhan pasar SUV yang naik 11 persen secara tahunan. Mobil-mobil SUV menjadi kontributor utama, baik dari merek Barat maupun Tiongkok, dengan fitur elektrifikasi yang semakin lengkap dan harga yang semakin kompetitif.
Pertumbuhan luar biasa merek Tiongkok di pasar Eropa menunjukkan bahwa mereka bukan lagi pesaing kelas dua. Dengan kombinasi harga terjangkau, teknologi canggih, dan produk elektrifikasi yang relevan, produsen China semakin siap menjadi penantang serius dominasi merek-merek besar di Eropa. (*)