Logo
>

Pabrik Baterai Dibangun, Pengamat Sebut RI Bisa Kuasai Pasar Dunia

Pabrik baterai EV senilai Rp100 triliun di Karawang ditargetkan produksi 2026. Akan jadi yang terbesar di Asia dan dorong harga mobil listrik makin murah.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pabrik Baterai Dibangun, Pengamat Sebut RI Bisa Kuasai Pasar Dunia
Ilustrasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Foto: Carbon Copy.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indonesia bakal memiliki pabrik baterai kendaraan listrik yang diklaim bakal jadi yang terbesar di Asia. Pabrik yang diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025 ini disebut bakal memiliki kapasitas produksi hingga 15 GigaWhat-Hour (gWH) per tahun dan akan mulai produksi pada 2026.

    Fasilitas yang berada di Karawang, Jawa Barat ini diprediksi mampu memasok kebutuhan listrik baterai hingga 250-300 ribu unit mobil listrik. Sementara nilai investasi pabrik ini sebesar USD6 miliar atau sekitar Rp100 triliun.

    Indonesia bakal diuntungkan saat pabrik baterai EV (Electric Vehicle) di Karawang ini beroperasi. Sebab Presiden Prabowo menilai bahwa Indonesia akan mendapatkan nilai tambah ekonomi sebesar USD40 miliar per tahun. Selain itu, pabrik baterai EV di Karawang bakal menyerap 35 ribu tenaga kerja.

    Pendirian pabrik baterai EV yang terintegrasi dari hulu ke hilir ini merupakan proyek joint venture antara BUMN Indonesia dengan perusahaan China. 

    Total terdapat enam perusahaan yang bekerja sama yakni MIND.ID, PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) selaku usaha joint venture dari  produsen baterai asal China yakni CATL, Brunp dan Lygend.

    Pengamat otomotif Bebin Djuana menyoroti langkah pemerintah dalam pembangunan baterai kendaraan listrik di Karawang tersebut. Menurutnya, kemampuan produksi baterai kendaraan listrik di dalam negeri bakal berdampak pada harga mobil listrik yang semakin terjangkau di masa depan. Karena, baterai merupakan salah satu faktor utama kendaraan listrik.

    “Kita sama-sama sepakat bahwa kendaraan masa depan berbasiskan tenaga baterai. Baterai sendiri merupakan komponen yang termahal, karena nilainya sampai 40 persen dari harga kendaraannya. Jika baterainya diproduksi di dalam negeri dengan bahan baku dari bumi negara kita, tentu diharapkan harga bisa ditekan," ujar Bebin saat dihubungi KabarBursa.com, Rabu, 2 Juli 2025.

    Dengan harga harga kendaraan listrik yang semakin murah, tentu akan mendorong tingkat pembelian EV roda empat maupun roda dua bagi masyarakat. 

    “Rakyat bisa menikmati kendaraan masa depan dengan harga yang lebih terjangkau! Di samping itu terbukanya lapangan kerja di industri ini dari hulu hingga ke hilir," kata Bebin.

    Namun, di tengah perkembangan kendaraan elektrifikasi dan infrastruktur pendukungnya, penjualan mobil listrik di dalam negeri justru merosot. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah penjualan mobil listrik secara wholesales (dari pabrik ke dealer) periode Mei 2025 membukukan sebanyak 6.391 unit.

    Total penjualan mobil listrik per Mei 2025, terhitung merosot 13,63 persen ketimbang bulan sebelumnya yang mampu mencetak 7.400 unit.

    Dalam angka tersebut, BYD bersama submereknya yakni Denza tampil mendominasi pasar EV Indonesia. Sebab pada urutan pertama mobil listrik terlaris, ada BYD Sealion 7 yang mencatat penjualan 1.232 unit, BYD M6 dengan 1.184 unit, dan Denza D9 yang terdistribusi ke dealer sebanyak 630 unit.

    Di bawahnya, ditempati Chery J6 dengan penjualan 580 unit dan Wuling Air ev sebanyak 419 unit.

    Bebin menilai, hubungan keputusan pemerintah dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik dan penurunan penjualan EV, adalah dua hal yang berbeda. 

    "Jika terjadi penurunan penjualan perlu dikaji penyebabnya, mungkin karena banyaknya hari libur, karena isu-isu diskon BEV di pasar domestik China atau penyebab lain. Penjualan sebulan tidak bisa dijadikan patokan, karena membangun industri ini berdampak jangka panjang," jelasnya.

    Bebin berharap, pembangunan baterai EV di Karawan bukan hanya menjadikan Indonesia sebagai negara produsen yang besar di Asia saja, tapi juga dunia.

    "Yang diharapkan Indonesia menjadi salah satu produsen baterai terbesar di dunia," ujarnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.