Logo
>

Likuiditas Longgar, Lelang SBSN Bidik Rp9 Triliun

Pemerintah sebelumnya telah menyuntikkan likuiditas hingga Rp200 triliun ke pasar

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Likuiditas Longgar, Lelang SBSN Bidik Rp9 Triliun
Pelonggaran likuiditas dalam perekonomian ini akan meningkatkan minat investor terhadap lelang SBN

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Likuiditas yang kian longgar di sistem perbankan diproyeksikan menjadi magnet bagi investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar pemerintah hari ini. 

    Target indikatif lelang dipatok sebesar Rp9 triliun. Hal ini disampaikan Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, dalam publikasi risetnya di Jakarta, Selasa 30 September 2025. 

    Menurut Rully, pemerintah sebelumnya telah menyuntikkan likuiditas hingga Rp200 triliun ke pasar. Efeknya langsung terasa: suku bunga pasar uang antarbank overnight (PUAB O/N) turun signifikan, dan pada 25 September 2025 tercatat menembus di bawah 4 persen—pertama kalinya sejak Oktober 2022. “Pelonggaran likuiditas dalam perekonomian ini akan meningkatkan minat investor terhadap lelang SBN,” jelasnya. 

    Lebih jauh, ia menambahkan, penguatan rupiah di awal pekan turut memberi dorongan pada pasar obligasi. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat melemah ke level 6,38 persen pada perdagangan kemarin. 

    Momentum Pertumbuhan Likuiditas Bank Indonesia melaporkan peningkatan signifikan pada likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2025. Pertumbuhan M2 tercatat 7,6 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibanding Juli 2025 yang hanya mencapai 6,6 persen yoy, dengan total nilai menembus Rp9.657,1 triliun. 

    Kenaikan ini terutama dipicu oleh laju pertumbuhan uang beredar sempit (M1) yang melesat 10,5 persen yoy, serta peningkatan uang kuasi sebesar 5,6 persen yoy. Dalam rilis resminya, Selasa, 23 September 2025, bank sentral menegaskan bahwa geliat ini menandakan terjaganya momentum pertumbuhan likuiditas di tengah dinamika ekonomi global. 

    Sejumlah faktor menjadi motor penggerak perkembangan M2 pada periode tersebut. Aktiva luar negeri bersih mencatat pertumbuhan 10,7 persen yoy, melampaui capaian Juli 2025 yang berada di level 7,3 persen yoy, dengan nilai total mencapai Rp2.024,9 triliun. 

    Dari sisi domestik, penyaluran kredit tumbuh stabil di angka 7,0 persen yoy, meningkat tipis dibanding pertumbuhan 6,7 persen yoy pada bulan sebelumnya. 

    Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat berbalik positif dengan pertumbuhan 5,0 persen yoy setelah pada Juli sempat mengalami kontraksi hingga 6,2 persen. Perkembangan ini memperlihatkan peran simultan likuiditas global, sektor kredit, dan aktivitas fiskal pemerintah dalam menopang perputaran uang di dalam negeri. 

    Bank Indonesia menegaskan akan terus menjaga keseimbangan moneter demi memastikan stabilitas sistem keuangan sekaligus mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.