KABARBURSA.COM - Langkah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengakuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS) bisa menjadi katalis positif bagi saham BBTN.
Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer memperkirakan valuasi dan pergerakan harga saham BBTN bakal tersengat positif imbas aksi akusisi BVIS.
Menurut Khaer, langkah ini cukup strategis, apalagi jika BTN mampu mengeksekusi dengan baik yang pada akhirnya bisa menjadi sentimen positif bagi perusahaan.
"Terutama karena sektor keuangan syariah saat ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan para pelaku pasar," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 14 Juni 2025.
Ditambah lagi, kata Khaer, potensi pertumbuhan Bank Umum Syariah (BUS) BTN ke depan cukup menarik, terutama jika mampu menangkap pasar pembiayaan syariah perumahan yang saat ini masih cukup luas.
Lebih jauh ia menjelaskan, akuisisi BVIS oleh BTN ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk mengakselerasi pembentukan Unit Usaha Syariah UUS) menjadi BUS. Langkah ini penting karena BTN berencana melakukan spin-off BTN Syariah menjadi entitas mandiri pada paruh kedua 2025 (2H25).
"Dengan mengakuisisi BVIS yang sudah memiliki izin bank syariah, ini akan mempermudah proses tersebut dan tentunya Ini bisa menjadi katalis positif yang mendukung ekspansi bisnis syariah BTN dan memperluas portofolio layanan keuangan mereka, " pungkasnya.
Kinerja Saham BBTN
Mengutip Stockbit, Sabtu, 14 Juni 2025, saham BBTN menunjukkan performa yang fluktuatif dalam beberapa periode terakhir. Dari sisi pergerakan harga, saham BBTN mencatatkan kenaikan sebesar 1,31 persen dalam seminggu terakhir dan 0,87 persen selama sebulan.
Namun lonjakan tajam terlihat dalam rentang tiga bulan terakhir, di mana harga saham melonjak 39,76 persen. Sayangnya, performa dalam enam bulan dan satu tahun terakhir masih negatif masing-masing -4,13 persen dan -6,45 persen.
Bahkan harga saham BBTN anjlok 18,14 persen dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, dalam lima dan sepuluh tahun terakhir, saham BBTN masih memberikan return positif sebesar 6,91 persen.
Harga saham BBTN sendiri sempat menyentuh level tertinggi Rp1.545 dan terendah Rp755 dalam 52 minggu terakhir, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi.
Dari sisi fundamental, Return on Assets (ROA) BBTN tercatat 0,65 persen sementara Return on Equity (ROE) sebesar 9,10 persen. Margin keuntungan perusahaan terlihat cukup solid, dengan Gross Profit Margin kuartalan sebesar 46 persen, Operating Profit Margin 12,81 persen, dan Net Profit Margin sebesar 11,01 persen.
Tingkat solvabilitas perusahaan terpantau sehat, dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berada di level konservatif 0,41.
Tujuan BTN Akusisi BVIS
Sementara itu Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu akusisi BVIS merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk melakukan pemisahan UUS sesuai mandat regulasi dan ketentuan OJK.
Menurutnya engan akuisisi ini, BTN memiliki entitas syariah tersendiri dan dapat melakukan spin-off UUS melalui integrasi dengan BVIS.
"Tujuan utama akuisisi adalah memperkuat peran BTN di sektor perbankan syariah, sekaligus mendorong transformasi digital, tata kelola, dan model bisnis syariah yang lebih progresif dan mandiri," jelasnya dalam jawaban tertulis kepada Kabarbursa.com, Jumat, 13 Juni 2025.
Nixon menyebut, BTN menargetkan bank syariah hasil spin-off menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia dengan pendekatan digital-first dan layanan yang lebih inklusif.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.