KABARBURSA.COM – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membidik fokus mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Langkah ini dijalankan dengan membentuk Tim Kelompok Kerja Aksi Iklim.
Staf Ahli Menteri Bidang Kawasan dan Lingkungan Kemenhub, Djarot Tri Wardhono, mengatakan, aksi tim tersebut nantinya akan memperkuat komitmen dan keseriusan Kemenhub dalam implementasi aksi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor transportasi.
Ia menambahkan, melalui pembentukan Pokja ini diharapkan dapat dirumuskan komitmen dan target transportasi yang lebih terukur sehingga hal ini dapat direalisasikan dalam upaya pengendalian GRK di sektor transportasi.
“Kami harapkan dukungan dan kerja sama anggota Pokja serta stakeholder operator transportasi terkait dalam implementasinya," kata Djarot, dilansir laman Kemenhub, Jumat, 13 September 2024.
Djarot menuturkan, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada inventarisasi emisi GRK Nasional untuk tahun 2022 tercatat bahwa emisi GRK transportasi adalah sebesar 159 juta ton CO2 atau sekitar 21,85 persen dari total emisi GRK di sektor energi.
“Tindak lanjut pengendalian GRK ini dirasa sangat penting mengingat sektor transportasi memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pengendalian GRK Indonesia,” tukasnya.
Total Emisi GRK Transportasi
Adapun Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kemenhub Pandu Yunianto menuturkan, dari total emisi GRK transportasi, sekitar 94,69 persen disumbang oleh emisi transportasi darat dan sebagian emisi kereta api (KA).
Sementara, sebanyak 5,21 persen disumbang oleh emisi transportasi udara, dan sisanya adalah emisi transportasi laut. Untuk itu, aksi lanjut akan difokuskan pada pengendalian emisi sektor darat dan perkeretaapian.
"Saat ini telah terdapat penyusunan inventarisasi GRK dan penyusunan tools monitoringnya untuk transportasi darat dan sedang berprogres untuk penyusunan inventarsasi GRK sub sektor perkeretaapian," ucap Pandu.
Selain itu, Kemenhub juga melakukan program kemitraan dengan Pemerintah Kerajaan Ingrris. Program Kemitraan ini bernama UK Partnership for Accelerating Climate Transition Indonesia atau UK PACT.
UK PACT akan memberikan dukungan, mendorong penerapan, serta peningkatan target ambisi iklim di Indonesia. Program UK PACT di Indonesia berfokus kepada tiga sektor, yakni energi, kebijakan rendah karbon, dan mobilitas berkelanjutan.
“Program ini diimplementasikan oleh konsorsium yang dipimpin oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia,” kata Pandu.
Pemerintah Indonesia sendiri telah berkomitmen menurunkan emisi GRK pada tahun 2030 yang tertuang dalam Dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution Indonesia (ENDC).
Saat ini di level nasional sedang terdapat pembahasan roadmap/peta jalan ENDC sekaligus mempersiapkan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) untuk tahun 2031-2035.
Konektivitas dan Aksesibilitas
Namun demikian, sebelumnya, Kemenhub berkomitmen untuk memperkuat konektivitas dan aksesibilitas di seluruh Indonesia melalui pembangunan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan, guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta pemerataan pembangunan di berbagai daerah.
“Secara konsisten, Kementerian Perhubungan telah menjalankan arahan Presiden (Joko Widodo) agar pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi dapat menghubungkan antar kawasan dan wilayah,” kata Sekretaris Jenderal Kemenhub, Novie Riyanto.
Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, memperluas akses masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ini termasuk penyediaan angkutan perintis di daerah terpencil, terluar, dan perbatasan, serta pengembangan angkutan umum perkotaan yang modern dan terintegrasi.
Sejak 2015 hingga 2024, Kemenhub telah menyelesaikan 45 proyek strategis nasional. Salah satu program unggulan adalah subsidi angkutan tol laut, yang berhasil menekan disparitas harga barang di daerah terpencil, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3TP). Hingga saat ini, terdapat 39 rute tol laut, 41 rute pelabuhan yang saling terhubung, serta lebih dari 40 rute jembatan udara di seluruh Indonesia.
Di wilayah perkotaan, Kemenhub mengembangkan transportasi publik yang modern dan terintegrasi dengan prinsip berkelanjutan, seperti Lintas Raya Terpadu (LRT) tanpa masinis, Kereta Cepat Jakarta-Bandung “Whoosh” sebagai teknologi kereta cepat pertama di Asia Tenggara, serta Moda Raya Terpadu (MRT) yang menyediakan alternatif transportasi nyaman dan efisien.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub berupaya mengoptimalkan trayek kapal rede demi meningkatkan konektivitas dan layanan kepada masyarakat di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).
“Untuk mengoptimalkan konektivitas transportasi laut bagi masyarakat di daerah 3TP serta yang belum terakomodir oleh angkutan perintis, kami terus mendorong penyelenggaraan angkutan perairan di pelabuhan dengan melakukan optimalisasi trayek-trayek kapal rede,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Hartanto.
Menurut Hartanto, kapal rede berfungsi sebagai penghubung menuju pelabuhan-pelabuhan atau tempat-tempat yang tidak dapat disinggahi oleh kapal utama karena keterbatasan fasilitas pelabuhan atau faktor lainnya. (*)