KABARBURSA.COM - Kondisi iklim global yang semakin mengkhawatirkan menuntut negara-negara di dunia untuk segera melakukan transisi energi. Isu perubahan iklim kini menjadi fokus utama, sehingga energi baru dan terbarukan (EBT) semakin dianggap sebagai solusi jangka panjang yang menjanjikan.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah emiten mulai menggarap sektor ini karena potensi besar yang dimilikinya. Bahkan, beberapa perusahaan batu bara telah mulai beralih ke energi hijau melalui diversifikasi usaha.
Salah satu pemain utama adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Perusahaan yang dipimpin oleh Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid ini berfokus pada penyediaan energi bersih untuk mendukung transisi Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE).
Selain Indika, ada juga PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Perusahaan ini melakukan diversifikasi bisnis ke sektor energi terbarukan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan kapasitas 70 MW.
Dalam proyek tersebut, Adaro melalui anak usahanya, PT Adaro Power, bekerja sama dengan Total Eren. Mereka memenangkan tender dengan penawaran harga listrik per kWh terendah yang pernah ada dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia, bekerja sama dengan PT PLN (Persero).
Berikut adalah daftar emiten lainnya yang tengah fokus menggarap energi terbarukan di Indonesia:
1. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
[caption id="attachment_87032" align="alignnone" width="771"] Patrick PT TBS Energi Utama Tbk. Foto: Dok. TOBA.[/caption]
Setelah sukses mengembangkan tiga tambang batu bara, PT TBS Energi Utama Tbk mulai beralih dengan diversifikasi ke sektor pembangkit listrik untuk menciptakan pendapatan yang lebih berkelanjutan. Perusahaan ini mulai membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai bagian dari transformasi menjadi perusahaan energi terintegrasi.
TBS semakin serius mengarahkan transformasinya ke bisnis hijau dan energi bersih. Keuntungan dari sektor bahan bakar fosil dialihkan untuk investasi ke bisnis hijau yang inovatif di seluruh Indonesia.
Salah satu langkah besar TBS adalah masuk ke bisnis sepeda motor listrik, yang sesuai dengan peta jalan perusahaan untuk mengembangkan energi bersih hingga 2030. Pada 2021, TBS bekerja sama dengan Grup GoTo mendirikan PT Energi Kreasi Bersama, dengan brand ‘Electrum’, untuk mengembangkan bisnis sepeda motor listrik secara terintegrasi.
2. PT Indika Energy Tbk (INDY)
[caption id="attachment_87034" align="alignnone" width="762"] Pembangunan proyek energi oleh PT Indika Energy Tbk yang menunjukkan salah satu fasilitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Indika Energy terus memperluas portofolio energinya dengan fokus pada pengurangan emisi karbon dan pengembangan sumber energi berkelanjutan di Indonesia. Foto: Dok. INDY.[/caption]
PT Indika Energy Tbk menargetkan mencapai net zero emisi pada 2050. Perusahaan ini juga menargetkan 50 persen pendapatannya berasal dari sektor non-batu bara pada 2025.
Indika telah memulai diversifikasi bisnisnya ke sektor energi berkelanjutan. Pada 22 September 2022, melalui anak usaha PT Mitra Motor Group (MMG), Indika mendirikan perusahaan patungan dengan Foxteq Singapore Pte Ltd yang dinamakan PT Foxconn Indika Motor (FIM).
Selain itu, Indika juga membentuk usaha patungan bernama PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) bersama Fourth Partner Energy (4PEL) dari India. Perusahaan ini fokus menyediakan solusi energi terbarukan untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.
Untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara, Indika juga memiliki Indika Multi Properti dengan lebih dari 170 ribu hektar konsesi hutan tanaman industri di Kalimantan. Rencananya, area ini akan dikembangkan untuk produksi wood pellet sebagai biomassa dan carbon offset.
3. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN)
[caption id="attachment_87037" align="alignnone" width="760"] Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pakkat yang dikelola oleh Encana Energy. Fasilitas ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia, berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan energi bersih bagi masyarakat dan industri. Terlihat tim teknisi berada di depan bangunan utama PLTA dengan latar belakang aliran air terjun yang mendukung operasional pembangkit listrik. Foto: Dok. KEEN.[/caption]
PT Kencana Energi Lestari Tbk adalah pemain utama di sektor energi terbarukan Indonesia. Melalui anak perusahaannya, Kencana menghasilkan energi baru terbarukan untuk kebutuhan industri dan rumah tangga.
Perusahaan ini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sumatera Utara, Bengkulu, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) di Toraja Utara. Selain itu, Kencana juga menjalankan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Bangka Belitung.
Saat ini, Kencana sedang mengembangkan PLTMH Ordi Hulu di Sumatera Utara serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bangka Belitung. Rencananya, mereka akan memperluas jangkauan bisnis ke Sumatera dan Sulawesi.
4. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)
[caption id="attachment_87043" align="alignnone" width="778"] Pabrik PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY).[/caption]
Berdiri sejak 2008, PT Sky Energy Indonesia Tbk fokus pada pengembangan energi terbarukan. Perusahaan ini memproduksi dan menjual modul surya untuk rumah, sektor komersial, dan pemerintahan di seluruh dunia.
Produk mereka mencakup panel surya polikristalin, monokristalin, dan fleksibel, serta perangkat surya portabel, lampu LED, dan sistem penyimpanan energi. Sky Energy juga terlibat dalam desain, instalasi, serta pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya.
5. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
[caption id="attachment_87047" align="alignnone" width="777"] Fasilitas pembangkit listrik tenaga angin yang menjadi salah satu upaya Barito Renewables dalam mendukung transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon di Tanah Air. Foto: BREN.[/caption]
Saat ini, perusahaan mengelola tiga aset panas bumi di Jawa Barat dengan kapasitas total 886 MW, yang mencakup sekitar 38 persen pangsa pasar tenaga panas bumius pada strategi jangka panjang untuk menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan dengan emisi yang lebih rendah.
Operasional Barito Renewables dimulai melalui anak usahanya, Star Energy Geothermal Group, produsen listrik tenaga panas bumi terdepan di Indonesia. Saat ini, perusahaan mengelola tiga aset panas bumi di Jawa Barat dengan kapasitas total 886 MW, yang mencakup sekitar 38 persen pangsa pasar tenaga panas bumi di Indonesia.
6. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
[caption id="attachment_87052" align="alignnone" width="780"] Pembangkit listrik yang dioperasikan oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. Foto: DSSA[/caption]
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mulai menjajaki peluang kerja sama di sektor energi surya. Melalui anak usahanya, PT Daya Anugerah Sejati Utama, DSSA menandatangani Nota Kesepahaman dengan Trina Solar Co. Ltd, PT Indonesia Power, dan PT Agra Surya Investindo. Kerja sama ini bertujuan untuk merencanakan, membangun, membiayai, serta mengoperasikan pabrik sel dan modul fotovoltaik surya.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 1 GW per tahun untuk sel dan modul fotovoltaik surya, dengan fokus pemasaran di Indonesia.
7. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)
[caption id="attachment_87054" align="alignnone" width="767"] Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) yang dikelola oleh PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Fasilitas ini merupakan bagian dari upaya ARKO dalam memanfaatkan energi terbarukan di Indonesia. Foto: ARKO.[/caption]
PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) berkomitmen memperluas portofolio proyek energi terbarukan, dengan visi menjadi pemimpin dalam pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Arkora berfokus pada pengembangan potensi energi terbarukan di Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan membangun masa depan yang berkelanjutan.
Arkora mengelola pembangkit listrik tenaga air tipe run-of-river, yang memanfaatkan aliran sungai tanpa memerlukan banyak penyimpanan air. Saat ini, Arkora sudah memiliki kapasitas terpasang sebesar 17,4 MW yang beroperasi, dan 15,4 MW lainnya dalam tahap pembangunan. Targetnya, Arkora ingin mencapai total 200 MW pembangkit listrik tenaga air pada 2025, melalui pengembangan organik dan akuisisi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.