Logo
>

Dukung Energi Bersih, TBS Energi Jual Dua Aset PLTU Senilai USD 144,8 Juta

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Dukung Energi Bersih, TBS Energi Jual Dua Aset PLTU Senilai USD 144,8 Juta

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT TBS Energi Utama Tbk resmi mendivestasi dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas total 200 MW dengan nilai transaksi mencapai USD 144,8 juta. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perseroan untuk mewujudkan target netralitas karbon pada tahun 2030.

    Direktur PT TBS Energi Utama, Juli Oktarina, menyatakan bahwa hasil dari divestasi ini akan dialokasikan untuk investasi di sektor-sektor berkelanjutan, memperkuat struktur permodalan, serta rencana pembelian kembali saham untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa 8 Oktober 2024.

    Proses divestasi dilakukan melalui penjualan seluruh kepemilikan saham TBS di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP). Menurut Juli, nilai penjualan ini lebih tinggi dibandingkan dengan total investasi yang telah ditanamkan perseroan untuk pembangunan kedua PLTU tersebut, yakni sekitar USD 87,4 juta. Dengan transaksi ini, TBS akan memperoleh keuntungan kas di samping dividen yang telah diterima selama masa operasional PLTU.

    Namun, dari sudut pandang pencatatan akuntansi, perseroan akan membukukan kerugian non-kas sekitar USD 77 juta. Juli menjelaskan, kerugian ini muncul karena ketentuan standar akuntansi PSAK yang mewajibkan pengakuan pendapatan konstruksi pembangkit dan transmisi IPP (Independent Power Producer) dengan skema Build Own Operate Transfer (BOOT) selama periode Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) 25 tahun. Alhasil, nilai aset yang tercatat di buku mencakup pendapatan masa depan yang belum ditagihkan ke PLN.

    Lebih lanjut, Juli menambahkan bahwa transaksi ini akan memungkinkan TBS untuk mengurangi utang konsolidasi sebesar lebih dari 70 persen, memberikan fleksibilitas lebih bagi perseroan untuk berinvestasi di sektor-sektor keberlanjutan, termasuk energi baru terbarukan, ekosistem kendaraan listrik, serta pengelolaan limbah.

    Dari sisi lingkungan, divestasi ini diproyeksikan akan memangkas emisi karbon TBS lebih dari 80 persen atau sekitar 1,3 juta ton CO2 setara (tCO2e) per tahun, berdasarkan metodologi protokol GHG yang telah divalidasi melalui proses pre-assurance oleh auditor eksternal.

    "Transaksi ini mempertegas posisi TBS sebagai pelopor di antara sedikit perusahaan terkemuka di Indonesia yang berkomitmen mencapai netralitas karbon. Bersama dengan divestasi tidak langsung saham di PT Paiton Energy pada 2021, kami mencatatkan keuntungan total lebih dari USD 100 juta, yang telah dan akan terus diinvestasikan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan," pungkas Juli.

    Nilai Tambah Manufaktur

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus fokus dalam meningkatkan nilai tambah manufaktur di Indonesia, salah satunya ditempuh dengan berpedoman pada prinsip-prinsip industri hijau yang berkelanjutan untuk menciptakan masa depan tanpa karbon.

    Kemenperin menargetkan industri manufaktur di Indonesia dapat mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, sepuluh tahun lebih awal dari target nasional tahun 2060.

    Apabila dibandingkan dengan negara peers di dunia, Indonesia berada pada peringkat ke-12 Leading Manufacturing Countries di dunia pada tahun 2023, di atas Rusia dan Turki. Selain itu, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD255 miliar, meningkat USD14 miliar (5,83 persen) dari nilai MVA Indonesia pada tahun 2022.

    Selama lima tahun terakhir (2019-2023), Nilai MVA Indonesia terus menunjukkan peningkatan dengan tren sebesar 4,47 persen. Tren MVA Indonesia ini berhasil mengungguli Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea, Prancis, dan Inggris.

    “Upaya penerapan prinsip-prinsip industri hijau di Indonesia terlihat perkembangannya dari data The Green Future Index 2023. Indonesia berada di peringkat ke-49 dunia sebagai negara yang bertransisi menuju energi, industri, pertanian, dan masyarakat yang ramah lingkungan melalui investasi pada energi terbarukan, inovasi, dan kebijakan ramah lingkungan. Peringkat Indonesia ini naik 21 peringkat dari posisi 70 di tahun 2022,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS), di Jakarta, Kamis, 19 September 2024.

    Upaya dekarbonisasi sektor industri tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak, khususnya dari para pelaku industri. Kemenperin memberikan apresiasi kepada sembilan asosiasi industri atas deklarasi dukungan mereka dalam mencapai target NZE pada tahun 2050.

    Asosiasi Subsektor Industri

    Asosiasi-asosiasi tersebut mewakili subsektor industri yang menjadi prioritas dekarbonisasi, meliputi Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) dan Asosisasi Semen Indonesia (ASI), serta asosiasi-asosiasi lainnya, terdiri dari Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI), serta Indonesia Iron and Steel Association (IISIA).

    “Tentunya kami juga mengharapkan dukungan dari seluruh subsektor industri lainnya dalam mendukung pencapaian target penurunan emisi sektor industri hingga mencapai Net Zero Emission di tahun 2050,” ujar Menperin.

    AIGIS yang digelar perdana pada tahun 2024 mengambil tema “Transformation into Greener Industry for Sustainable Economy” dan merupakan langkah awal yang mengukuhkan komitmen Kemenperin dalam memperkuat ekosistem untuk memfasilitasi transformasi industri hijau tanah air melalui berbagai inovasi yang mendukung percepatan dekarbonisasi.

    Dengan fokus pada inovasi, strategi dekarbonisasi industri, pengembangan teknologi ramah lingkungan dan potensi pembiayaan hijau, AIGIS dirancang untuk memfasilitasi diskusi tentang percepatan pencapaian target NZE di sektor industri pada tahun 2050.

    Agus menjelaskan, dalam ekosistem tersebut juga akan dikembangkan opsi pembiayaan hijau,  yaitu Green Industry Service Company (GISCO), untuk membantu perusahaan dalam pendanaan, perancangan, dan implementasi teknologi hijau di perusahaan.

    “Sehingga, peran pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, tidak hanya menetapkan regulasi yang akan memaksa pelaku industri untuk bertransformasi menuju industri hijau, namun juga hadir memberikan solusi untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku industri,” ungkap Agus.

    Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin Andi Rizaldi menjelaskan, Rangkaian acara AIGIS 2024 terdiri dari penyerahan Sertifikat Industri Hijau, penganugerahan Penghargaan Industri Hijau kepada industri dengan kinerja terbaik, serta peluncuran Peta Jalan Dekarbonisasi Sektor Industri dan Peta Jalan Perdagangan Karbon Sektor Industri.

    “Selain itu, untuk mempermudah proses sertifikasi Kementerian Perindustrian juga melakukan kickoff pengembangan Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi Industri Hijau atau SELASIH,” kata Andi.

    Dalam kegiatan ini, Kemenperin juga memperkenalkan beberapa kebijakan yang tengah dipersiapkan terkait pelaporan emisi, Batas Atas Emisi (BAE), dan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) sektor industri yang merupakan langkah penting dalam mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca serta transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

    Promosi Industri Hijau

    Selanjutnya, Kemenperin juga menandatangani pernyataan komitmen bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia untuk mendukung keberlanjutan AIGIS sebagai forum tahunan yang mempromosikan industri hijau di Indonesia.

    Dalam pernyataan komitmen bersama ini, WRI Indonesia sebagai lembaga riset independen untuk isu keberlanjutan lingkungan  ditunjuk menjadi mitra strategis Kemenperin dalam mengembangkan konsep, implementasi, dan tindak lanjut kegiatan, serta memperkuat landasan kolaborasi untuk mempercepat transisi menuju industri hijau yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    “WRI Indonesia siap mendukung keberlanjutan dan mengawal komitmen Kementerian Perindustrian dalam mendorong transformasi industri hijau di Indonesia lewat rekomendasi kebijakan dan penyusunan panduan berbasis data dan penelitian. Kami bangga dapat mendukung keberlanjutan inisiatif ini lewat kolaborasi untuk penyelenggaraan AIGIS di tahun-tahun yang akan datang dan siap mendukung dengan keahlian teknis, sumber daya, dan penelitian terbaru dalam bidang industri hijau,” kata Nirarta Samadhi selaku Country Director WRI Indonesia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.