Logo
>

Maximo, Robot Pemasang Panel Surya Berteknologi AI yang Bantu Tingkatkan Efisiensi

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Maximo, Robot Pemasang Panel Surya Berteknologi AI yang Bantu Tingkatkan Efisiensi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sebuah terobosan baru dalam pemasangan panel surya datang dari AES Corporation, sebuah perusahaan energi yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Mereka memperkenalkan robot pemasang panel surya berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama Maximo. Robot ini bekerja berdampingan dengan tim manusia untuk mempercepat proses konstruksi proyek energi surya.

    Wakil Presiden Manajemen Proyek AES, Ron Rodrique, mengatakan Maximo dirancang untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan keamanan dalam pemasangan panel surya. Robot ini mampu secara otomatis menempatkan dan memasang modul surya, yang sering kali memiliki berat lebih dari 27 kilogram. Pekerjaan ini, jika dilakukan manual, mengharuskan pekerja mengangkat beban berat ratusan kali selama proyek berlangsung.

    “Maximo mengurangi beban fisik berat yang harus dihadapi para pekerja, sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan dan berkelanjutan,” ujar Rodrique, dikutip dari Renewable Energy World, Rabu, 25 September 2024.

    Chief Product Officer AES, Chris Shelton, mengatakan pihaknya sangat antusias memperkenalkan Maximo dengan tujuan memperkuat tenaga kerja yang bertugas mendistribusikan energi bersih. “Tujuan kami adalah memperkuat tenaga kerja yang mendistribusikan energi bersih,” katanya.

    [caption id="attachment_87077" align="alignnone" width="766"] Robot Maximo.[/caption]

    Meskipun Maximo membantu proses pemasangan, AES menegaskan robot ini tidak akan menggantikan pekerja manusia. Hingga saat ini, Maximo telah berhasil memasang hampir 10 MW tenaga surya dan diproyeksikan mampu memasang 100 MW hingga tahun 2025. Sebelumnya, Maximo berperan dalam proyek Oak Ridge Solar di Louisiana, AS, untuk mendukung operasional Amazon.

    Robot ini dikembangkan dan dimiliki oleh AES, dengan menggunakan teknologi dari Amazon Web Services (AWS). Salah satu alat yang digunakan adalah AWS RoboMaker, layanan simulasi berbasis cloud yang memungkinkan pengembang robot menjalankan dan mengotomatisasi simulasi.

    Dalam tiga tahun ke depan, AES berencana menggunakan Maximo untuk mengerjakan backlog dan proyek energi surya hingga 5 GW. Salah satu proyek besarnya adalah proyek Bellefield di Kern County, California, yang merupakan proyek tenaga surya terbesar di AS dengan kapasitas 2 GW.

    “Permintaan energi meningkat pesat, terutama karena perkembangan AI dan pusat data. Inovasi seperti Maximo sangat penting untuk mempercepat penyelesaian proyek dengan lebih efisien,” kata CEO AES, Andres Gluski.

    Menurut AES, Maximo mampu memasang panel surya dengan setengah waktu dan setengah biaya dibandingkan metode konvensional. Selain mempercepat proyek, Maximo juga menciptakan lapangan kerja baru di bidang teknologi tinggi. AES berharap teknologi otomatisasi ini justru akan membuka peluang kerja bagi lebih banyak orang, bukan sebaliknya.

    [caption id="attachment_87078" align="alignnone" width="773"] Robot Maximo tengah mengerjakan Pemasangan panel surya.[/caption]

    Shelton menegaskan, “Kami tidak ingin menggantikan tenaga manusia, justru sebaliknya—kami ingin menarik lebih banyak pekerja ke sektor ini.”

    Rodrique menambahkan, dengan adanya Maximo, pekerjaan menjadi lebih fokus pada pengendalian alat daripada pekerjaan fisik yang berat.

    Menurut laporan IEA, penambahan kapasitas surya global diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2035, yang juga berarti kebutuhan tenaga kerja akan hampir dua kali lipat. Saat ini, ada lebih dari 1 juta MW proyek surya berskala besar yang sedang dikembangkan.

    Shelton menyebutkan industri surya AS saat ini memasang sekitar 15.000 modul per jam, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 50.000 modul per jam pada tahun 2035. Untuk menghadapi pertumbuhan ini, AES akan terus memperbarui Maximo dan menambah jumlah robot yang diterjunkan di lapangan.

    Maximo telah diuji di berbagai proyek di AS dan terbukti dapat beroperasi dalam beragam iklim dan kondisi pencahayaan. Kepala Teknologi dan Inovasi Energi Terbarukan AES, Deise Yumi Asami, mengatakan Maximo terus belajar dari setiap modul yang dipasang untuk meningkatkan kinerja secara otomatis.

    “Maximo adalah alat yang membantu tenaga kerja konstruksi kami untuk bekerja lebih produktif dan menjaga sistem berjalan selama kami berada di lokasi,” kata Asami.

    Sementara Rodrique berkata, “Para pekerja menganggap Maximo sebagai teman kerja yang membantu menyelesaikan pekerjaan dengan efisien, dan aman.”

    Selain AES, beberapa perusahaan lain juga telah memperkenalkan solusi otomatisasi serupa untuk mempercepat proyek konstruksi surya. Terabase Energy dan Sarcos Technology and Robotics Corp. adalah dua perusahaan yang mengembangkan sistem otomatis untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan keamanan dalam konstruksi proyek energi surya.

    Terabase Energy, misalnya, menggunakan pabrik lapangan otomatis yang mampu memasang hingga 1 GW per tahun. Sementara itu, Sarcos mengembangkan robot dengan lengan mekanis yang membantu pekerja memasang panel surya satu per satu.

    Dengan semakin meningkatnya permintaan akan energi terbarukan, inovasi seperti Maximo akan menjadi kunci dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan membuka lebih banyak peluang kerja di sektor ini.

    Tantangan Pengembangan PLTS di Indonesia

    Sementara Maximo, robot AI dari AES, berhasil mempercepat pemasangan panel surya di berbagai proyek skala besar di luar negeri, situasi di Indonesia berbeda. Meskipun memiliki potensi besar untuk mendukung transisi energi terbarukan, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Tanah Air masih menghadapi berbagai kendala. Salah satunya adalah keterbatasan kapasitas terpasang akibat kelebihan pasokan listrik yang dialami PT PLN (Persero).

    Dalam ajang pameran Solartech Indonesia yang digelar di JIExpo, Jakarta, pada awal Maret 2023, sejumlah perusahaan penyedia sistem panel surya mengungkapkan bahwa hampir semua panel surya yang dipasang di Indonesia masih diimpor. Mayoritas produsen panel surya skala besar masih berasal dari luar negeri.

    “Adanya pembatasan kapasitas terpasang (PLTS atap) 15 persen, sejak 2022 membuatnya menurun hingga 50 persen,” kata Sales Engineer Sedayu Solar, Ilham Setiawan.

    Masalah ini juga menjadi topik utama dalam diskusi yang digelar oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) secara hibrida pada 21 Maret 2023. Dalam diskusi tersebut, lambatnya pertumbuhan PLTS di Indonesia menjadi perhatian penting.

    Wakil Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Andhika Prastawa, mengatakan PLTS atap sebenarnya memiliki teknologi dan model bisnis yang sederhana dan mudah diaplikasikan. Namun, perkembangan sektor ini sangat lambat dan membutuhkan intervensi lebih lanjut.

    Menurut Andhika, transisi energi tidak hanya perlu dibahas pada level makro, tetapi juga harus menyentuh aspek meso dan mikro. "Kita bisa membuat kebijakan yang lebih longgar agar PLTS atap bisa berkembang. Meski harus dijaga agar tidak menyebabkan kelebihan daya, peraturan bisa diubah setelah target tercapai," jelas Andhika.

    Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, kapasitas terpasang PLTS pada 2022 hanya mencapai 271,6 megawatt (MW), jauh di bawah target sebesar 893,3 MW. Penambahan kapasitas hanya sebesar 66,9 MW dari tahun sebelumnya, di mana kapasitas terpasang pada 2021 adalah 204,7 MW. Kementerian ESDM sendiri menargetkan kapasitas terpasang PLTS atap mencapai 3.600 MW pada 2025.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).