KABARBURSA.COM – Harga emas global diproyeksikan terus naik seiring memburuknya konflik militer Rusia–Ukraina dan sinyal pelonggaran kebijakan moneter AS. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga logam mulia bisa menembus USD 3.500 per troy ons pada pekan depan.
“Harga emas dunia hari ini sudah menyentuh level USD3.400 per troy ons. Ada kemungkinan besar minggu depan akan menuju ke level USD 3.450, dan bukan tidak mungkin akan mencapai USD3.500,” kata Ibrahim kepada awak media, Kamis, 5 Juni 2025.
Ia menjelaskan salah satu pemicu utama lonjakan harga emas adalah meningkatnya ketegangan militer antara Ukraina dan Rusia. Serangan udara besar-besaran Ukraina terhadap 41 unit pesawat tempur canggih milik Rusia dinilai sebagai eskalasi serius yang bisa memicu konflik terbuka di kawasan.
Ibrahim menambahkan, respons Rusia diperkirakan akan besar, apalagi beredar kabar bahwa Presiden Vladimir Putin telah menjalin komunikasi langsung dengan Donald Trump. Ia menilai ketegangan ini berpotensi berkembang menjadi konflik terbuka yang akan memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
“Situasi ini menjadi momok. Jika Rusia benar-benar membalas secara agresif, maka risiko geopolitik Eropa akan meningkat tajam. Dalam situasi penuh ketegangan seperti ini, emas akan terus menjadi pilihan utama investor global,” katanya.
Di luar faktor geopolitik, pelemahan ekonomi Amerika Serikat turut menopang reli harga emas. Ibrahim menyebut data ekonomi AS belakangan menunjukkan sinyal melambat, baik di sektor manufaktur maupun ketenagakerjaan.
“Kita melihat data ekonomi AS yang terus melemah, baik dari sektor manufaktur maupun ketenagakerjaan. Ini menjadi sinyal bahwa Bank Sentral AS—The Fed—kemungkinan besar akan memangkas suku bunga tahun ini,” jelas Ibrahim.
Ia juga mencermati pernyataan terbuka dari sejumlah pejabat bank sentral regional yang mengarah pada urgensi pelonggaran moneter demi menjaga pertumbuhan. "Ketika ekspektasi pemangkasan suku bunga menguat, dolar AS akan cenderung melemah. Dan ini tentu saja menjadi sentimen positif bagi emas," katanya.
Emas Diprediksi bisa Tembus USD3.950
Goldman Sachs, bank investasi asal Wall Street, beberapa waktu lalu memperbarui ramalannya terhadap emas. Mereka memproyeksikan harga emas bisa melesat hingga USD3.700 per ons troi di akhir 2025—naik dari proyeksi sebelumnya yang berada di level USD3.300. Bahkan dalam skenario optimistis, angka fantastis USD3.950 bukan hal yang mustahil untuk dicapai.
Dalam laporan yang dikutip Yahoo Finance, Goldman menyebut setidaknya ada dua faktor yang jadi bensin penggerak reli harga emas. Pertama, permintaan dari bank-bank sentral yang ternyata jauh lebih tinggi dari perkiraan. Kedua, aliran dana yang mengalir deras ke instrumen emas berbasis bursa (ETF).
“Jika resesi benar-benar terjadi, aliran dana ke ETF bisa makin cepat dan mendorong harga emas hingga USD3.880 per ons pada akhir tahun,” tulis Goldman Sachs.
Namun Goldman juga menyampaikan skenario sebaliknya. Jika pertumbuhan ekonomi global justru menguat akibat meredanya ketidakpastian kebijakan—misalnya dari sisi suku bunga—maka arus masuk ke ETF bisa melambat. Dalam skenario itu, harga emas diprediksi mendekati USD3.550 per ons saja di akhir tahun.
Dalam laporan yang sama, Goldman juga mengoreksi ke atas asumsi permintaan emas dari bank sentral. Angka pembelian bulanan kini diprediksi berada di kisaran 80 metrik ton per bulan, naik dari estimasi sebelumnya 70 ton.(*)