KABARBURSA.COM – PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk atau INET resmi melangkah ke tahap pelaksanaan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I).
Aksi korporasi ini menjadi salah satu right issue berskala besar di sektor infrastruktur digital, dengan rencana penerbitan hingga 12,8 miliar saham baru.
Direktur Utama Sinergi Inti Andalan Prima, Muhammad Arif, menyatakan bahwa perseroan telah menyampaikan jadwal pelaksanaan right issue kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring efektifnya pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Sehubungan dengan telah efektifnya Pernyataan Pendaftaran PMHMETD I PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan tertanggal 22 Desember 2025, bersama ini kami sampaikan jadwal perdagangan HMETD PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk,” ujar Muhammad Arif dalam keterbukaan informasi kepada BEI.
Bagi investor, skema right issue INET perlu dicermati dari sisi struktur dan skalanya. Perseroan menetapkan rasio HMETD sebesar 3 banding 4, yang berarti setiap pemegang tiga saham lama berhak memperoleh empat HMETD, dengan setiap satu HMETD memberikan hak untuk membeli satu saham baru. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp250 per saham, jauh di atas nilai nominal Rp10 per saham.
Right issue ini juga disertai penerbitan Waran Seri II. Setiap 50 saham hasil pelaksanaan PMHMETD I akan melekat sembilan waran, dengan harga pelaksanaan Rp300 per waran.
Waran tersebut memiliki periode pelaksanaan yang panjang, mulai 13 Juli 2026 hingga 13 Juli 2028, sehingga berpotensi menjadi instrumen tambahan bagi investor jangka menengah hingga panjang.
Dari sisi tujuan, dana hasil right issue yang ditargetkan mencapai Rp2,935 triliun akan digunakan untuk penyertaan modal kepada entitas anak, PT GPI.
Selanjutnya, dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH) serta kebutuhan modal kerja. Fokus penggunaan dana ini menempatkan right issue INET sebagai aksi ekspansi, bukan sekadar perbaikan likuiditas jangka pendek.
Investor juga perlu mencermati keberadaan pembeli siaga, yakni PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara. Kehadiran standby buyer ini berfungsi sebagai penopang apabila tidak seluruh HMETD diserap oleh pemegang saham lama, sekaligus memberikan kepastian atas realisasi penguatan modal perseroan.
Dari perspektif pasar, besarnya jumlah saham baru yang diterbitkan berimplikasi pada potensi dilusi kepemilikan bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi HMETD-nya.
Namun, bagi investor yang berpartisipasi, right issue ini membuka peluang untuk mempertahankan porsi kepemilikan sekaligus memperoleh eksposur tambahan ke strategi ekspansi jaringan digital INET.
Adapun jadwal pelaksanaan telah ditetapkan, dengan cum HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 2 Januari 2026, ex HMETD pada 5 Januari 2026, serta periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD berlangsung dari 8 hingga 22 Januari 2026.
Dengan struktur, harga, dan tujuan penggunaan dana yang telah dipaparkan, right issue INET menjadi agenda penting yang perlu dipahami investor sebelum mengambil keputusan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.