KABARBURSA.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeberkan ketertarikan asing yang terhadap sejumlah jalan tol yang dibangun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama sepuluh tahun atau dua periode pemerintahannya.
Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, mengungkapkan bahwa sejumlah calon investor asing menunjukkan minat yang tinggi. Namun, mereka masih menyampaikan beberapa pertimbangan yang meragukan.
"Pertimbangan investor (saat ini), namanya investor perlu kepastian ya," ujarnya di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis 1 Agustus 2024.
Menurut Endra, mayoritas calon investor asing lebih memilih proyek tol berbentuk brownfield, atau proyek yang sudah memiliki ekosistem dan fasilitas infrastruktur yang lengkap.
"Kalau di konstruksi (greenfield) itu ada ketidakpastian. Misalkan, ada masalah sosial, masalah tanah, begitu aja, dia (investor) tidak mau ribet sama itu," tuturnya.
Namun, yang menjadi pertanyaan, banyak pula investor yang tertarik pada proyek greenfield jalan tol. Salah satu contoh proyek yang dilirik adalah Jalan Tol Gilimanuk - Mengwi yang saat ini tengah dalam proses lelang ulang.
Meski tak merinci secara jelas, Endra menegaskan bahwa terdapat konsorsium investor asing yang mulai menaruh minatnya untuk menggarap proyek jalan tol terpanjang di Bali tersebut dari nol.
"Misalkan Tol Gilimanuk - Mengwi kan itu juga konsorsium dari banyak investor, termasuk dari luar. Itu investor minat di greenfield dari awal," pungkasnya.
Sebagai catatan, selama sepuluh tahun masa kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memfokuskan diri pada pengembangan berbagai proyek infrastruktur, termasuk jalan tol dan bendungan.
Tol: Salah Satu Proyek Paling Mencolok
Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S. Atmawidjaja, mengatakan, salah satu proyek infrastruktur yang paling mencolok adalah jalan tol.
Menurut dia, hingga akhir 2024, Kementerian PUPR telah melaporkan total panjang jalan tol yang dirancang dan dibangun selama era Jokowi mencapai 2.700 kilometer.
“Kalau jalan tol, sampai akhir tahun mudah-mudahan ada penambahan 2.700-an kilometer, terutama di Trans Sumatera dan IKN,” jelas Endra saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024.
Selain pembangunan jalan tol, lanjut Endra, Jokowi sangat memprioritaskan pembangunan bendungan sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kata Endra, dari 57 bendungan yang direncanakan, diharapkan mayoritas akan selesai dibangun pada tahun ini, dan empat di antaranya diperkirakan akan selesai setelah 2024.
“Tapi apakah empat bendungan ini mangkrak. Saya pastikan tidak, karena kita akan lanjutkan programnya. Ini program multi years contract yang kontraktor sudah ada, jadi berlanjut sampai awal 2025,” tuturnya.
Endra menyebutkan, secara kumulatif hingga saat ini Indonesia telah memiliki 229 bendungan yang beroperasi, tersebar di 18 provinsi serta 1,3 juta jaringan irigasi.
“Selama 10 tahun memimpin, bapak Presiden (Jokowi) tetap konsisten menjalankan visi besarnya, yakni membangun Indonesia dari pinggiran timur hingga barat Indonesia. Mulai dari wilayah 3T (terpencil, tertinggal, terluar) dan perbatasan,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Endra, di masa pemerintahan Jokowi sejumlah mega proyek pembangunan infrastruktur mengalami pencapaian yang signifikan, seperti pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), penambahan ruas jalan tol mencapai 2.143 km.
Katanya, pesatnya pembangunan jalan tol memberikan dampak positif yang langsung dirasakan oleh masyarakat seperti mengurangi biaya logistik.
Pembangunan lainnya yaitu membangun 27 bandara baru, mendirikan 295 pelabuhan besar dan kecil, hingga menghadirkan 39 trayek tol laut yang menyinggahi 115 pelabuhan dengan 1.070 kapal perintis.
Tak cukup, dalam kurun waktu 10 tahun Indonesia mampu menghadirkan moda transportasi modern mulai dari mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), hingga kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.
Kata Endra lagi, di era pemerintahan Jokowi juga berhasil membangun jalur kereta api baru sepanjang 1,683,44 km2, salah satunya membangun jalur kereta api pertama di pulau Sulawesi.
“Berhasil membangun 65.235 unit rumah susun, serta rehabilitasi dan renovasi 1,770 fasilitas pendidikan,” tuturnya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.