Logo
>

Bagaimana Perbankan Syariah Menyikapi Persoalan Blacklog Perumahan

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Bagaimana Perbankan Syariah Menyikapi Persoalan Blacklog Perumahan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kesenjangan antara ketersediaan rumah subsidi dengan minat masyarakat yang tak seimbang (blacklog) direspon oleh perbankan syariah.

    BCA Syariah menyatakan komitmennya untuk mendukung penyediaan rumah layak huni bagi semua golongan masyarakat dengan mengedepan prinsip-prinsip syariah.

    Sebagai informasi, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, angka backlog kepemilikan rumah secara nasional masih sangat tinggi, yaitu mencapai 9,9 juta rumah tangga.

    Selain itu, terdapat pula backlog Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang menyentuh angka 26,9 juta rumah tangga pada periode yang sama.

    Direktur BCA Syariah Prananta mengatakan bawa pihaknya berperan aktif sebagai intermediasi keuangan yang mendukung penyediaan rumah bagi masyarakat luas.

    "Sebagai lembaga intermediasi keuangan, kami memiliki beberapa solusi untuk kemudahan pembiayaan rumah, di antaranya dengan penyediaan akad yang beragam sesuai dengan kebutuhan pembiayaan," kata Prananta kepada Kabar Bursa, Kamis, 5 September 2024.

    Selain itu, dia juga mengatakan pihaknya menawarkan kemudahan angsuran dengan cicilan pasti hingga 15 tahun. Skema ini sangat cocok bagi kaum muda yang ingin memiliki rumah pertama.

    "Dengan kemudahan angsuran dan jangka waktu yang panjang, pembiayaan KPR iB cocok digunakan untuk kaum muda yang ingin memiliki rumah pertama," ujarnya.

    Lalu, apa yang dimaksud dengan KPR iB? 

    Prananta menjelaskan, pembiayaan KPR iB adalah pembelian tempat tinggal berdasarkan prinsip murabahah.

    "KPR iB BCA Syariah bisa untuk pembelian rumah ready stock, rumah inden (untuk developer yang sudah bekerjasama dengan BCA Syariah) atau take over KPR dengan cicilan ringan, pasti tanpa biaya-biaya di muka," jelas Prananta.

    Lanjut Prananta, pertumbuhan pembiayaan rumah di BCA Syariah tercatat sangat positif. Hingga Juli 2024, penyaluran pembiayaan KPR iB mencapai Rp987 miliar, meningkat tajam sebesar 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    "Artinya kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk BCA syariah semakin tinggi, terutama dalam konteks pembiayaan perumahan," imbuhnya.

    Kata Prananta melanjutkan, dengan ticket size KPR iB yang berkisar antara Rp700 juta hingga Rp800 juta, BCA Syariah optimis KPR iB akan tumbuh seiring dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keunggulan produk bank syariah.

    "Kami optimis pembiayaan KPR iB di BCA Syariah akan tetap tumbuh seiring dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keunggulan produk bank syariah," pungkasnya..

    Berikut yang dapat mengajukan KPR iB BCA Syariah:

    • Warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Indonesia
    • Karyawan dengan status tetap dan masa kerja minimal 2 tahun
    • Wiraswasta/profesional dengan minimal pengalaman 2 tahun.

    Dokumen yang diperlukan:

    • Dokumen pekerjaan/usahDokumen legalitas agunan (khusus untuk rumah ready stock)
    • Surat pemesanan/tanda jadi dari developer (khusus untuk rumah inden).

    Penambahan Kuota Rumah Subsidi tidak Sesuai

    Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Realestat Indonesia (REI) mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menambah kuota pembiayaan rumah subsidi atau FLPP 2024 menjadi 220.000 unit.

    Ketua Umum REI, Joko Suranto menjelaskan bahwa komitmen pemerintah menambah kuota FLPP ini dipercaya akan mendorong daya beli masyarakat untuk memiliki hunian.

    “Kita pasti mensyukuri dan terima kasih atas apa yang telah diputuskan. Ini, otomatis akan ada percepatan,” tuturnya.

    Meskipun begitu, lanjut Joko, penambahan kuota FLPP yang direalisasikan pemerintah ini masih berada di bawah usulan yang diajukan oleh REI agar dapat mencapai 225.000 unit.

    Dengan demikian, REI memproyeksi tambahan kuota yang disediakan akan terserap sepenuhnya pada November 2024.

    Berdasarkan rincian Joko, rata-rata serapan FLPP per bulan mencapai 16.000 unit. Mengacu pada asumsi tersebut, tambahan kuota FLPP sebanyak 34.000 yang diguyurkan pemerintah ini akan habis dalam dua bulan saja.

    "Jadi setidaknya di 34.000 itu bisa bertahan sampai bulan November 2024. Karena untuk Januari 2025 sudah ada anggaran baru, semoga itu tidak terlalu lama. Kalau misalkan, di akhir November tambahan FLPP habis. Berarti, hanya satu bulan itu kosongnya," pungkasnya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkap program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) diperkirakan akan memberikan dampak signifikan pada berbagai sektor ekonomi, terutama di sektor konstruksi. Ia menjelaskan bahwa pengembangan FLPP akan mempengaruhi sejumlah sektor secara luas.

    "ketika FLPP dibangun maka sektor-sektor yang terpengaruh apa saja, tentu saja sektor konstruksi, kemudian sektor perdagangan, karena juga terkait dengan bahan baku daripada pembangun perumahan tersebut,” kata Tauhid kepada Kabar Bursa, di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.

    Ia menambahkan, sektor konstruksi secara langsung terlibat dalam pembangunan perumahan, sementara sektor perdagangan terhubung melalui penyediaan bahan baku. Industri bahan bangunan juga akan mendapatkan dorongan karena meningkatnya permintaan.

    Lebih lanjut, Tauhid menjelaskan, bahwa sektor jasa keuangan juga akan terkena dampak karena FLPP memfasilitasi peminjaman atau kredit dalam sektor perumahan.

    "Sektor jasa keuangan memainkan peran penting dalam mendukung pembiayaan melalui kredit, yang mempengaruhi keseluruhan ekonomi. Dengan adanya FLPP, kita mengharapkan adanya dorongan positif bagi sektor-sektor tersebut," jelasnya.

    Namun, Budi juga menambahkan, bahwa pengaruh konkret dari FLPP masih perlu dihitung secara mendalam. “Kami belum menghitung secara pasti berapa besar dampak ekonomi dari alokasi FLPP, seperti berapa triliun yang dikucurkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika tren menunjukkan hasil yang positif, ini akan menjadi hal yang sangat baik,” kata Tauhid.

    Sementara itu, Tauhid mengungkapkan keyakinannya bahwa dampak positif dari FLPP akan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat sektor-sektor terkait.

    "Jadi kalau misalnya katakanlah FLPP dikucurkan persekian triliun, multipiris, berapa besar kepertumbuhan, nah itu yang saya kira kalau trend katakanlah ternyata positif," imbuhnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.