KABARBURSA.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengusulkan anggaran sebesar Rp20,2 triliun untuk bantuan pangan masyarakat pada tahun 2025. Usulan ini mencakup distribusi beras sebanyak 10 kilogram untuk 22,04 juta keluarga penerima manfaat (KPM) serta 1,4 juta keluarga yang berisiko mengalami stunting (KRS).
"Di tahun depan, kami tetap mengusulkan anggaran sebesar Rp20,2 triliun untuk bantuan pangan masyarakat," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy di Jakarta, Senin, 29 Juli 2024.
Ia menambahkan bahwa keputusan akhir mengenai anggaran ini masih menunggu pertimbangan dari pemerintah, khususnya terkait dengan kondisi keuangan negara.
Sarwo Edhy juga menjelaskan bahwa program bantuan pangan beras 10 kilogram ini akan dilanjutkan pada tahun depan dengan jadwal distribusi yang mirip dengan tahun ini, yakni tahap pertama pada periode Januari hingga Juni, diikuti distribusi pada Agustus, Oktober, dan Desember.
Program bantuan pangan ini telah menunjukkan dampak signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juli 2024, program bantuan pangan, bersama dengan bantuan sosial lainnya, telah berkontribusi pada penurunan tingkat kemiskinan. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin mencapai 9,03 persen, turun 0,33 persen poin dari Maret 2023 dan 0,54 persen poin dari September 2022.
Pentingnya bantuan pangan beras menegaskan peran krusial pangan dalam kehidupan masyarakat, yang tidak bisa ditunda atau digantikan dengan barang lain. Program ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan bantalan ekonomi kepada masyarakat berpendapatan rendah dan mengendalikan inflasi di tengah tantangan ketahanan pangan yang kompleks.
Kolaborasi Makan Bergizi dengan B2SA Bapanas
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyambut baik kebijakan baru pemerintah yang akan meluncurkan program makan siang gratis.
"Kami sangat mendukung program makan siang gratis ini. Kami akan memastikan bahan baku seperti telur dan sayur tersedia dan terkoordinasi dengan baik, meski rincian lokasi pelaksanaannya masih akan ditentukan oleh pemerintah mendatang," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, di Jakarta, hari ini.
Bapanas sudah memiliki berbagai program yang sejalan dengan tujuan makan sehat, seperti Program Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) serta Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (GENIUS). Program B2SA bertujuan untuk mengubah pola makan masyarakat dari sekadar kenyang menjadi lebih sehat, sementara GENIUS fokus pada edukasi siswa mengenai pentingnya pola makan bergizi, serta mengurangi pemborosan makanan.
Sarwo Edhy menegaskan bahwa Bapanas akan memberikan dukungan penuh untuk pelaksanaan program makan siang gratis, sesuai dengan arahan dari pemerintah baru.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Anggaran ini merupakan bagian dari prioritas program presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran. Sri Mulyani menyebutkan bahwa pelaksanaan program ini akan dilakukan secara bertahap, dengan Rp71 triliun dialokasikan untuk tahun pertama.
Program MBG diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi dan mendukung upaya pengurangan kemiskinan serta pengendalian inflasi. Penyusunan RAPBN 2025 akan dilakukan mengikuti siklus yang diatur dalam UU Keuangan Negara dan akan dibahas bersama DPR untuk mendapatkan persetujuan.
Peta Ketersediaan Produksi
Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah memetakan potensi ketersediaan produksi, stok, dan importasi pangan untuk menghadapi dampak kemarau yang memengaruhi siklus produksi tanaman pangan pada semester kedua 2024.
Menurut Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, pemetaan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan dan pendistribusiannya ke seluruh wilayah hingga akhir tahun. "Kami fokus pada upaya menjaga ketersediaan pangan, termasuk distribusi ke seluruh daerah," ujar Maino di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Untuk mendukung kestabilan pasokan, Bapanas memperkuat cadangan pangan pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan seperti Perum Bulog dan ID FOOD. Bulog bertanggung jawab untuk memenuhi cadangan pangan komoditas utama seperti padi, jagung, dan kedelai, sementara ID FOOD menangani sisanya.
"Bulog di Nusa Tenggara Barat memiliki cadangan jagung sekitar 56 ribu ton. Ini adalah langkah awal untuk memastikan cadangan pangan pemerintah terutama untuk jagung," kata Maino.
Maino juga menjelaskan bahwa produksi jagung sering menurun pada periode Agustus hingga Desember, saat musim penghujan membuat petani lebih memilih menanam padi ketimbang jagung. Untuk mengantisipasi kenaikan harga jagung, cadangan jagung pemerintah yang disimpan oleh Bulog akan dikeluarkan saat harga melampaui batas acuan. "Langkah ini juga diterapkan untuk komoditas lain, termasuk ayam dan telur, guna pengendalian harga," tambahnya.
Bapanas memproyeksikan ketersediaan beras di Indonesia hingga Desember 2024 mencapai sekitar 39,8 juta ton. Proyeksi ini melibatkan realisasi impor sekitar 4,3 juta ton, ditambah dengan beras awal 4,1 juta ton dan produksi dalam negeri yang diperkirakan mencapai 31,5 juta ton. Dengan kebutuhan konsumsi beras tahunan sebesar 31,2 juta ton, atau sekitar 2,6 juta ton per bulan, proyeksi ini diharapkan cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa udara kering dan dingin dari Australia, yang mengurangi pembentukan awan di Indonesia, sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman.(*)