KABARBURSA.COM – PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) jalin kerja sama program pembiayaan vendor dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra). Program ini dijalankan untuk memastikan kelancaran proyek engineering, procurement, and construction (EPC).
Melalui kerja sama ini KB Bank menyediakan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja vendor yang direkomendasikan Tripatra.
“Kemitraan ini merupakan langkah strategis KB Bank untuk mendukung ekosistem bisnis yang inklusif dan produktif,” kata Wakil Direktur Utama KB Bank Robby Mondong dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Desember 2024.
Robby menjelaskan pihaknya akan membantu kebutuhan modal kerja bagi vendor-vendor yang membutuhkan agar proyek berjalan dengan efisien sekaligus memberi dampak positif terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sementara itu, Finance & Commercial Director Tripatra, Benny Joesoep, mengatakan pengalaman lebih dari setengah abad di bidang engineering memberikan keyakinan untuk bekerja sama dengan KB Bank.
“Bermitra dengan KB Bank akan semakin memperkuat upaya Tripatra dalam memberikan kontribusi untuk mendukung perkembangan industri energi nasional, khususnya di era transisi energi dan mempercepat hilirisasi,” ujar Benny.
KB Bank menawarkan pembiayaan dengan suku bunga kompetitif bagi vendor yang memenuhi kriteria kelayakan kredit dengan jangka waktu yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan rekomendasi dari Tripatra.
Kedua pihak berharap agar dapat terus bersinergi untuk mendukung keberlanjutan operasional proyek dan memperkuat kontribusi meningkatkan perekonomian Indonesia.
Raih Peringkat idAAA
Sebelumnya, KB Bank sukses meraih peringkat idAAA dengan outlook stabil dari lembaga pemeringkat independen PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Raihan tersebut menegaskan jika bank dengan kode emiten BBKP ini merupakan institusi keuangan yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang kuat dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
Direktur Utama KB Bank Tom Lee, mengatakan peringkat idAAA dari PEFINDO ini menunjukkan upaya perusahaan dalam mewujudkan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan telah on-track.
“Dengan dukungan penuh dari KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali, kami terus berkomitmen memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, serta menyediakan solusi perbankan terbaik bagi nasabah kami,” ujar dia dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Kinerja Keuangan BBKP
BBKP masih menghadapi tantangan berat di tahun 2024, meskipun menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kuartal ketiga. Laporan keuangan terbaru hingga 30 September 2024 mencatatkan laba bersih sebesar Rp444 miliar untuk kuartal III.
Angka ini cukup menggembirakan setelah kerugian Rp493 miliar di kuartal III tahun 2023. Namun, tekanan masih terlihat di kuartal lainnya. Pada kuartal pertama 2024, BBKP membukukan kerugian sebesar Rp827 miliar, lebih dalam dibandingkan kuartal pertama 2023 yang merugi Rp214 miliar.
Sementara itu, di kuartal kedua 2024, kerugian meningkat tajam menjadi Rp2,306 triliun, meskipun membaik dibandingkan kerugian Rp2,670 triliun pada kuartal kedua 2023.
Jika dilihat dari kinerja tahunan yang diannualisasi, BBKP mencatatkan kerugian sebesar Rp3,585 triliun hingga kuartal ketiga 2024. Angka ini menunjukkan penurunan dari kerugian tahunan sebesar Rp6,034 triliun yang tercatat pada tahun 2023.
Meskipun masih dalam tekanan, kapitalisasi pasar BBKP mencatatkan angka stabil sebesar Rp9,77 triliun. Nilai perusahaan atau enterprise value juga mencapai Rp11,382 triliun dengan jumlah saham beredar sebanyak 187,89 miliar lembar.
Performa keuangan BBKP yang masih bergejolak menunjukkan perlunya strategi pemulihan yang solid untuk menekan kerugian dan meningkatkan pendapatan.
Investor masih menantikan langkah strategis dari manajemen untuk mengembalikan kepercayaan pasar dan mendorong pertumbuhan positif di tengah tantangan ekonomi yang ada.
Sedangkan valuasi BBKP masih berada di zona negatif, mencerminkan tantangan yang dihadapi perseroan dalam membalikkan kondisi keuangan. Dengan price to earnings (PE) ratio tahunan sebesar -2,73 dan PE ratio trailing twelve months (TTM) sebesar -1,83, BBKP masih harus berjuang untuk membukukan laba yang konsisten.
Sebagai perbandingan, PE ratio IHSG TTM secara median berada di angka positif 6,91, menggambarkan perbedaan signifikan dalam kinerja dibandingkan rata-rata pasar.
Selain itu, earnings yield BBKP berada di level negatif 54,72 persen, menegaskan tekanan pendapatan yang terus berlanjut. Price to sales (TTM) tercatat di angka 1,82, yang menunjukkan valuasi pasar terhadap pendapatan perusahaan.
Dari sisi aset, BBKP memiliki price to book value sebesar 0,85. Angka ini bisa diartikan bahwa saham BBKP diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang berpotensi menarik bagi investor yang melihat peluang undervaluasi.
Dalam konteks arus kas, rasio price to cash flow (TTM) berada di level -2,37, sementara price to free cash flow (TTM) juga negatif di angka -2,42. Hal ini menandakan adanya tekanan serius pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas positif.
Sementara itu, valuasi perusahaan terhadap kinerja operasional seperti enterprise value (EV) to EBIT dan EV to EBITDA masing-masing berada di angka -1,98 dan -2,05. Rasio negatif ini mencerminkan beban berat dalam operasional perusahaan.
Rasio pertumbuhan price/earnings to growth (PEG) BBKP juga negatif di angka -0,03, yang mencerminkan kesulitan perusahaan dalam mengimbangi pertumbuhan laba dengan valuasi sahamnya.
Meskipun rasio-rasio tersebut menunjukkan tantangan signifikan, posisi price to book value yang di bawah 1 tetap membuka harapan bagi investor yang berspekulasi pada potensi pemulihan jangka panjang. BBKP memerlukan strategi yang kuat untuk memperbaiki kinerja dan kembali ke jalur profitabilitas.(*)