Logo
>

Bebas Bea Impor Mesin Pertanian: Dukung Ketahanan pangan

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Bebas Bea Impor Mesin Pertanian: Dukung Ketahanan pangan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung mengumumkan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan fasilitas pembebasan bea importasi mesin bagi perusahaan pertanian. Langkah ini dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan dan energi di Indonesia.

    Yuliot menjelaskan bahwa saat ini tidak ada fasilitas khusus untuk importasi mesin peralatan sektor pertanian, yang menyebabkan perusahaan harus membayar bea masuk sesuai mekanisme normal. Rencana pembebasan bea masuk ini bertujuan untuk mendukung proyek investasi sektor pertanian, seperti pengembangan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik di Merauke, Papua Selatan.

    Proyek perkebunan tebu di Merauke kini telah memasuki klaster tiga dengan luas lahan 2 juta hektare. Melalui pembebasan bea importasi mesin, diharapkan swasembada pangan di Indonesia dapat tercapai dan proyek tersebut dapat sukses.

    Rencana pembangunan industri gula klaster tiga mencakup pembangunan lima pabrik yang terintegrasi dengan bioetanol, serta infrastruktur dan pendanaan oleh pelaku usaha untuk pelatihan di Kabupaten Merauke. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) telah dibangun dan kerja sama dengan Sugar Research Australia (SRA) sudah dilakukan.

    Proyek swasembada gula terintegrasi bioetanol akan dilakukan di lima klaster wilayah dengan total lebih dari 2 juta hektare, termasuk klaster satu dan dua dengan luas 1 juta hektare, klaster tiga sekitar 504.373 hektare, dan klaster empat sebesar 400.000 hektare.

    Total investasi untuk proyek ini mencapai Rp83,27 triliun atau sekitar $5,62 miliar. Investasi tersebut meliputi:

    • Perkebunan tebu dengan teknologi mekanisasi pertanian sebesar Rp29,2 triliun
    • Pembangunan lima pabrik gula dan bioetanol sebesar Rp53,8 triliun
    • Pembangunan pusat pelatihan sumber daya manusia sebesar Rp120 miliar
    • Pembangunan fasilitas riset dan inovasi sebesar Rp150 miliar per tahun

    Jaga Strategi

    Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan ada tiga program prioritas yang dirancang untuk menjaga ketahanan pangan di tengah ancaman perubahan iklim. Program tersebut meliputi optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip (tusip) padi gogo.

    “Bapak Menteri Pertanian saat ini memiliki tiga program utama yang menjadi fokus sesuai arahan Bapak Presiden untuk mengatasi dampak perubahan iklim, serta penurunan produksi akibat El Nino dan musim kemarau yang akan segera kita hadapi,” kata Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementan, Fadjry Djufry, di Jakarta, Senin 24 Juni 2024.

    Fadjry menjelaskan, program optimalisasi lahan rawa mencakup perbaikan irigasi dan drainase pada lahan sawah yang ada, agar distribusi air yang merupakan kebutuhan pokok tanaman dapat terpenuhi.

    Ia memproyeksikan ada 400 ribu hektare lahan rawa yang optimal tersebar di 11 provinsi, termasuk Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

    Selanjutnya, program pompanisasi bertujuan untuk menghidupkan kembali lahan kering yang sebelumnya tidak produktif melalui redistribusi air, sehingga lahan tersebut bisa kembali menghasilkan.

    “Kita menargetkan sekitar 1 juta hektare, dengan rincian 500 ribu hektare di wilayah Jawa dan 500 ribu hektare di luar Jawa,” jelasnya.

    Program tusip padi gogo bertujuan memperluas cakupan antisipasi kekurangan pangan akibat gagal panen yang disebabkan oleh perubahan iklim. Caranya dengan memanfaatkan lahan sela di antara tanaman kelapa sawit atau tanaman perkebunan lainnya, dengan target seluas 500 ribu hektare.

    Mengacu pada data Zona Musim (Zom) yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebanyak 41 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau menjelang akhir Juni 2024.

    Meski demikian, potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi hingga akhir tahun ini atau setidaknya hingga bulan September, meskipun sudah mulai memasuki musim kemarau.

    Empat Program 

    Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan sebagai tema kerja tahun 2025. Setidaknya, terdapat 4 program Kementan dalam menjalankan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun depan.

    Keempat program itu adalah ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program  pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manajemen. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menuturkan, pihaknya juga telah menetapkan produksi komoditas pertanian pada 2025.

    Untuk komoditas padi, Kementan menetapkan target sebesar 56,05 juta ton,  jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, dan bawang merah 1,99 juta ton. Di sisi lain, Amran juga menetapkan target produksi komoditas kopi 772 ribu ton, kakao 641,2 ribu ton, tebu 63,04 juta ton, kelapa 2,88 juta ton,  daging sapi dan kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4 juta ton.

    Adapun pagu indikatif anggaran Kementan telah ditetapkan sebesar Rp8,06 triliun tahun 2025. Kendati begitu, Amran menilai pagu anggaran masih relatif terbatas. “Pagu indikatif pada tahun 2025 relatif masih terbatas,” kata Amran dalam paparannya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.