Logo
>

Target BEI: Investor Saham Syariah Capai 200 Ribu pada 2025

Investor saham syariah di Indonesia hingga akhir 2024 mencapai 196 ribu.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Target BEI: Investor Saham Syariah Capai 200 Ribu pada 2025
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, saat menjadi pembicara di event Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia atau BEI tengah mencanangkan target investor saham syariah Indonesia pada 2025. Sejumlah langkah sudah direncanakan untuk menggaet investor. 

    Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh menyampaikan, pihaknya menargetkan investor saham syariah di tanah air mencapai 200 ribu pada 2025.

    "Kami selalu ada target jumlah investor baru dari OJK. Tapi kami pasang lebih tinggi lagi, berharap di 2025 ini bisa mendekati 200 ribu," ujarnya kepada Kabarbursa.com di sela-sela acara "Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa" di VIP Al Malik Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2025.

    Irwan menyebut, investor saham syariah di Indonesia hingga akhir 2024 mencapai 196 ribu. Dia bilang, sebanyak 90 persen dari jumlah ini merupakan anak muda di usia 17 sampai 35 tahun. 

    Akan tetapi dari jumlah yang disebutkan itu, hanya 19 persen investor yang aktif melakukan investasi. Menurut Irwan, ada beberapa faktor yang menyebabkan sedikitnya aktivitas pada pasar modal syariah, salah satunya adalah belum adanya ilmu mengenai cara jual beli saham. 

    "Yang kedua mungkin mereka sedang mempelajari dulu,  karena investasi itu bukan proses cepat. Atau yang ketiga mungkin mereka belum punya uang untuk beli sahamnya," jelasnya. 

    Irwan menuturkan, BEI secara rutin menggelar edukasi kepada masyarakat guna memperkenalkan lebih jauh mengenai investasi saham syariah. 

    Salah satu aktivitas yang selalu dijalani BEI adalah program literasi, inklusi, dan transaksi. Khusus yang inklusi, kata Irwan, berguna mendorong seseorang membuka rekening. 

    Selain itu, BEI juga memiliki program bernama  IDX Islamic Challenge. Di sini, lanjut Irwan, pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan transaksi dengan metode yang benar.

    "Kemudian kami juga ada program kerja yang namanya Dare to Invest. Jadi kami dorong di galeri-galeri investasi syariah untuk orang bertransaksi," tuturnya. 

    Irwan juga mengatakan, Indonesia memiliki instrumen investasi saham. Seperti, saham syariah, reksadana syariah, sukuk, dan ETF syariah. 

    "Sebenarnya sudah banyak  banget pilihan (instrumen). Jadi tinggal kemauan saja," pungkas dia. 

    Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia

    Sebelumnya, Irwan memaparkan, pasar modal syariah di Indonesia dulu tertinggal dari negara lain. Perkembangan signifikan sejak pertama kali diperkenalkan pada awal 2000-an banyak tantangan yang harus dilewati terutama melawan penilaian masyarakat bahwa pasar modal adalah judi. 

    Kemudian pada 2010, saat masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perkembangan psar modal mulai diperhatikan.

    "Akhirnya alhamdulillah, kami identifikasi pasar modal di kebangkitan. Ada 26 fatwa tentang pasar modal syariah," ucap dia.

    Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap investasi berbasis prinsip Islam, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pertumbuhan instrumen syariah dan meningkatkan inklusi keuangan di sektor ini.  

    Ia menjelaskan hingga saat ini kapitalisasi pasar saham syariah saat ini telah mencapai Rp6.825 triliun atau sekitar 55,3 persen dari total kapitalisasi pasar modal Indonesia. 

    Perkembangan ini tidak terlepas dari meningkatnya dukungan regulasi dan inovasi produk syariah di pasar modal, seperti reksa dana syariah, sukuk korporasi, serta instrumen berbasis syariah lainnya. Pemerintah juga aktif menerbitkan Sukuk Negara untuk membiayai proyek infrastruktur sekaligus memberikan pilihan investasi yang lebih luas bagi masyarakat.  

    Namun, tantangan masih dihadapi dalam meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal syariah. Irwan menyoroti pentingnya edukasi yang lebih masif serta peningkatan akses informasi agar semakin banyak masyarakat yang memahami keuntungan dan prinsip investasi syariah. 

    Dengan berbagai inisiatif yang terus dilakukan, pasar modal syariah Indonesia diprediksi akan terus bertumbuh dan semakin menarik bagi investor, baik dari dalam maupun luar negeri.

    Kabar Bursa Edukasi Saham dan Investasi pada Masyarakat

    Kabar Bursa sebagai media yang berfokus pada investasi dan pasar modal, kembali memberikan edukasi mengenai saham dan investasi serta pasar modal lewat event "Nyantri Bareng Kabar Bursa, Mengenal Saham Syariah: Berinvestasi Sesuai Nilai Islam".

    Event Kabar Bursa yang berkolaborasi dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal, dan diselenggarakan oleh Telkom Indonesia ini disponsori oleh AlamTri Resources Indonesia dan Pupuk Indonesia Persero ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya.

    Hadir dalam acara tersebut Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, Ekonom Senior Indef Aviliani, Konsultan & Investor Pasar Modal Global Dr Muhammad Asmi. Selain itu, datang pula Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, serta Pendiri Komunitas Syariah Saham serta penulis buku Investor Syariah Aktif Asep Muhammad Saepul Islam.

    Sebagai tamu kehormatan, hadir Menteri Agama RI Nasaruddin Umar dan mantan Menparekraf sekaligus pengusaha dan investor saham Indonesia Sandiaga Uno.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.