KABARBURSA.COM - Nama-nama calon menteri kabinet presiden terpilih Prabowo Subianto mulai beredar menjelang pelantikan pada 20 Oktober 2024 mendatang. Sejumlah tokoh mendapat sorotan atas isu ini lantaran berpeluang mengisi pos kementerian strategis, khususnya bidang ekonomi.
Nama Budi Gunadi Sadikin merupakan salah satu yang mencuat dalam bursa untuk didaulat menjabat Menteri Keuangan. Meskipun di sisi lain terdapat sosok Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono yang juga berpotensi menggantikan Sri Mulyani di kabinet Prabowo mendatang.
Isu keponakan Prabowo bakal menjadi Menteri Keuangan pun ditanggapi publik. Tommy, panggilan akrabnya, saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan. Jabatan itu diyakini sebagai ajang “latihan” baginya sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Namun, Budi Gunadi Sadikin, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto sejak 23 Desember 2020, masih diperhitungkan. Ia memang telah lama berkiprah pada bidang nonkesehatan sebelumnya seperti bankir, keuangan, dan asuransi. Di pemerintahan, ia berada di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Lalu, seperti apa kiprah BGS, sapaan akrab Budi, dan rekam jejaknya?
Profil Budi Gunadi Sadikin
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 60 tahun yang lalu menempuh pendidikan bidang fisika nuklir di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia lulus dan meraih gelar sarjana pada 1988.
BGS pertama kali berkarier saat menjadi staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik Tokyo, Jepang. Ia memulainya pada tahun yang sama saat kelulusannya hingga pada tahun 1994.
Karier BGS melesat pada periode 1994 hingga 1999. Setelah menjadi "alumni" IBM Asia Pasifik Tokyo, Menteri Kesehatan saat ini pernah menjabat sebagai General Manager Electronic Banking, Chief GM Jakarta, dan GM HR PT Bank Bali TBK, perusahaan perbankan yang pernah hidup sampai 2002.
Selanjutnya, BGS menjabat VP Consumer and Commercial Banking ABN Amro Bank Indonesia & Malaysia. Budi memegang jabatan ini selama lima tahun atau antara 1999 hingga 2004.
Bukan hanya soal kariernya, Budi juga menorehkan sejumlah prestasi dalam keilmuannya seperti memperoleh sertifikasi bertaraf internasional. Singapore Insurance Institute pada 2004 menyatakan bahwa Budi pantas dianugerahi Chartered Financial Consultant (ChFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU). Adapun ChFC adalah gelar profesional yang diberikan kepada mereka yang telah menyelesaikan program pendidikan keuangan yang mendalam.
Pemegang gelar ini dianggap memiliki pemahaman yang baik mengenai masalah keuangan dan kemampuan untuk memberikan saran yang tepat. Di sisi lain, CLU merupakan gelar bagi individu yang berspesialisasi dalam asuransi jiwa dan perencanaan kekayaan. Untuk mendapatkan gelar ini, seseorang harus berhasil menyelesaikan serangkaian kursus dan ujian yang ditetapkan.
Masih pada bidang perbankan, ia kemudian berpindah ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan juga menjabat sebagai Direktur di Adira Quantum Multi Finance.
Sejak tahun 2006, Budi bergabung dengan Bank Mandiri. Rinciannya, Budi menjabat Direktur Micro and Retail Banking (2006-2013) dan Direktur Utama (2013-2016).
Nama Budi Gunadi Sadikin pun mencuri perhatian publik karena perusahaannya berhasil menguasai mayoritas saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Setelah melalui proses lobi yang cukup panjang, pada September 2018, Indonesia berhasil menguasai 51 persen saham Freeport.
Dalam kesepakatan divestasi saham tersebut, ditentukan juga jumlah pembayaran yang harus dilakukan untuk mengakuisisi 51 persen saham di PTFI, yaitu sebesar USD3,85 miliar. Pembayaran ini dilakukan oleh Inalum, yang merupakan induk holding BUMN di sektor pertambangan Indonesia.
Sejak 2016, BGS masuk bagian penting di Kementerian BUMN. Budi mengemban peran sebagai staf khusus Menteri BUMN hingga 2017, serta menjadi wakil menteri BUMN sampai dengan 2020, tepat sebelum diminta Jokowi menjabat Menteri Kesehatan.
Harta Kekayaan Budi Gunadi
Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta Budi Gunadi Sadikin naik sekitar Rp15 miliar dalam kurun setahun, yakni 2021 hingga 2022. Berdasarkan laporan LHKPN periode 2021, harta kekayaannya terbilang fantastis mencapai Rp180.358.886.597 atau Rp180,35 miliar.
Aset yang dimiliki oleh mantan wakil menteri BUMN ini mencakup tanah dan bangunan, kendaraan, mesin, harta bergerak lainnya, surat berharga, dan kas. Untuk aset tanah dan bangunan, Budi memiliki total enam properti yang berada di Jakarta Selatan, Bandung, dan Bekasi.
Di Jakarta Selatan, ia memiliki hak milik atas empat properti dengan nilai masing-masing Rp50 miliar, Rp18 miliar, Rp8 miliar, dan Rp8 miliar.
Di Bandung, Budi memiliki sebuah bangunan seluas 50 m² yang bernilai Rp1 miliar. Sementara itu, di Bekasi, ia memiliki tanah dan bangunan yang nilainya mencapai Rp9 miliar.
Selanjutnya, kekayaan Budi juga mencakup alat transportasi dan mesin. Menurut laporan, ia memiliki sebuah mobil Mercedes Benz E 300 tahun 2012 yang bernilai Rp450 juta, sebuah mobil Mini Cooper tahun 2012 seharga Rp325 juta, serta sebuah mobil Mazda 2 All New Skyactiv R tahun 2015 dengan nilai Rp150 juta.
Kemudian, harta kekayaan tersebar dalam bentuk aset surat berharga senilai Rp75.38 miliar, harta bergerak lainnya senilai Rp4,41 miliar, serta kas dan setara kas senilai Rp5,62 miliar.
Budi tercatat tidak memiliki utang, sehingga total kekayaan bersihnya mencapai Rp180,35 miliar. Jumlah ini menjadikannya sebagai pejabat dengan kekayaan tertinggi di lingkungan Kementerian Kesehatan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.