KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan transaksi melalui QRIS TAP mencapai Rp95 triliun per tahun, seiring dengan peningkatan jumlah pengguna dan merchant.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Dicky Kartikoyono, menyebutkan bahwa transaksi QRIS saat ini telah mencapai kisaran Rp86-90 triliun per tahun, dengan pertumbuhan pengguna mencapai 179 persen dan jumlah merchant yang telah terhubung sebanyak 37,6 juta.
“Jumlah pengguna telah mencapai 55 juta, dan jumlah merchant terus bertambah. Dengan adanya perkembangan teknologi, khususnya di sektor transportasi, penggunaan QRIS TAP akan semakin meningkat,” ujar Dicky dalam konferensi pers di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025.
Dicky menambahkan, kehadiran QRIS TAP akan semakin mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi masyarakat yang belum memiliki akun bank. Dengan meningkatnya transaksi digital, semakin banyak individu yang terdorong untuk membuka rekening bank atau menggunakan uang elektronik untuk aktivitas sehari-hari.
“Bank akan semakin diuntungkan dengan peningkatan pengguna. Masyarakat yang belum memiliki rekening bank juga akan mulai terbuka untuk menggunakan layanan perbankan,” tambahnya.
Terkait dengan penggunaannya, masyarakat dapat memakai layanan QRIS TAP ke berbagai moda transportasi, termasuk KRL, MRT, dan bus TransJakarta. Cara memakainya hanya dengan menempelkan ponsel ke mesin pembaca. Layanan ini menggunakan teknologi berbasis Near Field Communication (NFC).
“Implementasi QRIS TAP akan diperluas secara bertahap. Saat ini sudah tersedia di seluruh layanan Damri, sementara MRT Jakarta ditargetkan selesai pada September 2025 setelah dilakukan penyesuaian sistem di setiap stasiun,” jelas Dicky.
Untuk transportasi lainnya, seperti TransJakarta dan commuter line, BI mempercepat proses implementasi agar layanan ini segera tersedia di seluruh ekosistem transportasi di Indonesia.
QRIS TAP Sebagai Game Changer Sistem Pembayaran
Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem, menyatakan bahwa kehadiran QRIS TAP menjadi game changer dalam sistem pembayaran Indonesia.
“Dulu pembayaran menggunakan QRIS harus dengan metode pindai kode QR. Sekarang, dengan teknologi NFC, cukup dengan tap ponsel ke mesin pembaca tanpa perlu menampilkan kode QR dari merchant,” ujar Santoso.
Ia menjelaskan bahwa QRIS TAP mengadopsi model customer present mode, di mana pengguna cukup memasukkan jumlah transaksi di mesin EDC, lalu melakukan pembayaran dengan cara menempelkan ponsel ke perangkat tersebut.
“Sebanyak 15 Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) telah siap mendukung QRIS TAP, dan kami akan terus memperluas cakupan ini agar semua PJP dapat menghadirkan layanan yang lebih efisien bagi masyarakat,” lanjutnya.
Menurutnya, QRIS TAP akan mendorong efisiensi ekonomi nasional dengan mengurangi ketergantungan pada uang tunai dan meningkatkan produktivitas. Dengan 70 persen populasi Indonesia didominasi oleh generasi muda yang akrab dengan teknologi digital, Santoso optimis layanan ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Kami berharap QRIS TAP bisa menjadi standar baru dalam sistem pembayaran digital di Indonesia, mempermudah transaksi, serta mendukung upaya peningkatan inklusi keuangan dan efisiensi ekonomi nasional,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan sistem pembayaran terbaru, QRIS TAP, yang memungkinkan transaksi tanpa perlu memindai kode QR. Dengan teknologi berbasis Near Field Communication (NFC), pengguna cukup menempelkan smartphone mereka ke mesin pembaca di berbagai moda transportasi, seperti MRT, KRL, dan bus DAMRI.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Dicky Kartikoyono, menjelaskan bahwa QRIS TAP dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mendorong digitalisasi transaksi yang lebih cepat serta nyaman.
“QRIS TAP memungkinkan transaksi dilakukan hanya dalam waktu 0,3 detik, jauh lebih cepat dibandingkan metode NFC eksisting. Selain itu, penerapannya mendukung kebijakan nasional dalam mendorong pembayaran domestik yang lebih mandiri,” ujar Dicky dalam konferensi pers peluncuran QRIS TAP pada Jumat, 14 Maret 2025, di Gedung Thamrin BI, Jakarta.
QRIS TAP saat ini hanya dapat digunakan pada perangkat Android yang memiliki fitur NFC. Pengguna cukup membuka aplikasi mobile banking atau dompet digital, memilih menu QRIS TAP, menentukan sumber dana, memasukkan PIN transaksi, lalu menempelkan perangkat mereka ke terminal pembayaran di lokasi yang sudah mendukung teknologi ini.
BI menargetkan QRIS TAP dapat digunakan di berbagai sektor, mulai dari transportasi, kesehatan, hingga pariwisata. Implementasi awal akan dilakukan pada layanan MRT, KRL, dan DAMRI sebelum diperluas ke sektor lainnya seperti rumah sakit, kawasan wisata, serta perguruan tinggi.
Sebagai bagian dari strategi inklusi keuangan, BI juga menetapkan Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0 persen untuk transaksi di sektor transportasi publik yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akseptasi QRIS TAP serta mendukung program pemerintah dalam menyediakan layanan transportasi publik yang lebih murah dan efisien bagi masyarakat.
Dengan QRIS TAP, BI berharap transaksi pembayaran dapat menjadi lebih cepat, nyaman, dan efisien. Selain itu, sistem ini juga diharapkan dapat mempercepat adopsi pembayaran digital di Indonesia serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi pembayaran berbasis NFC.(*)