Logo
>

Bursa Asia Melesat, Nikkei 225 Cetak Rekor Tembus 50.000

Pasar Asia menguat dipimpin reli Jepang, didorong optimisme dagang AS–China dan prospek kebijakan moneter global.

Ditulis oleh Syahrianto
Bursa Asia Melesat, Nikkei 225 Cetak Rekor Tembus 50.000
Ilustrasi: Layar yang menampilkan beberapa indeks saham dunia. (Foto: Open Grid Scheduler/Grid Engine)

KABARBURSA.COM – Bursa saham Asia-Pasifik dibuka optimistis pada perdagangan awal pekan, Senin, 27 Oktober 2025, dengan reli kuat di Jepang memimpin penguatan regional.

Indeks Nikkei 225 mencetak tonggak sejarah baru setelah menembus level 50.000 untuk pertama kalinya, didorong sentimen positif dari kemajuan pembicaraan dagang Amerika Serikat–China serta prospek kebijakan moneter global yang semakin akomodatif.

Menurut laporan CNBC International, Nikkei 225 melonjak 2,46 persen dan ditutup di 50.512,32, sementara Topix naik 1,7 persen ke 3.325,05.

Investor di Jepang merespons positif kabar kemajuan dialog perdagangan kedua negara dan penguatan bursa Wall Street pada akhir pekan sebelumnya.

Di saat yang sama, di Korea Selatan, indeks Kospi melonjak 2,57 persen ke 4.042,83, level tertinggi sepanjang masa.

Kosdaq juga naik 2,22 persen ke 902,7, dengan saham hiburan seperti Hybe terbang hampir 10 persen usai laporan Bloomberg menyebut grup BTS tengah menyiapkan tur dunia di 65 kota, setengahnya di Amerika Utara.

Reli juga terjadi di Hong Kong, di mana Hang Seng menguat 1,05 persen ke 26.433,7, sementara CSI 300 China naik 0,83 persen.

Di Australia, S&P/ASX 200 menambah 0,41 persen ke 9.055,6.

Dua Hal Dorong Sentimen

Pasar juga menaruh perhatian pada agenda kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, yang dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Tokyo pekan ini.

Pertemuan tersebut diharapkan memperkuat arah kerja sama ekonomi dan membuka peluang peningkatan perdagangan bilateral.

“Pesan yang disampaikan dalam pertemuan ini diharapkan memperkuat permintaan domestik Jepang di tengah ekonomi yang masih menghadapi tekanan,” tulis laporan Crédit Agricole CIB dalam catatannya, Senin.

Analis menilai peningkatan permintaan dalam negeri berpotensi membantu Jepang keluar dari stagnasi deflasi jangka panjang dan memperkecil defisit perdagangan dengan AS.

Strategi tersebut dinilai menguntungkan kedua negara di tengah perubahan arah kebijakan ekonomi global.

Harapan Baru dari Dialog Washington–Beijing

Lonjakan di bursa Asia tidak lepas dari kabar positif mengenai kemajuan negosiasi perdagangan AS–China.
 

Pejabat kedua negara dilaporkan telah menyepakati kerangka perjanjian untuk sejumlah isu penting, membuka peluang pertemuan lanjutan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping akhir pekan ini.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dalam wawancara dengan CBS News bahwa rencana tarif 100 persen terhadap produk impor China tidak lagi menjadi agenda pembahasan.

Ia menambahkan, China kemungkinan akan memperbesar impor kedelai dari AS dan menunda pembatasan ekspor logam tanah jarang, meskipun AS tetap mempertahankan sejumlah pembatasan ekspor ke China. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.