KABARBURSA.COM - Pasar saham Eropa ditutup melemah pada Senin, 4 November 2024 karena para pedagang menunggu pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung pada Selasa, 5 November 2024.
Dilansir CNBC International, indeks pan-Eropa Stoxx 600 ditutup turun 0,3 persen. Bursa regional dan sektor secara umum berada di zona merah.
Sektor perbankan memimpin kenaikan di antara sektor-sektor lainnya dengan naik 0,7 persen, sementara saham teknologi ditutup turun 1,1 persen sehingga mencatatkan penurunan terdalam di bursa Eropa ini.
Saham minyak mendapat dorongan setelah harga minyak mentah naik lebih dari 2 persen, setelah keputusan OPEC+ untuk menunda rencana peningkatan produksi. Sektor ini ditutup naik 0,4 persen.
Saham Burberry ditutup naik 4,8 persen setelah laporan media pada akhir pekan menunjukkan bahwa Moncler, pesaingnya, sedang mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran terhadap perusahaan ritel mewah asal Inggris tersebut.
Saham Volvo Cars naik setelah produsen mobil asal Swedia ini melaporkan penjualan yang meningkat tajam di bulan Oktober.
Volvo Cars, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh raksasa otomotif China, Geely Holding, mengatakan pada hari Senin bahwa penjualannya pada bulan Oktober naik 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 61.686 unit mobil.
Kinerja yang meningkat ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan listrik penuh dan hybrid plug-in di Eropa, tambah perusahaan tersebut.
Saham Volvo Cars naik 3,8 persen pada hari Senin, mengungguli indeks utama OMX Stockholm 30 yang naik 0,5 persen.
Tak semua indeks utama melemah. Indeks FTSE 100 di London berhasil naik tipis 0,09 persen. Namun, indeks lainnya seperti DAX Jerman turun 0,56 persen, CAC 40 Prancis melemah 0,5 persen, FTSE MIB Italia turun 0,39 persen, dan IBEX 35 Spanyol drop 0,32 persen.
Pasar global sedang bersiap-siap untuk minggu yang penting, dengan jajak pendapat pemilihan presiden AS terbaru dari NBC News menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden saat ini, Kamala Harris.
Pasar global kemungkinan akan sangat terpengaruh oleh partai mana yang mengambil alih Kongres sebagai hasil dari pemilihan ini.
DPR dan Senat AS yang terbagi kemungkinan akan mempertahankan status quo politik dari ekonomi terbesar di dunia ini.
Namun, jika terjadi kemenangan penuh oleh Partai Republik atau Demokrat, kemungkinan besar ini akan disertai kemenangan Gedung Putih untuk partai yang sama dan bisa berdampak pada rencana pengeluaran baru atau reformasi pajak.
ECB akan Memangkas Suku Bunga
Analis UBS memprediksi Bank Sentral Eropa (ECB) akan menerapkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam setiap pertemuan hingga Juni tahun depan, sampai lembaga tersebut mencapai target suku bunga sebesar 2 persen.
"Kami memperkirakan ECB akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25bps menjadi 3,0 persen pada 12 Desember dan sekarang mengantisipasi pemotongan suku bunga selanjutnya akan berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," kata para analis dalam catatan.
“Skenario utama kami tetap bahwa pasar tenaga kerja akan tetap cukup tangguh, pertumbuhan upah melambat secara bertahap, dan pertumbuhan PDB tetap lemah, tetapi tidak runtuh,” tambah para analis tersebut.
Dalam skenario risiko di mana pasar tenaga kerja melemah, pertumbuhan upah melambat lebih cepat atau PDB melemah, para analis memperkirakan ECB harus memangkas suku bunga dengan lebih cepat.
Indeks Utama Wall Street Melemah
Tiga indeks utama di Wall Street kompak mengalami penurunan pada perdagangan Senin, 4 November 2024 yang penuh dengan ketidakpastian jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Selain itu risalah Federal Reserve (The Fed) dinantikan para investor.
Seperti dilansir dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 257,59 poin, atau 0,61 persen, ke 41.794,60, S&P 500 turun 16,11 poin, atau 0,28 persen, ke 5.712,69, dan Nasdaq Composite turun 59,93 poin, atau 0,33 persen, ke 18.179,98. Dow Jones sempat merosot lebih dari 400 poin sepanjang perdagangan, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq alami fluktuasi.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,37 berbanding 1 di NYSE dan rasio 1,01 berbanding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatat 10 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan empat titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 66 titik tertinggi baru dan 128 titik terendah baru.
Adapun volume di bursa AS mencapai 11,31 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,71 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Russell 2000 naik 0,4 persen karena penurunan imbal hasil mendukung saham berkapitalisasi kecil, yang dianggap lebih mungkin mendapat manfaat dari suku bunga yang lebih rendah.
Indeks Volatilitas CBOE, yang juga dikenal sebagai “Indeks Ketakutan” Wall Street, naik tipis ke 21,94 dan tetap di atas rata-rata jangka panjangnya di 19,46 saat mendekati level tertinggi dua bulan yang dicapai minggu lalu di 23,42. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.