Logo
>

Bursa Eropa Melemah, Sektor Kesehatan Seret STOXX 600 Turun

Bursa Eropa tergelincir, STOXX 600 turun meski sektor komoditas dan pertahanan menguat, sementara saham luxury, kesehatan, dan pelemahan sentimen bisnis Jerman menekan pasar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Eropa Melemah, Sektor Kesehatan Seret STOXX 600 Turun
Ilustrasi pasar saham Eropa. Foto: Freepik.

KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu waktu setempat, 24 September 2025. Pelemahan terjadi karena terseret kinerja saham-saham kesehatan dan barang mewah, meski sektor komoditas dan pertahanan sempat menjadi penopang. 

Investor juga mencerna sinyal kebijakan moneter dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell yang memberi nada hati-hati terkait prospek suku bunga.

Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,19 persen ke 553,88, dengan performa bursa regional bergerak variatif. CAC 40 Prancis memimpin pelemahan dengan terkoreksi 0,57 persen ke 7.827,45, sedangkan DAX Jerman justru menguat 0,23 persen ke 23.666,81, dan FTSE 100 Inggris naik 0,29 persen ke 9.250,43. 

Secara teknikal, STOXX 600 masih tertahan sekitar 2 persen di bawah puncaknya pada Maret, meski sepanjang tahun 2025 telah menguat 9,2 persen.

Kinerja sektor menunjukkan kontras yang tajam. Sumber daya dasar melesat 1,8 persen mengikuti reli harga tembaga ke level tertinggi 15 bulan. Sementara saham energi terdorong naik 1,5 persen berkat lonjakan harga minyak yang menembus rekor tiga pekan. 

Saham Anglo American mencatat kenaikan mencolok 4,7 persen setelah perusahaan berlian Angola, Endiama, mengajukan tawaran kepemilikan minoritas di unit De Beers. 

Sektor pertahanan juga menjadi bintang dengan lonjakan saham Rheinmetall, Hensoldt, dan SAAB yang bergerak naik 3 persen hingga 8 persen. Euforia ini dipicu komentar Presiden AS Donald Trump yang menekankan bahwa Ukraina masih berpeluang merebut wilayah dari Rusia dan harus bertindak segera.

Saham Luxury Brand Terpukul

Namun, optimisme sektor siklikal ini tertahan oleh kejatuhan saham-saham luxury brand. LVMH, Hermes, Richemont, dan EssilorLuxottica kompak melemah, menyeret subindeks barang mewah turun 1,5 persen. 

Sektor kesehatan turut menambah beban dengan koreksi 0,6 persen, di mana AstraZeneca turun 2 persen dan Roche melemah 0,4 persen. 

Tekanan bertambah dari sektor otomotif yang ditutup turun 0,6 persen setelah laporan menyebutkan Washington resmi memberlakukan tarif impor mobil lebih rendah per 1 Agustus, memicu ketidakpastian pada prospek produsen Eropa.

Di sisi eksternal, Wall Street juga ditutup negatif, memperkuat arus sentimen global. Powell tidak memberikan kejelasan arah suku bunga, tetapi pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada Oktober mencapai lebih dari 94 persen menurut CME FedWatch Tool. 

Meski langkah pelonggaran sebelumnya sempat memicu reli global, ekuitas Eropa belakangan tertinggal dibandingkan Wall Street yang terdongkrak reli saham berbasis kecerdasan buatan.

Analisis strategi pasar menyoroti bahwa risiko terbesar saat ini adalah the Fed bersikap terlalu dovish pada Desember, yang berpotensi memperburuk kondisi ketenagakerjaan tanpa diimbangi kenaikan inflasi. 

Hal itu menambah ketidakpastian pada arah kebijakan moneter global. Di Eropa, sentimen negatif semakin diperkuat dengan penurunan tak terduga dalam survei kepercayaan bisnis Jerman pada September, menandakan prospek ekonomi yang masih rapuh.

Selain itu, faktor korporasi juga membebani, dengan saham Lanxess anjlok 6,6 persen setelah Deutsche Bank menurunkan rekomendasi dari “buy” menjadi “hold.” 

Pelemahan saham-saham besar ini menambah alasan investor untuk bersikap hati-hati, meski beberapa sektor komoditas dan pertahanan masih memperlihatkan ketahanan.

Secara keseluruhan, bursa Eropa kini berada dalam fase tarik-menarik antara dukungan kuat dari reli komoditas dan sektor pertahanan dengan tekanan dari pelemahan luxury, kesehatan, dan prospek ekonomi Jerman yang goyah. 

Outlook jangka pendek cenderung berhati-hati, dengan katalis utama tetap pada kebijakan moneter the Fed dan perkembangan geopolitik di Eropa Timur.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79