KABARBURSA.COM - Bursa ekuitas Eropa mengalami penguatan, didorong oleh sektor healthcare dan ritel yang memimpin kenaikan, Jumat, 23 Agustus 2024. Investor optimis mengenai prospek pemangkasan suku bunga oleh bank sentral utama, yang diharapkan akan memberi dorongan tambahan bagi aset berisiko secara global.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 naik 0,35 persen atau 1,79 poin menjadi 515,74, mencapai level tertinggi bulan ini setelah menguat selama dua hari berturut-turut.
Kinerja bursa regional utama beragam, dengan indeks DAX Jerman naik 0,24 persen menjadi 18.493,39, FTSE 100 Inggris meningkat 0,06 persen menjadi 8.288,00, sementara CAC Prancis turun tipis 0,01 persen menjadi 7.524,11.
Sektor ritel mencatat kinerja yang menonjol, dipimpin oleh kenaikan saham JD Sports sebesar 11 persen setelah laporan pertumbuhan penjualan yang kuat pada kuartal kedua. Di sektor healthcare, Siegfried Holding asal Swiss melambung 7 persen setelah merilis kinerja semester pertama yang lebih baik dari perkiraan, sementara saham Biomerieux dari Prancis naik hampir 6 persen setelah mendapat rating "buy" dari UBS.
Sektor perawatan kesehatan secara keseluruhan mencapai rekor tertinggi, didukung oleh penguatan 2,4 persen saham Novo Nordisk, perusahaan paling berharga di Eropa berdasarkan nilai pasar.
Ekspektasi pasar saat ini mengarah pada kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada September. Meski begitu, risalah rapat Juli ECB menunjukkan bahwa pembuat kebijakan belum melihat urgensi untuk pemotongan suku bunga, meskipun diskusi lebih lanjut kemungkinan akan terjadi pada September karena kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa data ekonomi menunjukkan kekuatan aktivitas bisnis di zona euro pada Agustus, yang mungkin mengurangi ekspektasi akan pemotongan suku bunga lebih lanjut dari ECB. Namun, pertumbuhan upah yang signifikan pada kuartal terakhir memperkuat kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga pada September besok.
Chris Hare, ekonom dari HSBC, menyatakan bahwa meskipun pemotongan lebih lanjut oleh ECB kemungkinan besar akan terjadi, pelonggaran tersebut akan berlangsung secara bertahap dan penuh dengan ketidakpastian.
Investor juga menantikan komentar dari para perumus kebijakan di simposium Jackson Hole minggu ini, dengan harapan bahwa Federal Reserve akan memulai siklus pemotongan suku bunga pada bulan depan. Di Amerika Serikat, klaim pengangguran mingguan menunjukkan peningkatan tetapi tetap stabil di level yang konsisten dengan pendinginan bertahap di pasar tenaga kerja, yang seharusnya mendukung pemotongan suku bunga pada September 2024.
Di antara saham individu lainnya, Deutsche Bank naik 4 persen setelah menyelesaikan gugatan terkait akuisisi Postbank. Swiss Re melonjak 4,5 persen setelah merilis laporan keuangan yang positif, sementara CTS Eventim, perusahaan tiket asal Jerman, melejit 6 persen setelah meningkatkan perkiraan laba setahun penuh.
Di sisi lain, Aegon merosot 5,4 persen setelah perusahaan asuransi asal Belanda itu melaporkan biaya sekitar USD400 juta pada paruh pertama 2024, sementara GN Store Nord dari Denmark turun 9 persen setelah gagal memenuhi ekspektasi kinerja pada kuartal kedua.
Emiten Kesehatan Indonesia Perlahan Bangkit
Di Indonesia, beberapa emiten kesehatan menunjukkan kebangkitan. Salah satunya adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mencatat pertumbuhan penjualan dua digit pada kuartal I 2024. Perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan dari hulu ke hilir ini berhasil mencatatkan prestasi tersebut meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam efisiensi biaya operasional.
Penjualan KAEF mencapai Rp2,54 triliun pada Januari-Maret 2024, naik 10,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp2,30 triliun. Kinerja positif ini tercermin dalam Laporan Keuangan (LK) Perseroan untuk triwulan I 2024, yang baru saja dirilis dan disampaikan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada 21 Agustus 2024 harga saham KAEF melonjakan dengan harga yang mencolok. Sekitar pukul 14.53 WIB, harga saham Kimia Farma melonjak hingga Rp730, mencatatkan kenaikan fantastis sebesar 15,87 persen. Aktivitas perdagangan saham ini pun sangat sibuk dengan frekuensi transaksi mencapai 4.292 kali, jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,21 juta lembar, dan nilai transaksi mencapai Rp12,07 miliar.
Sebelumnya, pada 20 Agustus, saham Kimia Farma cenderung stagnan dan volume perdagangan terbilang rendah. Pada 31 Juli 2024, jumlah pemegang saham KAEF tercatat sebanyak 27.421 pihak, dengan PT Bio Farma sebagai pengendali utama yang memegang 89,82 persen saham KAEF.
Tapi, tidak dengan PT Indofarma Tbk (INAF). Emiten BUMN di sektor farmasi, melaporkan kerugian sebesar Rp53,94 miliar untuk kuartal pertama tahun 2024. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 12 persen dibandingkan kerugian Rp61,79 miliar pada periode yang sama tahun lalu, kondisi keuangan perusahaan tetap mengkhawatirkan.
Pada awal sesi perdagangan Kamis 1 Agustus 2024, saham INAF dibuka dengan harga Rp262 per lembar, mencatatkan kenaikan kecil dari harga penutupan sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, harga saham mengalami volatilitas yang tajam. Menjelang akhir sesi, saham INAF tercatat diperdagangkan pada level Rp278, mengalami kenaikan sebesar 6,1 persen dibandingkan dengan harga pembukaan.(*)