KABARBURSA.COM - Anggota Komisi VI DPR, Amin AK, mengimbau PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk terus meningkatkan pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Langkah ini dimaksudkan agar UMKM tidak hanya bertahan di pasar domestik, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global.
“Kami berharap keberpihakan BNI terhadap UMKM terus meningkat, bukan menurun. UMKM adalah fondasi nasional, terbukti saat krismon UMKM tetap kokoh,” ungkapnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.
Amin menekankan bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia yang terbukti mampu bertahan di tengah krisis ekonomi.
Oleh karena itu, Amin berharap BNI dapat membantu UMKM menjalankan bisnis mereka dengan lebih baik dan mendorong pertumbuhannya.
“Bagaimana UMKM kita bisa mendapatkan kredit murah? Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2023 masih Rp37 triliun, jauh di bawah target, dan hanya tersalurkan ke 4,6 juta debitur. Sementara jumlah UMKM kita mencapai 64 juta. Ini adalah tantangan bagi perbankan. Harapannya, perbankan memiliki terobosan dan keberpihakan kepada UMKM,” ujarnya.
Amin juga mengapresiasi BNI atas pencapaian yang diraih di tengah dinamika kondisi ekonomi global. Menurut Amin, BNI berhasil melewati berbagai tantangan eksternal yang mengguncang perekonomian Indonesia.
“Kami mengapresiasi kinerja BNI atas capaian yang sudah baik dan tentu tantangannya adalah meningkatkan lagi capaian yang lebih baik,” ujar Amin.
Baru-baru ini, BNI bekerja sama dengan KAI Services untuk memasarkan produk UMKM berupa makanan ringan di atas kereta, sehingga sektor tersebut bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Kerja sama ini akan mulai berjalan pada 5 Agustus 2024. Makanan ringan dari UMKM binaan BNI akan dijual di semua kelas kereta, baik ekonomi maupun eksekutif.
Kegiatan ini termasuk dalam program pemberdayaan UMKM BNI, yang dikenal dengan nama BNI Xpora.
BNI Xpora merupakan ekosistem UMKM berorientasi ekspor yang mendukung peningkatan potensi UMKM Indonesia agar bisa mengembangkan bisnis menuju UMKM Go Productive, Go Digital, dan Go Global, serta menjadi layanan bagi para diaspora Indonesia yang berprofesi sebagai pengusaha di luar negeri.
Pembiayaan Rantai Pasok
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menghadirkan fasilitas Supply Chain Financing (SCF) atau pembiayaan rantai pasok yang ditujukan kepada pelaku usaha, termasuk korporasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Hadirnya BNI SCF bertujuan membantu pelaku usaha, terutama UMKM, dalam mengelola kebutuhan mereka sambil memberikan akses ke pembiayaan,” ujar Hussein Paolo Kartadjoemena, Direktur Digital Integrated Transaction Banking BNI.
BNI SCF menawarkan beberapa skema pembiayaan. Skema pertama adalah supplier financing, yang memberikan fasilitas pembiayaan invoice kepada mitra korporat sebagai penjual/supplier untuk mempercepat pembayaran tagihan piutang dagang oleh pembeli.
Selanjutnya, terdapat skema distributor financing yang memberikan fasilitas pembiayaan invoice kepada mitra korporat sebagai pembeli/distributor untuk memastikan pembayaran utang dagang kepada penjual tepat waktu.
Selain itu, ada juga skema payable financing yang memberikan fasilitas pembiayaan invoice kepada korporat sebagai pembeli untuk mempercepat pembayaran utang dagang kepada penjual sebelum tanggal jatuh tempo invoice.
Terakhir, terdapat skema receivable financing yang menawarkan fasilitas pembiayaan invoice kepada korporat sebagai penjual untuk mempercepat pembayaran tagihan piutang dagang oleh pembeli sebelum tanggal jatuh tempo invoice.
Paolo menambahkan BNI telah mengembangkan platform BNI Financial Supply Chain Management (FSCM) Next Gen untuk mendukung kelancaran dan efisiensi proses SCF.
Platform digital tersebut memungkinkan proses disbursement dan settlement yang cepat dan termonitor dengan baik yang dapat diakses secara fleksibel.
Dengan begitu, SCF diharapkan dapat memberikan kemudahan dan keamanan dalam transaksi dokumen, kepastian penerimaan pembayaran invoice yang lebih cepat, rekonsiliasi invoice yang mudah, pemantauan transaksi secara real-time, pilihan pembayaran invoice yang variatif, dan integrasi seamless dengan sistem korporat atau mitra korporat.
“Dengan memanfaatkan SCF, mereka tidak perlu lagi terbebani dengan utang piutang dan dapat fokus pada pengembangan bisnisnya,” ujar Hussein.
Digitalisasi Transaksi
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Ronny Venir, Direktur Network & Services BNI, mengungkapkan upaya digitalisasi transaksi di Stasiun Lambuang, Bukittinggi, Sumatera Barat, dengan menyediakan QRIS dan EDC BNI. Langkah ini bertujuan untuk mendorong masyarakat menuju cashless society serta mempermudah transaksi bagi pedagang dan pembeli.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.