Logo
>

Ekonom Beri Catatan Penting untuk Swasembada Pangan dan Energi Prabowo

Ditulis oleh Dian Finka
Ekonom Beri Catatan Penting untuk Swasembada Pangan dan Energi Prabowo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Ekonom senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin melihat sudah cukup tepat Presiden Prabowo Subianto mencita-citakan swasembada pangan dan energi. Alasannya, kedua isu ini menjadi sangat krusial bagi Indonesia di tengah dinamika geopolitik saat ini.

    “Swasembada pangan dan energi memang menjadi prioritas yang tepat," kata Wijayanto kepada Kabarbursa.com, Minggu, 20 Oktober 2024.

    Dengan sejumlah catatan, terkait pangan, menurut Wijayanto, Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan terkait produktivitas sektor pertanian yang masih cukup rendah. Selain itu, tingginya jumlah konversi lahan pertanian menjadi nonpertanian.

    "Dari sumber daya manusia (SDM), minat generasi muda semakin menurun untuk menjadi petani," ujarnya.

    Wijayanto merinci, penggunaan teknologi pertanian modern yang rendah dan tenaga penyuluh lapangan pendamping petani yang sedikit, menjadi beberapa penghambat produktivitas pertanian tersebut. Tak hanya itu, kebutuhan terhadap pupuk dan benih berkualitas lagi terjangkau, belum sepenuhnya terpenuhi bagi para petani.

    "Hal ini bukan hanya dapat memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi cara yang efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan," jelas dia.

    Hal ini mengingat sektor pertanian mempekerjakan 29 persen tenaga kerja Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Hal ini menunjukkan sektor pertanian masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat saat ini. Sayangnya, angka ini hanya menyumbang 12 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional.

    Selain fokus pada sisi pasokan, ia juga menyarankan agar masyarakat perlu membudayakan diversifikasi pangan. Saat ini, sumber kalori di Indonesia masih sangat tergantung pada beras. Wijayanto mengusulkan agar pangan alternatif seperti jagung, ketela, kentang, serta buah-buahan dan sayuran mulai lebih diutamakan sebagai sumber nutrisi nasional.

    Wijayanto juga mengomentari rencana implementasi food estate skala besar yang sempat disinggung Presiden Prabowo. Meskipun inisiatif ini terlihat menjanjikan, ia memperingatkan risiko kegagalan yang tinggi berdasarkan pengalaman masa lalu, seperti proyek "Sejuta Hektar Lahan Gambut" pada era Soeharto dan food estate di Kalimantan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

    “Implementasi food estate harus sangat hati-hati. Perencanaan yang matang dengan melibatkan pakar pertanian serta pendekatan yang menghormati masyarakat lokal sangat penting. Selain itu, pelaksanaan di lapangan harus dilakukan secara bertahap untuk meminimalisasi risiko kegagalan,” jelas Wijayanto.

    Tantangan Swasembada Energi

    Dalam konteks swasembada energi, Wijayanto juga menekankan perlunya diversifikasi sumber energi dan pengurangan ketergantungan pada impor. “Swasembada energi bisa tercapai dengan pemanfaatan energi terbarukan secara optimal, seperti tenaga surya dan geothermal, yang melimpah di Indonesia,” tambahnya.

    Menurut Wijayanto, komitmen untuk mempercepat swasembada pangan dan energi di bawah kepemimpinan Prabowo merupakan langkah yang baik. Namun, implementasi yang hati-hati dan perencanaan matang tetap menjadi kunci keberhasilan program-program ini.

    “Kita perlu keberanian dan komitmen yang kuat untuk menghadapi tantangan ini demi mencapai swasembada yang sesungguhnya,” tutupnya.

    Swasembada Pangan dan Energi Prabowo 

    Presiden Prabowo Subianto menyebut telah mencanangkan program untuk membuat Indonesia segera swasembada pangan dan energi dalam waktu dekat.

    “Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Dalam krisis, dalam keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli,” kata Prabowo dalam sambutannya usai terpilih sebagai Presiden RI di gedung DPR MPR, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024.

    Agar dapat merealisasikan swasembada pangan di Indonesia, Mantan Menteri Pertahanan itu mengaku telah mempelajari masalah pangan bersama dengan sejumlah pakar. Ia pun optimistis jika Indonesia akan mampu mencapai ketahanan pangan dalam waktu 4-5 tahun lagi.

    Selain menginginkan swasembada pangan dapat terjadi dalam waktu dekat, Prabowo juga menekankan pentingnya Indonesia menjadi negara yang mampu swasembada energi karena pertimbangan masalah geopolitik.

    Oleh karena itu, ia meminta agar Indonesia siap dengan kemungkinan perang yang terjadi di mana-mana dan berpengaruh ke sektor ekonomi. Ia juga menyatakan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran akan berfokus mencapai swasembada energi.

    “Kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri, kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain,” ujarnya.

    Prabowo optimistis Indonesia mampu swasembada energi karena memiliki potensi sumber daya alam, salah satunya tanaman yang dapat diubah menjadi energi dan bahan bakar.

    “Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya singkong, tebu, jagung. Kita juga punya energi bawah tanah geothermal yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi air yang sangat besar,” ujarnya.

    Ia juga menambahkan bahwa Indonesia telah memiliki sumber air yang cukup yang dapat dikelola menggunakan teknologi terkini untuk menyuplai kebutuhan masyarakat.

    Di kesempatan yang sama Prabowo menekankan pentingnya hilirisasi untuk semua komoditas yang dimiliki agar dapat memberikan niai tambah sebuah komoditas.

    “Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.

    Mantan Danjen Kopassus juga mengajak semua pihak untuk bekerja keras dalam menjaga semua kekayaan yang dimiliki Indonesia serta mengupayakan agar kekayaan Indonesia tidak diambil dengan mudah oleh negara lain.

    “Semua kekayaan kita harus sebesar-besaranya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat kita. Dalam sejarah politik, hal ini mudah untuk kita ucapkan, tidak mudah untuk kita capai. Tapi kita bisa capai kalau kita bisa Bersatu dan bekerja sama,” ujarnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.