Logo
>

Harga Batu Bara Lanjutkan Kenaikan, Teknikal Beri Sinyal Hati-hati

Harga batu bara dunia naik tiga hari beruntun ke USD111,5 per ton, didorong permintaan global dan kebijakan energi AS, meski sinyal teknikal harian mengindikasikan potensi koreksi.

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Batu Bara Lanjutkan Kenaikan, Teknikal Beri Sinyal Hati-hati
Aktivitas armada angkut batu bara di salah satu area tambang milik PT Atlas Resources Tbk (ARII). Sumber: Foto: Situs resmi ARII (atlas-coal.co.id)

KABARBURSA.COM - Harga batu bara global melanjutkan reli pendeknya dengan mencatat penguatan tiga hari beruntun. Berdasarkan data Refinitiv, pada perdagangan Rabu, 20 Agustus 2025, harga batu bara ditutup di level USD111,5 per ton, naik 0,45 persen dibanding sehari sebelumnya. 

Secara akumulatif, tren kenaikan dalam tiga sesi terakhir telah mencapai 2,26 persen, menunjukkan adanya momentum positif yang tetap terjaga meski sentimen pasar masih bercampur.

Penguatan harga belakangan ini tidak lepas dari faktor eksternal, terutama dorongan dari permintaan China dan dinamika kebijakan energi di Amerika Serikat. Meski begitu, tanda-tanda pelemahan mulai terlihat dari sisi fundamental. 

China Electricity Council memperkirakan kenaikan harga batu bara domestik akan melandai, seiring berkurangnya konsumsi pembangkit listrik dan meningkatnya daya saing harga batu bara impor. 

Data SXcoal menegaskan bahwa pembangkit di China mulai mengurangi penggunaan pasokan domestik, beralih ke impor yang lebih murah, sehingga menekan potensi lonjakan harga di dalam negeri.

Dari sisi perdagangan berjangka, kontrak utama JM2601 di Dalian Commodity Exchange justru berakhir melemah, ditutup di 1.162,5 yuan per ton atau turun 31 yuan dari sesi sebelumnya. 

Pergerakan intraday yang sempat menyentuh level 1.215 yuan sebelum berbalik melemah ke 1.126 yuan memperlihatkan volatilitas tinggi, terutama di tengah kombinasi faktor permintaan yang rapuh dan pasokan yang berangsur pulih.

Sementara itu, kebijakan energi Presiden Donald Trump di Amerika Serikat berpotensi memberikan dukungan tambahan terhadap batu bara. Pernyataan terbaru yang menolak persetujuan proyek energi surya dan angin, di tengah melonjaknya kebutuhan listrik, bisa menjadi katalis jangka pendek bagi peningkatan konsumsi batu bara. 

Trump secara eksplisit menegaskan bahwa “hari-hari kebodohan energi terbarukan sudah berakhir,” sebuah pernyataan yang menegaskan arah kebijakan energi AS lebih berpihak pada energi fosil. Kondisi ini menambah lapisan dukungan bagi harga batu bara, terutama jika permintaan listrik di kawasan PJM Interconnection—yang mencakup 13 negara bagian—tetap tinggi.

Teknikal Kasih Sinyal Warning

Namun dari sisi teknikal, gambaran harian justru menampilkan bias yang lebih berhati-hati. Mengutip teknikal Investing, Indikator-indikator momentum mayoritas memberi sinyal "jual". Relative Strength Index (RSI) berada di 43,7, mendekati area netral-bearish, sementara Stochastic jatuh ke level 20,3, menandakan tekanan jual yang cukup kuat. 

Williams %R bahkan berada di -100, mengindikasikan kondisi oversold yang ekstrem, sementara CCI di -136 juga mencerminkan tren negatif. Meski begitu, MACD masih berada di area positif, memberikan secercah sinyal beli, dan ADX yang sangat tinggi menunjukkan tren yang kuat meski arahnya masih ke bawah.

Dari sisi moving average, mayoritas jangka pendek seperti MA5, MA10, dan MA20 masih mengisyaratkan sinyal jual, memperkuat potensi tekanan harga dalam jangka harian. Namun MA50 dan MA100 masih memberikan sinyal beli, menunjukkan tren menengah masih relatif terjaga.

Dengan harga saat ini berada di kisaran USD111,5 per ton, posisi teknikal menyarankan bahwa risiko koreksi tetap terbuka, terutama jika tidak mampu bertahan di atas support psikologis USD110.

Bagi investor, situasi ini menuntut sikap hati-hati. Reli dalam tiga hari terakhir menunjukkan adanya daya dorong fundamental, namun indikator teknikal yang mayoritas condong bearish memberi peringatan bahwa kenaikan bisa terhambat. 

Untuk strategi jangka pendek, akumulasi agresif mungkin belum disarankan mengingat potensi koreksi masih cukup besar. Investor dengan horizon menengah hingga panjang bisa tetap mempertahankan eksposur terbatas, sambil memanfaatkan pelemahan harga sebagai peluang akumulasi, khususnya jika dukungan kebijakan energi AS berlanjut dan permintaan global tidak turun tajam.

Singkatnya, harga batu bara masih mendapat dukungan dari faktor eksternal, namun tekanan teknikal menunjukkan pasar perlu berhati-hati terhadap koreksi jangka pendek. 

Strategi paling rasional saat ini adalah wait and see bagi trader harian, dan akumulasi bertahap bagi investor jangka menengah-panjang yang percaya tren kenaikan energi fosil masih berlanjut.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79