KABARBURSA.COM - Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam mengalami peningkatan selama sepekan terakhir.
Pada awal pekan, harga emas Antam tercatat sebesar Rp1.399.000 per gram dan menutup pekan dengan harga Rp1.404.000 per gram, mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 dalam sepekan. Namun, harga buyback emas Antam justru mengalami penurunan sebesar Rp7.000.
Di awal pekan, harga buyback berada di Rp1.264.000 per gram dan turun menjadi Rp1.257.000 per gram di akhir pekan. Buyback adalah harga yang diterima pemegang emas Antam jika mereka ingin menjual kembali emas batangan tersebut.
Menurut laman Logam Mulia, rincian pergerakan harga emas Antam selama sepekan adalah sebagai berikut:
Pada hari Senin, 15 Juli 2024: Harga emas Antam Rp1.399.000 per gram dengan buyback Rp1.264.000 per gram. Esok harinya, Selasa, 16 Juli 2024, harga naik Rp4.000 menjadi Rp1.403.000 per gram dengan buyback Rp1.267.000 per gram.
Rabu, 17 Juli 2024 harga turun Rp17.000 menjadi Rp1.420.000 per gram dengan buyback Rp1.287.000 per gram.
Dan, Kamis, 18 Juli 2024, harga mencapai puncaknya di pekan ini dengan kenaikan Rp7.000 menjadi Rp1.427.000 per gram dengan buyback Rp1.290.000 per gram.
Jumat, 19 Juli 2024, harga melemah Rp8.000 menjadi Rp1.419.000 per gram dengan buyback Rp1.269.000 per gram.
Lalu, Sabtu, 20 Juli 2024, harga terus turun Rp15.000 menjadi Rp1.404.000 per gram dengan buyback Rp1.257.000 per gram. Dan, Minggu, 21 Juli 2024: Harga tetap pada Rp1.404.000 per gram dengan buyback Rp1.257.000 per gram.
Perlu diketahui bahwa harga emas Antam tersebut berlaku di Butik Emas LM, Graha Dipta, Pulo Gadung, Jakarta Timur, dan bisa berbeda di gerai penjualan emas Antam lainnya.
Ketentuan Pajak dan Buyback
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Untuk potongan pajak lebih rendah sebesar 0,25 persen, sesuai PMK Nomor 38 Tahun 2023, pembeli harus menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam setiap transaksi. Bukti potong PPh 22 akan disertakan dalam setiap pembelian emas batangan.
Untuk buyback, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nilai lebih dari Rp10 juta dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen bagi pemegang NPWP dan 3 persen bagi non-NPWP. Harga buyback yang ditetapkan oleh Antam belum termasuk pajak jika penjualannya melebihi Rp10 juta, di mana PPh 22 akan dipotong langsung dari total nilai buyback.
Harga Emas Antam Hari Ini, Minggu, 21 Juli 2024
- Emas 0,5 gram: Rp752.000
- Emas 1 gram: Rp1.404.000
- Emas 2 gram: Rp2.748.000
- Emas 3 gram: Rp4.097.000
- Emas 5 gram: Rp6.795.000
- Emas 10 gram: Rp13.535.000
- Emas 25 gram: Rp33.712.000
- Emas 50 gram: Rp67.345.000
- Emas 100 gram: Rp134.612.000
- Emas 250 gram: Rp336.265.000
- Emas 500 gram: Rp672.320.000
- Emas 1.000 gram: Rp1.344.600.000
Pergerakan harga ini menunjukkan fluktuasi yang signifikan dalam sepekan, mencerminkan dinamika pasar dan permintaan terhadap emas batangan Antam.
Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus USD250
Harga emas dunia diprediksi menembus level USD 2500 per ons troi pada Juli 2024. Analis pasar uang dari PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, menjelaskan beberapa katalis utama yang mendorong kenaikan harga emas ini.
Pertama, perkembangan politik di Amerika Serikat menjadi faktor penting. Presiden Joe Biden mengisyaratkan pengamanan ketat untuk semua calon presiden, termasuk John F Kennedy Jr, yang diprediksi menjadi lawan kuat Donald Trump di Pilpres mendatang.
"Jika John F. Kennedy Jr. benar-benar maju dan bertarung melawan Trump, harapan kemenangannya cukup besar," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Rabu, 17 Juli 2024.
Di Timur Tengah, kata Ibrahim, ketegangan meningkat setelah Hamas keluar dari perundingan dengan Israel. Serangan Israel di Jalur Gaza yang menyasar anak-anak mendapat kecaman dari pemimpin dunia dan memanaskan situasi politik.
"Agustus kemungkinan besar Presiden Iran itu akan dilantik dan akan memberikan statement-statement yang sedikit memanaskan situasi di Timur Tengah," katanya.
Faktor ketiga, lanjut dia, adalah kebijakan moneter Amerika Serikat. Bank Sentral Amerika diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September. Penurunan suku bunga ini mendorong investor mencari aset aman seperti emas, sehingga harga emas melonjak tajam.
"Data tenaga kerja yang terus menurun dan inflasi yang terkendali menjadi indikator kuat penurunan suku bunga ini," ucapnya.
Kondisi suku bunga yang lebih rendah umumnya meningkatkan minat terhadap investasi emas, yang tidak memberikan bunga. Meskipun suku bunga masih berada di level tinggi dan inflasi berada jauh di atas target The Fed, harga emas telah menguat sebesar 17 persen sepanjang tahun ini.
Harga emas sebelumnya mengalami pelemahan pada awal pekan ini, meskipun masih bertahan di atas level USD2.400 per ons troi. Sentimen pasar tercermin dari harapan yang semakin kuat terhadap pemangkasan suku bunga setelah data menunjukkan perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pada Senin, 15 Juli 2024 pukul 6.30 WIB, harga emas spot tercatat sebesar USD2.407,11 per ons troi. Ini menunjukkan penurunan sebesar 0,18 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya di level USD2.411,43 per ons troi. Sementara itu, harga emas kontrak Agustus 2024 di Commodity Exchange turun 0,42 persen menjadi USD2.410,60 per ons troi.
Data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS mengalami penurunan pada bulan Juni, mengindikasikan perlambatan inflasi yang dapat memberikan ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga dalam tahun ini. Spekulasi bahkan menyoroti kemungkinan penurunan suku bunga sebanyak dua kali, dengan total potensi penurunan mencapai 50 basis poin.
Kondisi suku bunga yang lebih rendah umumnya meningkatkan minat terhadap investasi emas, yang tidak memberikan bunga. Meskipun suku bunga masih berada di level tinggi dan inflasi berada jauh di atas target The Fed, harga emas telah menguat sebesar 17 persen sepanjang tahun ini.
Selain itu, bank sentral di seluruh dunia terus menambah cadangan emas sebagai bagian dari diversifikasi portofolio mereka. Permintaan terhadap safe haven juga meningkat akibat ketegangan global yang masih berlanjut. (*)