Logo
>

Harga Emas Global Capai Level Tertinggi di Tengah Rencana AS Akhiri Shutdown

Kenaikan harga emas dunia didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan pelemahan data ekonomi AS di tengah rencana berakhirnya penutupan pemerintahan terpanjang.

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Global Capai Level Tertinggi di Tengah Rencana AS Akhiri Shutdown
Ilustrasi perhiasan emas. Foto: iStock.

KABARBURSA.COM - Harga emas dunia terus melesat ke angka tertingginya dalam tiga pekan terakhir, naik sekitar 2 persen. Kenaikan harga emas dipicu oleh turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dan meningkatnya harapan terhadap pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember mendatang. 

Emas spot diperdagangkan di kisaran USD4.208,98 per ons, sementara kontrak berjangka Desember ditutup di USD4.213,60 per ons. Keduanya menembus level tertinggi sejak 21 Oktober. 

Penurunan yield obligasi AS tenor 10 tahun ke posisi terendah sejak awal November menjadi katalis utama penguatan emas. Karena, imbal hasil yang lebih rendah mengurangi opportunity cost dalam memegang aset tanpa bunga seperti emas.

DPR AS Berencana Akhiri Government Shutdown

Gejolak harga emas ini muncul di Tengah rencana DPR AS mengakhiri penutupan pemerintahan yang sudah berlangsung selama 42 hari. Penutupan tersebut sempat membekukan rilis data ekonomi resmi dan membuat pasar bergantung pada data indikator swasta, seperti laporan ADP. 

Dalam laporannya, ADP menunjukkan bahwa perusahaan swasta kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu selama empat pekan terakhir hingga 25 Oktober. Sinyal ini menunjukkan dengan jelas bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah. 

Pelemahan inilah yang kemudian memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas mencapai 65 persen menurut CME FedWatch.

Kondisi ini memperlihatkan pola klasik dalam siklus emas, bahwa Ketika suku bunga riil menurun dan ekspektasi ekonomi melemah, investor cenderung beralih ke emas sebagai pelindung nilai. 

Perak, Palladium, Platinum Sentuh ATH

Tidak hanya emas, fenomena ini ikut mengerek performa harga logam mulia lainnya. Perak, misalnya, mengalami kenaikan sebesar 4,6 persen ke USD53,58 per ons. Kenaikan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak pertengahan Oktober. 

Namun, menurut analis RJO Futures Bob Haberkorn, kenaikan perak juga didorong oleh kekhawatiran pasokan ketat. 

Kemudian, platinum jugar naik 2 persen ke USD1.616,80 dan palladium menguat 2,5 persen ke USD1.480,58 per ons. Kenaikan menyeluruh ini menunjukkan bahwa pasar logam mulia sedang memasuki fase “risk hedge rally,” di mana investor memperkuat posisi pada aset keras di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi dan ketidakpastian fiskal di AS.

Secara kritikal, reli harga emas kali ini memperlihatkan keseimbangan antara faktor fundamental dan spekulatif. Dari sisi fundamental, ekspektasi pelonggaran moneter dan lemahnya data tenaga kerja memberikan alasan rasional bagi investor untuk membeli emas. 

Disi teknikal dan psikologis, lonjakan cepat dalam waktu singkat menimbulkan risiko koreksi jangka pendek apabila hasil pemungutan suara DPR AS berjalan lancar dan data ekonomi mulai membaik setelah pemerintahan dibuka kembali. 

Artinya, performa emas ke depan sangat bergantung pada konfirmasi arah kebijakan The Fed dan data ekonomi pascapembukaan pemerintahan.

Dengan latar seperti ini, pasar emas kini berada dalam posisi sensitive. Di satu sisi didukung oleh prospek penurunan suku bunga dan lemahnya dolar, namun di sisi lain berpotensi menghadapi tekanan jika data ekonomi menunjukkan pemulihan lebih cepat dari perkiraan. 

Dalam konteks makro yang bergejolak, reli 2 persen kali ini tampak lebih sebagai refleksi antisipasi pasar ketimbang perubahan fundamental jangka panjang.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79