KABARBURSA.COM - Harga emas dunia mengalami kenaikan hingga mendekati rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 30 September 2025.
Kenaikan emas tersebut dipengaruhi kekhawatiran penutupan pemerintah Amerika Serikat. Selain itu, sentimen juga datang dari data pekerjaan yang lemah sehingga memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Merujuk Reuters, harga emas spot naik 0,3 persen menjadi USD3.843,43 per ons, pulih dari penurunan sebelumnya di jam perdagangan AS. Harga mencapai rekor tertinggi USD3.871,45 selama perdagangan Asia.
Sementara itu harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,5 persen lebih tinggi di harga USD3.873,20.
Tai Wong, seorang pedagang logam independen mengatakan emas kembali menunjukkan ketahanan luar biasa karena sukses memulihkan kerugian awal setelah data JOLT AS yang kurang menggembirakan yang tidak akan menghalangi penurunan suku bunga dalam waktu sebulan.
"Penutupan sebagian pemerintahan AS yang mengancam menambah ketidakpastian dan memperkuat seruan 'beli emas'." ujar dia melansir dari Reuters.
Perlu diketahui, lowongan pekerjaan di AS meningkat tipis pada bulan Agustus, dibarengi pula dengan perekrutan karyawan yang menurun. Kondisi ini diklaim bisa membuat The Fed kembali memangkas suku bunga bulan depan.
Menurut perangkat FedWatch CME Group, ekspetasi penurunan suku bunga The Fed sebesar 97 persen. Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung menguat selama periode ketidakpastian dan kondisi suku bunga rendah.
Di sisi lain, harga emas batangan telah naik 11,5 persen sejauh ini di bulan September, dan berada di jalur untuk meraih persentase kenaikan bulanan terbesar sejak Agustus 2011. Harga emas batangan naik 16,4 persen untuk kuartal ini.
Sementara itu harga perak spot turun 1,1 persen menjadi USD46,42 per ons, namun perak sudah naik 17 persen sepanjang bulan ini. Sementara itu platinum turun 2,7 persen menjadi USD1.576,75 dan paladium turun 1,5 persen menjadi USD1.249,37.(*)