KABARBURSA.COM - Harga emas menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 23 September 2025. Kenaikan ini ditopang oleh arus masuk aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve atau The Fed.
Mengutip Reuters, harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 0,8 persen menjadi USD3.777,80 per ons. Hal ini terjadi setelah emas mencapai rekor tertinggi baru di level USD3.790,82 pada awal sesi.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 1,1 persen di level USD3.815,7. Sementara itu imbal hasil acuan treasury dalam tenor 10 tahun turun 0,2 persen, adapun dolar AS sebagian besar stabil.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral menghadapi situasi yang menantang dengan risiko inflasi yang lebih cepat dari perkiraan.
Sementara pertumbuhan lapangan kerja yang lemah menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja. Ia tidak memberikan kejelasan kapan Fed akan memangkas suku bunga berikutnya.
Ahli strategi pasar RJO Futures, Bob Haberkorn mengatakan pasar emas menyadari bahwa tidak ada hal signifikan dalam pidato Powell dibandingkan dengan nada yang dilontarkan minggu lalu.
"Tidak ada hal signifikan yang cukup untuk mengubah arah kenaikan emas," kata Bob Haberkorn.
Disebutkan, pedagang masih memperkirakan pemotongan suku bunga AS pada bulan Oktober dan Desember setelah Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin awal bulan ini.
Perhatian kini beralih ke rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari Jumat, ukuran inflasi yang disukai Fed.
Sementara itu, sentimen juga datang dari NATO yang memperingatkan Rusia bahwa mereka akan menggunakan semua alat militer dan non-militer yang diperlukan untuk mempertahankan diri saat mengecam Moskow karena melanggar wilayah udara Estonia.
Di sisi lain, Commerzbank mencatat minat beli yang kuat dari investor ETF didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga, kekhawatiran seputar independensi Fed, dan perkembangan geopolitik.