Logo
>

Harga Emas Susut Tiga Persen, Kondisi Perang Dagang Membaik

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Susut Tiga Persen, Kondisi Perang Dagang Membaik
Harga emas mulai susut, tersengat meredanya eskalasi dagang antara AS dengan China. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Rabu waktu setempat, 23 April 2025, melanjutkan pelemahan dari level tertingginya sepanjang sejarah. Koreksi ini terjadi seiring dengan membaiknya selera pasar terhadap aset berisiko.

    Tidak hanya itu, pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan tidak memiliki niatan untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell, serta adanya indikasi kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan China, juga membuat harga emas susut.

    Harga emas di pasar spot tercatat turun sebesar 3 persen ke posisi USD3.281,6 per ons pada pukul 24.43 WIB. Ini merupakan penurunan tajam dari level rekor sebelumnya, USD3.500,05 per ons, yang dicapai pada sesi perdagangan sebelumnya. 

    Sementara itu, harga emas berjangka di Amerika Serikat juga mengalami koreksi, ditutup merosot 3,7 persen ke level USD3.294,10 per ons, menurut laporan Reuters dari Bengaluru.

    Pergerakan harga emas tersebut mencerminkan rotasi modal dari aset-aset safe haven menuju instrumen berisiko seiring meredanya ketegangan pasar. 

    Pernyataan Phillip Streible Chief Market Strategist dari Blue Line Futures, menunjukkan bahwa investor mulai berpindah dari logam mulia ke saham-saham unggulan seperti Apple dan Tesla, seiring pulihnya keyakinan pasar atas stabilitas kebijakan ekonomi AS.

    Peningkatan nilai dolar AS turut memperkuat tekanan pada harga emas. Kekuatan dolar tercermin dari respon positif pasar setelah Trump meredam ketegangan terkait independensi The Fed dengan memastikan bahwa Jerome Powell tetap menjabat. Ketegangan sebelumnya sempat muncul akibat kritik keras Trump terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

    Selain itu, sentimen pasar juga terdorong oleh pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang menegaskan perlunya penurunan tarif antara Amerika Serikat dan China sebagai syarat untuk melanjutkan negosiasi dagang. Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa ketegangan perdagangan yang selama ini menjadi salah satu pendorong lonjakan harga emas, dapat segera mereda.

    Meskipun saat ini emas berada dalam fase koreksi, secara keseluruhan logam mulia tersebut telah mencatatkan kenaikan lebih dari 26 persen sepanjang tahun 2025. Kenaikan ini didorong oleh kombinasi pembelian oleh bank sentral, kekhawatiran terhadap ketegangan dagang, serta meningkatnya permintaan dari investor global sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar.

    Namun, dari sudut pandang teknikal, analis seperti Ole Hansen dari Saxo Bank memperingatkan bahwa penurunan tajam dari puncak USD3.500 bisa membuka ruang bagi koreksi yang lebih dalam dalam jangka pendek, terutama bila tidak ada penguatan sentimen baru yang mampu menopang permintaan emas.

    Sementara itu, logam mulia lainnya menunjukkan performa yang beragam. Harga perak justru melonjak sebesar 3 persen menjadi USD33,48 per ons, platinum naik 1,1 persen ke USD969,1, dan paladium tercatat stabil di USD935,59. 

    Perbedaan pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang selektif dalam merespons sentimen makro dan fundamental masing-masing komoditas.

    Koreksi harga emas saat ini menandai fase konsolidasi penting dalam tren jangka panjangnya, yang tetap dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara kebijakan moneter, geopolitik, dan dinamika permintaan global.

    Harga Emas Kuartal I 2025: Kenaikan Signifikan di Tengah Ketidakpastian Global

    Sepanjang kuartal pertama tahun 2025, harga emas mengalami lonjakan tajam. Hal ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global. 

    Tren kenaikan ini tidak hanya mencerminkan kekhawatiran investor terhadap gejolak pasar, tetapi juga mencerminkan reaksi terhadap berbagai kebijakan makroekonomi, termasuk hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China serta arah kebijakan moneter Federal Reserve.

    Januari 2025: Awal yang Kuat untuk Emas

    Harga emas membuka tahun 2025 dengan posisi yang solid. Pada 2 Januari, emas diperdagangkan di level USD2.658,04 per ons. Selama paruh pertama bulan ini, harga cenderung stabil dengan kecenderungan naik secara bertahap. 

    Menjelang pelantikan Presiden Donald Trump untuk masa jabatan berikutnya, harga emas meningkat menjadi USD2.710,30 per ons. Data menunjukkan bahwa sepanjang bulan Januari, harga emas bergerak di kisaran USD2.689 hingga USD2.701 per ons, didorong oleh kekhawatiran pasar atas potensi ketegangan kebijakan fiskal dan moneter.

    Februari 2025: Akselerasi Kenaikan Harga

    Memasuki Februari, momentum positif harga emas semakin kuat. Pada 3 Februari, harga emas untuk pertama kalinya dalam tahun ini menembus angka psikologis USD2.800 per ons. 

    Lonjakan permintaan terlihat jelas ketika pada 10 Februari, harga berhasil melewati USD2.900 per ons. Kinerja tertinggi bulan ini tercapai pada 24 Februari, saat harga emas menyentuh USD2.949,90 per ons. 

    Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi pembelian besar-besaran oleh bank sentral dan ketidakpastian akibat ketegangan dagang yang belum terselesaikan antara AS dan China.

    Maret 2025: Rekor Tertinggi Baru

    Pada bulan Maret, harga emas terus menunjukkan performa mengesankan. Tanggal 21 Maret, harga emas melonjak ke USD3.030,86 per ons, menandai pertama kalinya emas diperdagangkan di atas angka USD3.000 dalam sejarah. 

    Kenaikan berlanjut hingga akhir bulan, dengan harga menyentuh rekor tertinggi baru sebesar USD3.106,50 per ons pada 31 Maret. Lonjakan ini terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran atas suku bunga, volatilitas pasar saham, dan ekspektasi pelonggaran tarif oleh pemerintah AS, yang menimbulkan pergerakan besar modal menuju aset safe haven.

    Tren Kenaikan Kuartal I 2025

    Secara keseluruhan, harga emas mencatat kenaikan lebih dari 18 persen sepanjang kuartal pertama 2025. Dari posisi pembukaan di awal Januari hingga akhir Maret, harga bergerak dari kisaran USD2.658 menjadi di atas USD3.100 per ons. Kenaikan ini dipicu oleh gabungan faktor teknikal, pembelian institusional, serta faktor makroekonomi global.

    Emas tetap menjadi aset yang sangat dicari dalam kondisi ketidakpastian. Pergerakan harga yang agresif mencerminkan dinamika global yang sedang berlangsung, menjadikan kuartal ini sebagai periode penting dalam sejarah pergerakan logam mulia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79