KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memasuki babak penting dalam peta jalan pertumbuhannya.
Perusahaan tambang milik Grup Bakrie ini mulai menunjukkan keseriusannya dalam mengoptimalkan aset tambang emas, memperluas kapasitas produksi, hingga menyiapkan eksplorasi lanjutan di proyek Gorontalo.
Dalam laporan riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas, yang dikutip Jumat, 4 Juli 2025, saham BRMS diinisiasi dengan rekomendasi Buy dan target harga Rp480 per saham. Prospek cerah dalam tiga tahun ke depan menjadi alasannya.
Langkah terdekat BRMS difokuskan ke tambang emas Citra Palu Minerals (CPM). Setelah proyek pengolahan metode heap leach rampung pada kuartal ketiga 2025, perusahaan tak berhenti di situ. Mereka akan mulai mengeksplorasi tambang bawah tanah yang diklaim memiliki potensi besar.
Cadangan emas bawah tanah di CPM mencapai sekitar 3 juta ons dengan kadar rata-rata 4,9 gram per ton. Dengan potensi sebesar itu, BRMS menargetkan produksi emas bisa meningkat dua kali lipat, yaitu dari 74 ribu ons pada 2025 menjadi lebih dari 150 ribu ons per tahun di 2028.
Peningkatan produksi ini diproyeksikan mendorong lonjakan laba bersih BRMS dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 28 persen selama 2025–2027. Di tengah ketidakpastian pasar global, momentum ini menjadi nafas segar bagi investor.
Gorontalo Minerals: Proyek Strategis Jangka Panjang
Tak kalah penting adalah proyek Gorontalo Minerals (GM), yang disebut-sebut sebagai aset paling berharga dalam portofolio BRMS. Meski sejatinya merupakan tambang tembaga, BRMS akan terlebih dulu memproduksi emas dari wilayah Motomboto.
Tujuannya jelas, mendatangkan arus kas awal untuk mendanai eksplorasi tembaga yang jauh lebih kompleks dan mahal.
Secara valuasi, GM sudah menyumbang sekitar 58 persen dari total valuasi BRMS saat ini. Maka, apabila eksplorasi tembaga membuahkan hasil dan cadangan resmi diumumkan sesuai standar JORC, nilainya bisa naik signifikan. Inilah yang menjadi katalis jangka menengah yang patut diperhatikan pelaku pasar.
Sementara, dari sisi kinerja keuangan, BRMS sudah mencatatkan hasil awal yang cukup menjanjikan. Pada kuartal pertama 2025, laba bersih perusahaan mencapai USD14,5 juta. Laba bersih tersebut setara lebih dari 30 persen dari proyeksi setahun penuh.
Meski demikian, kinerja kuartal kedua diperkirakan akan sedikit melambat. Ini disebabkan oleh dua factor, yaitu naiknya tarif royalti dari 10 persen menjadi 16 persen dan serta turunnya kadar emas yang diproses. Namun, tren jangka menengah tetap positif.
Dengan asumsi harga emas global bertahan di sekitar USD3.100 per ons, BRMS diyakini akan mencetak laba bersih sebesar USD46,7 juta pada 2025 dan terus naik menjadi USD77,1 juta pada 2027.
Kenaikan produksi dari 74 ribu menjadi 94 ribu ons per tahun menjadi penggerak utama pertumbuhan ini.
Valuasi Kompetitif, Risiko Tetap Perlu Diwaspadai
Target harga Rp480 per saham disusun dengan pendekatan sum of the parts (SOTP), mengacu pada valuasi rata-rata EV/Resource sebesar USD510 per ons. Valuasi ini selaras dengan benchmark industri saat ini.
Selain kenaikan produksi, harga emas, dan eksplorasi GM, faktor eksternal juga bisa menjadi pemicu pergerakan saham.
Namun, investor tetap harus mewaspadai sejumlah risiko yang melekat. Antara lain kemungkinan penurunan produksi atau kadar emas, harga komoditas yang lebih lemah dari ekspektasi, hingga potensi keterlambatan proyek atau eksplorasi yang tidak menghasilkan cadangan ekonomis.
Dengan strategi monetisasi aset yang terstruktur, rencana ekspansi tambang bawah tanah, dan prospek jangka panjang dari Gorontalo Minerals, BRMS berada dalam lintasan pertumbuhan yang menarik.
Bagi investor yang mencari peluang di sektor tambang emas dengan potensi penguatan valuasi, BRMS menjadi salah satu nama yang layak masuk daftar pantauan serius.
Kinerja yang solid di tengah tantangan operasional menjadi bukti bahwa perusahaan ini tidak sekadar menjual cerita, tetapi tengah mengeksekusi langkah demi langkah menuju pertumbuhan nyata.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.