KABARBURSA.COM – Harga emas turun pada perdagangan Senin setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa batangan emas impor tidak akan dikenakan tarif. Investor juga menanti rilis data inflasi AS yang dapat memberikan gambaran arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup melemah 2,5 persen di USD3.404,70 per ons. Harga emas sempat mencapai rekor tertinggi pada Jumat setelah laporan bahwa Washington mempertimbangkan penerapan tarif impor khusus berdasarkan negara asal untuk batangan emas yang paling banyak diperdagangkan di AS.
Namun, dalam pernyataan di akun media sosialnya pada Senin, Trump menegaskan bahwa emas tidak akan masuk dalam daftar barang yang dikenakan tarif, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Menurut Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, hilangnya ketidakpastian ini membuat pasar sedikit lebih bearish.
“Pelaku pasar akan beralih fokus ke faktor lain, dan hal ini justru bisa mendukung emas jika suku bunga AS segera turun,” ujarnya.
Harga emas spot tercatat turun 1,2 persen menjadi USD3.358,33 per ons.
Dari sisi data, inflasi konsumen AS akan dirilis pada Selasa, disusul inflasi produsen pada Kamis. “Jika data inflasi pekan ini lebih tinggi dari perkiraan, The Fed bisa saja menunda pemangkasan suku bunga yang diantisipasi pada September, yang akan menjadi sentimen negatif bagi harga emas,” tambah Wyckoff.
Sebelumnya, laporan ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan telah meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada September.
Negosiasi perdagangan juga menjadi sorotan menjelang tenggat waktu 12 Agustus yang ditetapkan Trump untuk tercapainya kesepakatan dagang AS–China. Selain itu, Trump dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk membahas akhir perang di Ukraina.
Emas cenderung menguat pada periode ketidakpastian dan lingkungan suku bunga rendah. Sementara itu, harga perak spot turun 1,4 persen menjadi USD37,78 per ons, platinum melemah 0,4 persen ke USD1.326,09 per ons, dan palladium naik 2,1 persen menjadi USD1.149,25 per ons. (*)