Logo
>

Harga Minyak Dunia Terdorong Situasi Tegang Timur Tengah

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Harga Minyak Dunia Terdorong Situasi Tegang Timur Tengah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Awal pekan ini, harga minyak bergerak bullish di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang berpotensi mengganggu pasokan minyak global. Harga minyak WTI tercatat naik 0,24 persen menjadi USD 77,02 per barel, sementara minyak Brent naik 0,13 persen menjadi USD 79,76 per barel.

    Faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga minyak ini adalah potensi serangan balasan dari Iran yang dipicu oleh kematian pemimpin Hamas, yang diperkirakan dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ketidakpastian terkait perundingan gencatan senjata Gaza juga menambah kekhawatiran pasar.

    Selain itu, penurunan alokasi ekspor minyak mentah Saudi ke China pada bulan September mendatang diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi. Penurunan ini diiringi oleh peningkatan jumlah rig minyak dan gas alam di AS, yang menunjukkan potensi peningkatan output minyak AS di masa mendatang.

    Secara teknikal, harga minyak diperkirakan akan menghadapi resistance di level USD 79 per barel, dengan support terdekat di USD75 per barel jika terjadi katalis negatif.

    Alami Penurunan Tajam

    Harga minyak mengalami penurunan tajam, menutup perdagangan dengan penurunan lebih dari USD 1 di awal bulan Agustus.

    Minyak Brent kembali turun di bawah angka USD 80 per barel, seiring dengan pasokan global yang tampaknya tidak terpengaruh oleh ketegangan geopolitik yang berkembang setelah kematian seorang pemimpin Hamas di Iran. Fokus investor kini beralih pada kekhawatiran terkait permintaan minyak.

    Pada hari Kamis 1 Agustus 2024, harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 turun USD 1,32 atau 1,6 persen, menjadi USD79,52 per barel. Sebaliknya, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2024 juga turun, melemah USD1,60 atau 2,1 persen, menjadi USD76,31 per barel.

    Kenaikan tajam sekitar 4 persen pada sesi sebelumnya dipicu oleh kekhawatiran mengenai konflik Timur Tengah yang lebih luas, terkait dengan kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, serta kematian komandan militer senior Hezbollah di Beirut. Meskipun demikian, pasar kini menilai bahwa gangguan pasokan yang nyata belum terjadi, dengan fokus beralih pada permintaan global.

    Dennis Kissler, Senior Vice President of Trading di BOK Financial, menyatakan, “Ada kesadaran yang berkembang bahwa gangguan pasokan yang signifikan belum terlihat. Pasar mulai kembali memusatkan perhatian pada isu permintaan global untuk minyak mentah.”

    Namun, analis mencatat bahwa investor tetap waspada terhadap potensi gangguan, terutama di jalur pengiriman minyak. Serangan oleh militan Houthi yang didukung Iran terhadap kapal-kapal di Laut Merah telah memaksa tanker untuk memilih rute alternatif yang lebih panjang.

    OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan produksi minyaknya, termasuk rencana untuk mulai menghentikan salah satu lapisan pemotongan produksi mulai Oktober. Kebijakan OPEC+ yang disepakati pada Juni 2024 meliputi penghentian bertahap pemotongan sebesar 2,2 juta barel per hari dari Oktober 2024 hingga September 2025, serta perpanjangan pemotongan sebelumnya sebesar 3,66 juta barel per hari hingga akhir tahun 2025.

    Sentimen positif untuk harga minyak datang dari data pemerintah AS yang menunjukkan bahwa permintaan ekspor yang kuat telah mendorong penurunan stok minyak mentah AS mingguan sebesar 3,4 juta barel.

    Namun, dalam jangka panjang, ketidakpastian mengenai permintaan dari China masih membayangi pasar. Analis Phillip Nova Priyanka Sachdeva mengungkapkan, kekhawatiran ini akan membatasi potensi kenaikan harga minyak. Sebuah survei sektor swasta menunjukkan aktivitas manufaktur China pada Juli menyusut untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan, dengan penurunan pesanan baru. Data resmi China juga menunjukkan aktivitas manufaktur menurun ke level terendah lima bulan pada Juli.

    Di sisi lain, Bank of England memangkas suku bunga dari level tertinggi 16 tahun pada hari Kamis. Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan bahwa suku bunga AS mungkin akan dipotong paling cepat pada bulan September. Penurunan suku bunga dapat menurunkan biaya pinjaman, meningkatkan aktivitas ekonomi, dan mendorong permintaan minyak.

    Sentimen 2024

    Di awal Agustus 2024, sentimen pasar minyak global tercermin dari volatilitas harga yang signifikan dan perubahan fokus investor. Berikut adalah gambaran menyeluruh mengenai dinamika dan faktor-faktor yang mempengaruhi pasar minyak saat ini:

    Harga minyak mengalami penurunan tajam di awal bulan ini. Minyak Brent kembali berada di bawah USD80 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun ke level USD 76,31 per barel. Penurunan ini mencerminkan ketidakpastian pasar dan respons terhadap perubahan dalam kondisi geopolitik dan ekonomi global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.