KABARBURSA.COM – Sektor pertanian masih menjadi penopang utama perekonomian Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 13,83 persen pada Triwulan II 2025.
Data BPS tersebut juga menunjukkan jika sektor pertanian berada di posisi kedua terbesar setelah industri pengolahan yang menyumbang 18,67 persen sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Momentum Hari Tani Nasional 24 September 2025 pun dimanfaatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk menegaskan komitmennya mendukung petani melalui pembiayaan, pendampingan, hingga program pemberdayaan berbasis komunitas.
Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, menegaskan bahwa semangat Hari Tani sejalan dengan program Asta Cita swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto, dan menjadi momen penting bagi BRI untuk memperkuat peran dalam sektor pertanian.
“BRI terus berkomitmen agar petani dapat tumbuh lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan. Peran tersebut diwujudkan melalui pembiayaan, pemberdayaan digitalisasi layanan, hingga kemitraan dengan berbagai pihak guna memperkuat rantai pasok pertanian,” ujarnya lewat rilis resmi yang dikutip, Kamis 25 September 2025.
KUR BRI Dominasi Dukungan untuk Petani
Demi mewujudkan komitmen tersebut, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI menempatkan sektor pertanian sebagai penerima manfaat terbesar.
Buktinya, hingga Agustus tahun ini, KUR sektor pertanian mencapai Rp50,95 triliun, atau memiliki porsi sebanyak 44,58 persen dari total KUR BRI yang mencapai Rp114,28 triliun.
Karena itu, KUR BRI diharapkan menjadi pembiayaan yang memberi akses modal secara mudah dan terjangkau bagi petani, sekaligus mendukung penguatan ketahanan pangan nasional.
Program Klaster Usaha Perkuat Komunitas Petani
Selain pembiayaan, BRI juga mengembangkan program pemberdayaan berbasis komunitas melalui Klaster Usaha dalam program Klasterku Hidupku. Hingga kini, jumlah Klaster Usaha binaan BRI mencapai 41.217 kelompok di seluruh Indonesia.
Menariknya, 47,63 persen di antaranya merupakan sektor pertanian, disusul industri sebesar 30,02 persen dan perdagangan 10,78 sebanyak persen. Melalui klaster, petani dibina berdasarkan kesamaan sektor, kondisi geografis, dan kedekatan sosial sehingga bisa lebih solid dalam mengembangkan usaha.
Digitalisasi Keuangan untuk Petani
Tak hanya soal pembiayaan dan pemberdayaan, BRI juga memperluas akses layanan keuangan digital melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar hingga pelosok desa.
Dengan dukungan layanan digital seperti BRImo dan QRIS, petani dapat lebih mudah melakukan transaksi, menabung, hingga mencatat arus kas usaha. Selain efisiensi, digitalisasi ini menciptakan rekam jejak keuangan yang memudahkan pengelolaan usaha pertanian.

Akhmad menambahkan, upaya BRI tidak berhenti pada satu aspek saja, melainkan menyeluruh dari akses modal, pemberdayaan komunitas, hingga digitalisasi layanan keuangan.
“Melalui berbagai inisiatif pemberdayaan tersebut, BRI menegaskan keberpihakannya pada petani dengan pendekatan yang menyeluruh. Harapannya, petani dapat tumbuh lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan sekaligus memperkuat peran sektor pertanian sebagai penopang utama perekonomian nasional,” pungkasnya.
BRI Diguyur Dana Pemerintah Rp55 Triliun, Fokus Salurkan ke UMKM
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengapresiasi kepercayaan Pemerintah dalam penempatan dana sebesar Rp55 triliun.
Dana segar yang diterima BRI diharapkan mampu memperkuat likuiditas sekaligus mempercepat pembiayaan ke segmen UMKM, fokus utama bisnis perseroan, serta mendukung berbagai program prioritas pemerintah.
Sebelumnya, pada Jumat, 12 September lalu, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI menempatkan dana total Rp200 triliun di lima bank pelat merah untuk memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Alokasinya adalah Rp55 triliun untuk BRI, Mandiri, dan BNI, Rp25 triliun untuk BTN, serta Rp10 triliun untuk BSI.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyambut positif kebijakan pemerintah yang ingin memperkuat sektor perbankan dalam negeri tersebut.
“Penempatan dana ini menjadi bukti nyata dukungan pemerintah kepada perbankan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. BRI akan memastikan pembiayaan terus mengalir ke sektor riil, khususnya UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia termasuk program prioritas Pemerintah,” jelasnya.
Hery menambahkan, pembiayaan akan disalurkan secara bijak dengan penerapan manajemen risiko yang ketat.
Kredit UMKM Dominasi Portofolio
Menurut data yang diungkapkan BRI, hingga akhir Triwulan II (April hingga Juni) 2025, penyaluran kredit BRI tumbuh sebesar 6,0 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp1.416,6 triliun.
Dari jumlah itu, kredit UMKM BRI tercatat mencapai Rp1.137,84 triliun atau setara 80,32 persen dari total portofolio pembiayaan BRI.
Di samping pembiayaan, BRI juga mendorong penguatan ekonomi akar rumput melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Holding ini telah menjangkau 34,7 juta debitur aktif serta mengelola 126 juta rekening simpanan mikro, sehingga berperan penting dalam mempercepat inklusi keuangan nasional.
BRI Dorong UMKM Sukses
BRI tercatat telah membina 4.625 Desa BRILian, mengembangkan 41.217 klaster usaha lewat program KlasterkuHidupku, serta mendukung digitalisasi UMKM melalui platform LinkUMKM yang sudah dimanfaatkan oleh lebih dari 12,9 juta pelaku usaha UMKM.
Selain itu, sepanjang tahun ini atau Januari hingga Agustus 2025, BRI mampu menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp114,28 triliun kepada 2,5 juta debitur, termasuk UMKM yang menjadi pemasok dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Angka ini setara dengan 65,31 persen dari alokasi KUR BRI 2025 sebesar Rp175 triliun.
Dukungan Program Perumahan & Koperasi Desa
Di sektor perumahan, per Agustus 2025 BRI telah menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp14,21 triliun kepada 103.807 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di seluruh Indonesia. Terbaru, BRI juga berkomitmen mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).
“Fokus kami adalah menyalurkan pembiayaan kepada segmen UMKM dan program prioritas pemerintah yang memiliki dampak langsung terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan perputaran ekonomi," imbuh Hery.
Ia menambahkan, BRI optimistis dapat terus mengembangkan akses pembiayaan ke lebih banyak nasabah di Tanah Air.
"Dengan jaringan dan kapabilitas yang dimiliki BRI, kami optimistis dapat memperluas akses pembiayaan hingga ke pelosok negeri sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Hery. (info-bks/*)