Logo
>

IKM Makanan-Minuman Sumbang Ekspor USD 4,4 Miliar

Kemenperin dan PT Arwana Citramulia Tbk berkolaborasi bantu IKM pangan tingkatkan standar produksi, dorong ekspor nasional tembus USD 4,4 miliar pada 2025.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
IKM Makanan-Minuman Sumbang Ekspor USD 4,4 Miliar
Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Arwana Citramulia Tbk untuk mendukung sentra IKM pangan di Kabupaten Jembrana, Bali. Foto: dok Kemenperin.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Industri kecil dan menengah (IKM) di sektor makanan dan minuman kembali menunjukkan peran pentingnya menopang perekonomian nasional. 

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, subsektor ini berkontribusi besar terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas, mencapai USD 4,4 miliar pada Juni 2025, atau 23,44 persen dari total ekspor sektor tersebut. 

    Angka itu menjadikan industri makanan dan minuman sebagai penyumbang ekspor terbesar kedua setelah industri logam dasar. 

    “Industri makanan dan minuman memiliki peran yang sangat strategis dalam memperkuat struktur ekonomi nasional. Kontribusinya terhadap ekspor menunjukkan betapa kuatnya potensi sektor ini,” kata Agus dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2025. 

    Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan daya saing IKM pangan agar dapat memenuhi standar produksi dan keamanan pangan. 

    Salah satu langkah konkret dilakukan melalui program fasilitasi dapur bersih yang digelar bersama PT Arwana Citramulia Tbk. Program ini bertujuan membantu pelaku IKM pangan memenuhi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), sekaligus meningkatkan higienitas dan efisiensi proses produksi. 

    Dalam program terbaru, Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Arwana Citramulia Tbk untuk mendukung sentra IKM pangan di Kabupaten Jembrana, Bali. 

    Melalui kerja sama tersebut, diberikan bantuan 1.765 meter persegi keramik bagi pelaku IKM tempe, tahu, garam konsumsi, dan produk pangan lainnya. 

    Sementara itu, Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, menjelaskan bahwa penggunaan material keramik berperan penting dalam menciptakan lingkungan produksi yang bersih dan sesuai standar sanitasi. 

    “Fasilitasi ini diharapkan mempercepat IKM dalam memenuhi standar keamanan pangan,” ujarnya. 

    Sejak 2013, PT Arwana Citramulia Tbk telah menyalurkan sekitar 40.000 meter persegi keramik untuk sentra IKM pangan di berbagai daerah, termasuk Banjarnegara, Purbalingga, Rote Ndao, Rejang Lebong, Banyumas, Singkawang, dan Pacitan. Tahun ini, program serupa juga dilaksanakan di Balikpapan, Sidoarjo, Rembang, dan Bandung Barat. 

    Reni menambahkan, dukungan terhadap IKM tidak hanya dalam bentuk fasilitas fisik, tetapi juga pembinaan dan sertifikasi. Program yang dijalankan meliputi workshop keamanan pangan, pendampingan HACCP, penguatan kemitraan dengan sektor HORECA, serta fasilitasi pemasaran digital dan pameran internasional. 

    Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk, Edy Suyanto, menyebutkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan yang berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). 

    “Kami percaya, target pertumbuhan industri 8% sebagaimana dicanangkan dalam Asta Cita dapat tercapai melalui kolaborasi aktif antara pemerintah dan dunia usaha,” ujarnya.(*) 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.