Logo
>

Indonesia Incar Pasar China Lewat CAEXPO 2024

Ditulis oleh Syahrianto
Indonesia Incar Pasar China Lewat CAEXPO 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dalam upaya memperluas pasar ekspor, Indonesia kembali berpartisipasi dalam China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-21. Pameran yang digelar di Nanning, China ini menjadi ajang strategis bagi para pelaku usaha Indonesia untuk mempromosikan produk-produk unggulannya ke pasar China yang sangat potensial.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Mardyana Listyowati menanggapi positif keikutsertaan Indonesia dalam CAEXPO ke-21. Ia mengatakan, Kemendag optimistis perdagangan dan investasi Indonesia–China akan semakin meningkat.

    “Pameran ini merupakan forum strategis untuk mempromosikan perdagangan dan investasi, baik bagi Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya. Melalui kehadiran di CAEXPO 2024, kami optimistis bahwa kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan China akan semakin meningkat,” ujar Mardyana, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 19 September 2024.

    Mardyana juga mengatakan, tahun ini menandakan untuk pertama kalinya pameran dilaksanakan selama lima hari. Sejak awal digelar pada 2004, CAEXPO paling lama diadakan selama empat hari.

    Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag Miftah Farid mengungkapkan, CAEXPO ke-21 pada tahun ini akan memperluas partisipasi Indonesia di berbagai sektor. Beberapa sektor yang ditampilkan dalam pameran CAEXPO dapat mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke pasar ASEAN dan China.

    “CAEXPO menyediakan kesempatan penting bagi UKM Indonesia untuk terhubung dengan pasar China. Hal ini dapat mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke China,” tutur Miftah.

    CAEXPO merupakan hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ke-7 China–ASEAN Free Trade Area (CAFTA) 2003. Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan perdagangan barang, kerja sama investasi, transfer teknologi, perdagangan jasa, hubungan industri, serta kerja sama subregional ASEAN dan China. Sebagai anggota ASEAN, Indonesia rutin berpartisipasi pada pameran ini setiap tahunnya.

    Dua Paviliun Indonesia

    Pada pameran tahun ini, Indonesia akan menampilkan dua paviliun. Pertama, Paviliun Komoditas seluas 2.160 meter persegi di aula D4. Paviliun Komoditas akan diikuti 100 stan yang menampilkan berbagai produk potensial Indonesia, di antaranya makanan dan minuman, fesyen dan aksesori, furnitur dan dekorasi rumah, serta produk kebutuhan sehari-hari.

    Kedua, Paviliun Nasional (City of Charm) seluas 160 meter persegi di aula B2. Paviliun Nasional akan menampilkan potensi besar dari salah satu komoditas utama Indonesia, yaitu minyak sawit, yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

    Mardyana menambahkan, Paviliun Nasional akan menampilkan potensi dan manfaat minyak sawit, upaya keberlanjutan, dan kontribusinya pada perekonomian nasional.

    “Sebagai bagian dari promosi potensi dan keberlanjutan industri minyak sawit Indonesia, tahun ini Paviliun Nasional akan menampilkan potensi dan manfaat minyak sawit dari BPDPKS. Selain memperkenalkan berbagai produk turunan minyak sawit yang bernilai tinggi, kami juga akan menyoroti upaya keberlanjutan dalam sektor ini serta kontribusi minyak sawit terhadap perekonomian nasional,” jelas Mardyana.

    Perdagangan Indonesia-China

    Pada kuartal I 2024, ekspor Indonesia ke China mengalami penurunan sebesar 21,20 persen dibandingkan dengan kuartal IV 2023. Meskipun demikian, pada Maret 2024, ekspor Indonesia ke China mencapai USD4,75 miliar, naik dari USD4,06 miliar pada Februari 2024. Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan ekspor pada Maret 2023 yang mencapai USD5,67 miliar.

    Pada Juni 2024, China tetap menjadi negara asal impor nonmigas terbesar bagi Indonesia, dengan nilai impor mencapai USD7,40 miliar atau sekitar 48,75 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Hal ini menunjukkan ketergantungan Indonesia yang cukup besar terhadap produk-produk dari China.

    China juga masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, dengan porsi yang signifikan, mencapai 23,71 persen dari total ekspor pada Juni 2024. Ini mencerminkan peran penting China dalam hubungan dagang Indonesia, baik sebagai mitra ekspor maupun impor.

    Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II 2024 hanya tercatat sebesar 4,7 persen secara tahunan, mengalami penurunan dibandingkan kuartal I 2024 yang tumbuh 5,3 persen. Perlambatan ini dapat berdampak pada permintaan terhadap produk ekspor Indonesia, mengingat kuatnya hubungan dagang antara kedua negara.

    Pada Januari 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD2,02 miliar. Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas, yang berkontribusi sebesar USD3,32 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa sektor nonmigas masih menjadi andalan utama dalam menjaga keseimbangan perdagangan Indonesia.

    Produk ekspor utama Indonesia ke China terdiri dari gas bumi, batu bara, minyak kelapa sawit, dan bubur kayu. Di sisi lain, produk impor Indonesia dari China meliputi produk elektronik, bawang putih, mesin, besi, dan baja. Hubungan dagang ini menunjukkan bagaimana kedua negara saling melengkapi dalam kebutuhan masing-masing. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.