Logo
>

Infrastruktur Gas sebagai Pondasi Kedaulatan Energi

Pertagas dan SKK Migas menyoroti pentingnya infrastruktur midstream untuk distribusi gas dan hilirisasi industri, termasuk pengembangan Blok South Andaman.

Ditulis oleh Syahrianto
Infrastruktur Gas sebagai Pondasi Kedaulatan Energi
PT Pertamina Gas (Pertagas) tampil sebagai penghubung strategis antara pasokan dan permintaan gas nasional dalam forum PIPES 2025 yang berlangsung pada 17–18 Juni di Jakarta. (Foto: Dok. Pertagas)

KABARBURSA.COM – PT Pertamina Gas (Pertagas) tampil sebagai penghubung strategis antara pasokan dan permintaan gas nasional dalam forum PIPES 2025 yang berlangsung pada 17–18 Juni di Jakarta. 

Lebih dari 250 pelaku industri hulu, hilir, dan regulator hadir dalam sesi pleno bertema Balancing Market Needs and Strengthening National Energy Sovereignty. Pada sesi ini, Pertagas menegaskan pentingnya Roadmap Integrasi Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi Nasional guna mewujudkan pemerataan energi dan kedaulatan nasional.

Menurut laporan resmi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) per 12 bulan 2023, jaringan pipa distribusi mencapai 12.087 km, dengan total jaringan (transmisi & distribusi) 12.692 km. PGN melayani 830.935 pelanggan pada akhir 2023, yang terdiri dari 825.856 pelanggan rumah tangga, 3.103 pelanggan industri/komersial, dan 1.976 pelanggan kecil.

Sementara total jaringan pipa distribusi per akhir 2024 tercatat mencapai 12.140 km, sedikit meningkat dari 12.087 km pada tahun sebelumnya. Adapun jaringan pipa transmisi tetap berada di angka 605 km, menjadikan total jaringan distribusi dan transmisi menjadi 12.745 km. Jumlah pelanggan yang dilayani juga naik menjadi 835.120 pelanggan, yang terdiri dari 829.940 pelanggan rumah tangga, 3.140 pelanggan industri dan komersial, serta 2.040 pelanggan kecil. 

Jalur utama seperti pipa Grissik–Duri sepanjang 536 km dan Grissik–Singapore 470 km tetap menjadi tulang punggung distribusi gas, menopang arus energi dari lapangan produksi utama ke sentra konsumsi nasional maupun ekspor.

Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, menyatakan bahwa strategi tiga lapis: interkoneksi, integrasi, dan interoperability merupakan kunci menjembatani disparitas pasokan antardaerah. 

“Tanpa pendekatan ini, kawasan industri baru akan sulit berkembang dan menjadi tertinggal dari kota industri mapan,” ujar Imam.

Seiring meningkatnya permintaan gas di wilayah Jawa dan pertumbuhan kawasan industri, PT Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) menekankan urgensi infrastruktur midstream sebagai elemen vital dalam menjembatani sektor hulu dan hilir. 

Dalam konteks ini, pengembangan proyek transmisi seperti East Java Gas Pipeline (EJGP) yang terkoneksi ke jalur Gresem–Cisem menjadi prioritas strategis. Hingga akhir 2024, proyek konektivitas pipa Cisem fase II telah menyelesaikan lebih dari 80 persen pembangunan fisik. 

Namun, HCML menggarisbawahi bahwa tanpa jaringan transmisi yang lengkap dan dapat diandalkan, cadangan gas dari lapangan hulu tidak dapat dimonetisasi secara optimal. Hal ini juga berdampak pada terbatasnya akses energi ke kawasan yang belum memiliki jaringan pipa.

Cadangan “Jumbo” South Andaman: Harapan Baru bagi Energi Nasional

Di tengah tantangan infrastruktur tersebut, optimisme datang dari temuan besar di wilayah utara Indonesia. Penemuan dua sumur eksplorasi gas oleh Mubadala Energy di Blok South Andaman menjadi sorotan utama dalam roadmap energi nasional. 

Sumur Layaran‑1 ditemukan pada awal 2024 dan diperkirakan menyimpan cadangan sebesar 6 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF), sedangkan sumur Tangkulo‑1, yang ditemukan pada Mei 2024, menambah 2 TCF lagi, sehingga total potensi mencapai 8 TCF. 

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa penemuan ini merupakan salah satu terobosan terbesar dalam satu dekade terakhir. Sepanjang 2024, SKK Migas mencatat kenaikan realisasi pengeboran eksplorasi hingga 12 persen secara tahunan, memperlihatkan geliat baru dalam pencarian sumber energi konvensional.

“Atas nama SKK Migas, saya memberikan apresiasi atas keberhasilan Mubadala Energy, sehingga potensi di South Andaman saat ini mencapai sekitar 8 TCF gas in place,” ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam keterangannya, dikutip Senin, 23 Juni 2025.

Namun, Dwi menekankan bahwa monetisasi Blok South Andaman sepenuhnya akan bergantung pada kecepatan pembangunan pipa transmisi nasional.

Penemuan sumur Tangkulo‑1, yang dibor hingga kedalaman 3.400 meter di area laut dalam (1.200 meter), menghasilkan aliran sementara sebesar 47 mmscf/d gas dan 1.300 barel kondensat. 

Rencana pengembangan (PoD) diperkirakan akan disetujui pada akhir semester I 2025 dan diharapkan menghasilkan produksi awal pada 2028.

Hilirisasi: Kunci Daya Saing Industri Nasional

Dari sisi pengguna akhir energi, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) menjadi salah satu entitas yang paling bergantung pada keberlanjutan pasokan gas. 

Menurut laporan tahunan INALUM, komponen energi menyumbang hampir 38 persen dari total biaya operasional pada 2024, meningkat dari 35 persen di tahun 2023. Hal ini mencerminkan sensitivitas tinggi sektor hilirisasi logam terhadap fluktuasi pasokan dan harga energi. 

Dalam forum PIPES 2025, manajemen INALUM menegaskan bahwa rencana ekspansi pabrik peleburan aluminium di Kalimantan tidak akan bisa berjalan efektif tanpa jaminan gas pipa yang stabil dan kompetitif dari sisi biaya.

INALUM menyampaikan bahwa biaya energi menjadi komponen dominan dalam struktur biaya operasional. Mereka menegaskan ekspansi pabrik di Kalimantan hanya akan optimal apabila pasokan gas stabil dan harga kompetitif.

Selaras dengan fokus hilirisasi tersebut, PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menekankan pentingnya dukungan infrastruktur energi dalam membangun kawasan industri berdaya saing. 

Pembangunan pipa transmisi Cisem fase I yang telah beroperasi sepanjang 2023–2024 memberikan dorongan signifikan terhadap daya tarik kawasan. KITB mencatat peningkatan permintaan lahan industri hingga 26 persen selama 2024, utamanya dari sektor otomotif dan logistik. 

Keberadaan jaringan gas pipa di kawasan Batang menjadi keunggulan kompetitif dalam menarik investor baru.

Perhatian terhadap pemerataan energi juga datang dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Sepanjang 2024, BPH Migas mencatat penambahan jaringan transmisi gas sepanjang 40 km, dengan fokus pada perluasan akses di wilayah timur Indonesia. 

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menyampaikan bahwa target swasembada energi nasional hanya bisa dicapai apabila seluruh rantai energi, dari hulu ke hilir, tersambung secara terpadu. 

Strategi nasional yang didorong oleh BPH Migas kini berfokus pada sinergi dengan Kementerian ESDM dan subholding gas seperti Pertagas, untuk mempercepat interkoneksi pipa lintas pulau dan menurunkan biaya logistik energi.

Sebagai tindak lanjut dari konsolidasi sektor energi, PT Pertamina melalui anak usaha dan subholding-nya memperlihatkan upaya menyatukan operasi dari hulu hingga hilir. 

Senior Vice President PT Pertamina, Henricus Herwin, menyebut bahwa tantangan geopolitik global dan volatilitas harga energi pada 2024 mendorong perlunya efisiensi menyeluruh dalam rantai pasok. 

Berdasarkan laporan konsolidasi Pertamina 2024, produksi hulu migas tercatat 965 ribu barel ekuivalen per hari, sementara penyaluran gas ke pelanggan hilir mencapai 1.045 BBTUD (billion British thermal units per day). 

Keseimbangan antara eksplorasi, transmisi, dan konsumsi akhir menjadi krusial dalam menjaga daya saing sekaligus mewujudkan ketahanan energi nasional.

Sinergi Infrastruktur: Jalan Menuju Kedaulatan Energi

Diskusi PIPES 2025 memperkuat posisi infrastruktur gas bukan hanya sebagai alat pemenuhan kebutuhan industri, tetapi sebagai instrumen strategis untuk memperkokoh kedaulatan energi. Tanpa jaringan transmisi yang memadai, potensi cadangan hulu—termasuk Blok South Andaman, dan ekspansi industri domestik akan terhambat.

Melalui integrasi midstream yang merata, gas bumi dari hulu dapat dikoversi menjadi energi komersial dan bahan baku industri di seluruh wilayah, mengurangi ketergantungan impor, dan menjaga stabilitas harga dalam negeri. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.