KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali menguat pada akhir tahun.
Ia memperkirakan laju ekonomi pada kuartal IV 2025 dapat menyentuh kisaran 5,6 persen hingga 5,7 persen, lebih tinggi dibanding capaian kuartal III yang berada di level 5,02 persen.
“Jadi saya expect ekonominya kita akan tumbuh lebih bagus di 3 bulan ke 4 tahun 2025,” ujar Purbaya dalam rapat di DPR, Kamis 27 November 2025.
Menurutnya, berbagai kebijakan stimulus yang telah digelontorkan pemerintah menjadi pendorong utama penguatan ekonomi pada periode akhir tahun. Ia menilai dampaknya mulai terasa terhadap permintaan kredit, suku bunga, hingga aktivitas bisnis masyarakat.
“Kalau sebelumnya 5,02 ya, di triwulan ke 3, kita expect di triwulan ke 4 dengan hitungan-hitungan ini, dengan stimulus ini, dengan stimulus yang lain-lain, BLTS dan lain-lain, kita expect ekonominya kita di triwulan ke 4 bisa tumbuh 5,6 sampai 5,7 persen," kata dia.
Likuiditas yang Mengalir ke Sistem Perbankan
Purbaya menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi sepanjang tahun terjadi karena minimnya pertumbuhan uang beredar. Ia menilai likuiditas perbankan sempat sangat ketat sebelum pemerintah memasukkan dana besar ke sistem keuangan.
“Laju pertumbuhan uang sebelum kita injek uang ke sistem di bulan Agustus itu hampir nol pertumbuhannya, bahkan sebelum-sebelumnya hampir nol," ungkapnya.
Karena kondisi tersebut, ekonomi menjadi tersendat. “Ekonomi itu kering sekali, jadi ekonominya melambat. Boleh kita bilang ekonomi sepanjang ini diperlambat habis-habisan.”
Untuk memulihkan kondisi itu, pemerintah menempatkan dana Rp200 triliun ke Himbara dan BSI. Dampaknya langsung terlihat pada peningkatan uang primer (M0).
“Setelah saya pindahkan uang dua ratus triliun ke sistem… M0 naik ke atas, itu tumbuhnya itu 13 persen lebih. Cuman di bulan Oktober turun sedikit lagi ke 7,8," terang dia.
Melihat penurunan tersebut, pemerintah kembali memasukkan dana Rp76 triliun untuk mendorong perbaikan likuiditas lebih lanjut.
“Jadi saya sudah dorong lagi ke sistem, tambah 76 triliun. Jadi ini harusnya naik lagi ke atas,” kata dia.
Dorong Kredit dan Turunkan Suku Bunga
Menurut Purbaya, masuknya dana pemerintah tidak membebani APBN karena bukan tambahan belanja, melainkan sekadar pemindahan dana dari Bank Indonesia ke perbankan.
“Jadi ini yang meminyaki ekonomi yang sebelumnya melambat. Dan itu tidak merubah APBN. Jadi saya belum ekspansi fiskal sama sekali, itu hanya memindahkan uang saya dari BI ke perbankan," jelasnua.
Ia mengatakan likuiditas yang longgar membuat suku bunga pasar turun, termasuk suku bunga pinjaman.
“Dampak yang pertama adalah tentunya bunga-bunga turun, suku bunga deposit turun, suku bunga pinjaman juga turun. Ini yang menstimulus ekonomi," ungkapnya.
Dengan penurunan bunga dan bank memiliki ruang kredit yang lebih besar, permintaan pembiayaan mulai meningkat. Purbaya memperkirakan kredit akan tumbuh mendekati dua digit pada akhir tahun.
“Kredit juga sudah mulai tumbuh, saya pikir akhir tahun akan mendekati 10 persen," kata dia.(*)