KABARBURSA.COM - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) disebut bakal terdampak positif dengan adanya tiga maskapai penerbangan internasional yang memiliki rute baru ke Indonesia.
Pakar strategi pariwisata nasional sekaligus founder Indonesia Tourism Strategist, Taufan Rahmadi mengatakan, hal ini merupakan kesempatan Indonesia untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).
"Kehadiran tiga maskapai penerbangan internasional dengan rute baru ke Indonesia merupakan peluang emas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara," ujar Taufan kepada Kabar Bursa, Kamis, 25 Juli 2024.
Taufan menjelaskan, hadirnya wisatawan mancanegara ke sejumlah destinasi wisata bisa berdampak positif bagi para pelaku UMKM setempat.
"Dengan akses yang lebih mudah dan nyaman, kita dapat mengharapkan peningkatan jumlah wisatawan yang akan berdampak positif terhadap pendapatan UMKM di berbagai destinasi wisata," ujarnya.
Kendati begitu, Taufan menuturkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk dapat menarik minat wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.
Menurut dia, beberapa langkah di antaranya mencakupi promosi destinasi wisata, peningkatan infrastruktur, hingga pengembangan sumber daya manusia.
"Lalu penyederhanaan regulasi, dan kerja sama dengan maskapai penerbangan untuk memaksimalkan potensi ini," kata dia.
Dengan langkah-langkah tersebut, Taufan yakin sektor pariwisata Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut tiga maskapai penerbangan akan melakukan rute penerbangan baru ke Indonesia.
Tiga Maskapai Internasional
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan terdapat tiga maskapai yang tengah menyiapkan rute penerbangan ke tanah air. Di antaranya ialah Jeju Air, Batik Air Malaysia, dan Super Air Jet.
Jeju Air sendiri adalah maskapai penerbangan asal Korea Selatan yang akan membuka rute penerbangan Incheon menuju Denpasar, Bali, dan sebaliknya.
“Jeju Air itu akan membuka penerbangan dari Incheon ke Denpasar mulai 27 Oktober 2024 yang dijadwalkan akan terbang tujuh kali sepekan dengan kapasitas 180 seat per hari,” ujar Nia di Gedung Kemenparekraf dikutip Selasa, 23 Juli 2024.
Sementara Batik Air Malaysia, bakal membuka rute penerbangan dari Kuala Lumpur ke beberapa tujuan di Indonesia, seperti Surabaya, Lombok, Padang, dan Pekanbaru dengan kapasitas penerbangan masing-masing 150 penumpang.
Untuk penerbangan Kuala Lumpur-Surabaya dan Kuala Lumpur-Lombok akan dilaksanakan inaugural flight pada 1 Agustus 2024, sementara Kuala Lumpur-Padang dan Kuala Lumpur-Pekanbaru dijadwalkan pada 10 Agustus 2024.
Lalu, Super Air Jet juga akan menghadirkan penerbangan Kuala Lumpur-Aceh pada 3 Agustus 2024 dengan kapasitas 180 penumpang.
“Kalau kita lihat, originasi Kuala Lumpur bisa dimanfaatkan tentunya oleh orang-orang yang tinggal di Malaysia tetapi ini juga (penumpangnya) bisa dari negara-negara lain. Karena Malaysia ini juga terhubung dengan berbagai belahan dunia,” jelas Nia.
Nia mengungkapkan jalinan konektivitas penerbangan ini sangatlah penting untuk memperkuat sektor parekraf di Indonesia, terutama dalam hal mendatangkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Karena sekitar 70 persen kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia itu menggunakan transportasi udara.
Selain itu, penambahan rute penerbangan juga bisa membantu Indonesia untuk mencapai target kunjungan wisman 2024, yaitu 9,5 juta-14,3 juta kunjungan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, per Mei 2024, sudah ada 5,24 juta kunjungan wisman ke Indonesia.
“Penerbangan atau via udara itu memegang peranan penting di dalam memberikan konektivitas terhadap sebuah destinasi,” ujar Nia.
Jumlah Kunjungan Wisman
Secara akumulatif jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari hingga Mei 2024 mencapai 5.244.213 kunjungan. Angka ini naik 23,78 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023.
Dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu April 2024, pertumbuhan wisman meningkat 7,36 persen atau mencapai 1.145.499 kunjungan.
Berdasarkan data BPS, terdapat lima negara dengan kunjungan terbanyak yakni Malaysia sebesar 17,47 persen, Australia 11,98 persen, Singapura 9,69 persen, Tiongkok 8,61 persen, dan India 7,08 persen. Dengan rata-rata lama tinggal (lenght of stay) sekitar 7,58 malam.
Kontribusi UMKM
Di sisi lain Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kontribusi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PBB) mencapai 61 persen.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga. Dia mengatakan sektor UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp8.573 triliun.
“Sektor UMKM telah memberikan kontribusi sebesar Rp8.573 triliun atau setara 61 persen dari pendapatan domestik bruto dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja,” ujar Jerry dikutip, Kamis 27 Juni 2024.
Jerry menyebut, pengembangan sektor UMKM tidak lepas dari Keterlibatan aktif organisasi kemasyarakatan. Hal ini merupakan langkah penting untuk membangkitkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dia menuturkan, pihaknya memiliki program terkait peningkatan kualitas produk dan promosi UMKM. Pembinaan bagi UMKM bertujuan meningkatkan kualitas produk, pengembangan jenama (branding), dan sertifikasi halal.
”Melalui program kemitraan UMKM dengan ritel modern dan lokapasar (marketplace), produk- produk dalam negeri dapat tersedia di pasaran. Dengan demikian, produk UMKM dapat dijangkau dan diminati oleh konsumen dalam negeri,” jelasnya.
Jerry menambahkan, Presiden Joko Widodo menargetkan 30 juta pelaku UMKM untuk Go-Digital pada 2024 setelah melihat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.