Logo
>

Israel Klaim Tewaskan Pengganti Nasrallah, Hizbullah Pertimbangkan Gencatan Senjata

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Israel Klaim Tewaskan Pengganti Nasrallah, Hizbullah Pertimbangkan Gencatan Senjata

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengklaim telah menewaskan Hashem Safieddine, yang disebut-sebut sebagai pengganti pemimpin Hizbullah, mendiang Sayyed Hassan Nasrallah yang tewas pada 27 September lalu. Safieddine merupakan pejabat tinggi Hizbullah yang diyakini akan menggantikan Nasrallah, namun ia belum terlihat di depan publik sejak serangan udara Israel akhir pekan lalu.

    "Hizbullah sekarang adalah organisasi tanpa pemimpin. Nasrallah sudah disingkirkan, dan penggantinya kemungkinan juga telah disingkirkan," kata Gallant, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 8 Oktober 2024. Meski demikian, Gallant tidak merinci lebih lanjut mengenai klaim tersebut.

    Di sisi lain, Wakil Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, untuk pertama kalinya tidak menyebutkan syarat gencatan senjata di Gaza dalam pidato terbarunya yang ditayangkan di televisi. Dalam pidato tersebut, Qassem menyatakan dukungan terhadap upaya Ketua Parlemen Nabih Berri, yang merupakan sekutu Hizbullah, untuk menghentikan pertempuran yang terus meningkat di perbatasan Lebanon-Israel.

    “Kami mendukung inisiatif politik yang dipimpin oleh Berri untuk mencapai gencatan senjata,” kata Qassem dalam pidato berdurasi 30 menit itu. Pernyataannya ini menandai kemungkinan perubahan sikap karena selama satu tahun terakhir Hizbullah berjuang mendukung Palestina dalam perang Israel-Hamas di Gaza. Mereka menegaskan tidak akan berhenti sebelum tercapainya gencatan senjata di wilayah tersebut.

    Pidato Qassem disampaikan 11 hari setelah terbunuhnya Nasrallah. Ia juga menambahkan, Hizbullah akan segera memilih Sekretaris Jenderal baru, yang akan diumumkan setelah keputusan diambil.

    Akibatkan Lonjakan Minyak

    Setelah klaim dari Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, bahwa pemimpin pengganti Hizbullah telah tewas, situasi di Timur Tengah mulai menunjukkan tanda-tanda kemungkinan gencatan senjata. Hal ini pun mempengaruhi sentimen pasar global, terutama soal harga minyak yang selama ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di kawasan tersebut.

    Berita tentang potensi gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel segera direspons oleh pasar minyak global. Harga minyak dunia terjun lebih dari 4 persen pada Selasa, 8 Oktober 2024. Meski demikian, kekhawatiran soal serangan terhadap infrastruktur minyak Iran masih memberikan dukungan bagi harga minyak.

    Mengutip Reuters, Rabu, 9 Oktober 2024, harga minyak Brent turun sebesar USD3,75 atau 4,63 persen, ditutup di level USD77,18 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di Amerika Serikat (AS) anjlok USD3,57 atau 4,63 persen, berakhir di USD73,57 per barel. Kedua jenis minyak ini sempat jatuh lebih dari USD 4 per barel pada titik terendahnya dalam sesi perdagangan tersebut.

    "Kita masih sangat bergantung pada berita-berita utama. Ada kabar tentang kemungkinan gencatan senjata, tapi kemudian muncul informasi bahwa beberapa target energi masih dipertimbangkan," ujar mitra di Again Capital LLC, John Kilduff.

    Analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan berita mengenai kesiapan Hizbullah untuk gencatan senjata langsung mempengaruhi pasar. "Konflik ini pasti akan memicu volatilitas harga," ujarnya.

    Pada hari sebelumnya, harga minyak Brent sempat menembus level USD80 per barel untuk pertama kalinya sejak Agustus, dengan kenaikan harian lebih dari 3 persen. Lonjakan tersebut terjadi setelah kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun, mencapai 8 persen, dipicu oleh kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah.

    Isu gencatan senjata muncul setelah Israel meningkatkan serangan terhadap Hizbullah dengan serangan baru di Lebanon selatan. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga mengonfirmasi pengganti pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, yang tewas, telah dieliminasi. Pada Selasa malam, militer Israel memperingatkan warga untuk menjauhi beberapa bangunan di pinggiran selatan Beirut.

    Ketegangan Serangan Rudal Iran

    Kenaikan harga minyak sebelumnya dimulai sejak Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel pada 1 Oktober. Israel berjanji akan membalas dengan mempertimbangkan sejumlah opsi.

    Meski demikian, beberapa analis berpendapat bahwa serangan terhadap infrastruktur minyak Iran mungkin tidak akan terjadi. Mereka memperingatkan, jika Israel memfokuskan serangan ke target lain, harga minyak bisa mengalami penurunan tajam.

    Di sisi lain, di AS, Badai Milton telah meningkat menjadi badai Kategori 5 mendekati Florida, setelah menyebabkan penutupan setidaknya satu platform minyak dan gas di Teluk Meksiko.

    Para pelaku pasar kini menantikan data terbaru mengenai persediaan minyak mentah AS. Analis memprediksi stok minyak akan meningkat sebesar 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 4 Oktober, berdasarkan jajak pendapat awal Reuters.

    Naik Lebih Tiga Persen

    Harga minyak mentah dunia sebelumnya melompat lebih dari 3 persen. Tingginya risiko perang di Timur Tengah memicu kenaikan harga tersebut setelah sebelumnya berada pada posisi bearish.

    Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent pada Senin, 7 Oktober 2024, naik USD2,88 atau 3,7 persen untuk menetap di level USD80,93 per barel. Sementara itu, minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) naik USD2,76 atau 3,7 persen menjadi USD77,14 per barel.

    Pekan lalu, Brent naik lebih dari 8 persen dan WTI melonjak lebih dari 9 persen dari minggu sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam lebih dari satu tahun. Penyebabnya ialah serangan misil Iran pada 1 Oktober 2024 lalu terhadap Israel sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa respons Israel akan menargetkan infrastruktur minyak Teheran.

    Menurut Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow, jika hal itu terjadi, harga minyak bisa naik lagi sebesar USD3 hingga USD5 per barel.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).