KABARBURSA.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melantik Simon Aloysius Mantiri menjadi Direktur Utama (Dirut) Pertamina (Persero) menggantikan Nickey Widyawati.
Sebagai informasi, Simon Aloysius Mantiri sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Perubahan tersebut ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang berlangsung hari ini, Senin, 4 November 2024.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pengangkatan serta pemberhentian direksi dan komisaris BUMN, termasuk Pertamina, merupakan kewenangan pemerintah sebagai pemegang saham yang diwakili oleh Menteri BUMN.
"Pergantian kepemimpinan perusahaan merupakan proses normal dan wajar sebagaimana ketentuan yang ada," kata Fadjar dalam keterangan tertulis, Senin, 4 November 2024.
Selain direksi, Menteri BUMN Erick Thohir juga merombak sejumlah posisi di jajaran komisaris. Posisi Komisaris Utama Pertamina kini ditempati oleh Mochamad Iriawan. Sedangkan posisi Wakil Komisaris Utama Pertamina ditempati oleh Dony Oskaria. Dony sendiri saat ini merupakan Wakil Menteri BUMN.
Selain itu, Raden Adjeng Sondaryani ditetapkan sebagai Komisaris Independen. Raden Adjeng sebelumnya pernah menjabat sebagai merupakan Ketua Ikatan Alumni Perminyakan Universitas Trisakti. Seiring dengan pengangkatan komisaris tersebut, ditetapkan pula pemberhentian Ahmad Fikri Assegaf dari posisi Komisaris Independen Pertamina.
Menurut Fadjar, kehadiran pemimpin baru di Pertamina diharapkan akan memberikan energi baru untuk memastikan keberlanjutan perusahaan di masa depan.
"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ibu Nicke dan Bapak Fikri yang telah mengantarkan Pertamina untuk mencapai kinerja terbaik dalam beberapa tahun terakhir," ucap Fadjar.
Perubahan Direksi dan Komisaris Pertamina (Persero) ini ditetapkan dalam keputusan Menteri BUMN yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor SK-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
Berikut susunan terbaru Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina:
Komisaris
- Komisaris Komisaris Utama: Mochamad Iriawan
- Wakil Komisaris Utama: Dony Oskaria
- Komisaris Independen: Raden Adjeng Sondaryani
- Komisaris: Heru Pambudi
- Komisaris: Bambang Suswantono
- Komisaris Independen: Condro Kirono
- Komisaris Independen
- : Alexander Lay
- Komisaris Independen: Iggi H. Achsien
Direksi
- Direktur Utama: Simon Aloysius Mantiri
- Wakil Direktur Utama: Wiko Migantoro
- Direktur Manajemen Risiko: Ahmad Siddik Badruddin
- Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha: A. Salyadi Dariah Saputra
- Direktur Logistik dan Infrastruktur: Alfian Nasution
- Direktur Keuangan: Emma Sri Martini
- Direktur Penunjang Bisnis: Erry Widiastono
- Direktur Sumber Daya Manusia: M Erry Sugiharto.
Pertamina Targetkan Net Zero Emission dengan Teknologi CO2-EOR
PT Pertamina (Persero) sedang berupaya mewujudkan target Net Zero Emission dengan salah satu langkah melalui program injeksi CO2 menggunakan teknologi CO2-EOR, yang merupakan bagian dari Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
Teknologi CCUS diharapkan mampu mendukung pencapaian target tersebut dengan menyimpan CO2 secara efektif dan mengurangi polusi atmosfer. Sementara itu, injeksi CO2 melalui metode Enhanced Oil Recovery (EOR) akan meningkatkan laju ekstraksi minyak, yang berkontribusi pada peningkatan produksi migas Pertamina.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam penerapan teknologi CCUS dan EOR untuk mengurangi emisi serta menjaga keamanan energi. Proyek CCUS di Lapangan Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi contoh dan akselerasi dalam pengembangan teknologi di lapangan migas lainnya di Indonesia,” ungkap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin 14 Oktober 2024.
Nicke menambahkan bahwa dengan peningkatan produksi dan potensi penyimpanan CO2 yang besar, Indonesia dapat menarik investasi dalam proyek-proyek CCUS, terutama dari negara-negara maju, seperti Jepang. Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas penyimpanan CO2 tetapi juga mendorong inovasi dalam industri terkait.
Sementara itu, Wakil Presiden Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa kerja sama dengan JOGMEC dan JAPEX adalah komitmen perusahaan dalam mempercepat penerapan teknologi CCUS di lapangan migas Pertamina.
“Kerja sama strategis dengan Jepang telah berhasil dilakukan di Lapangan Jatibarang, Indramayu, dan kini dilanjutkan di Lapangan Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur. Kerja sama ini merupakan komitmen Pertamina untuk dekarbonisasi sekaligus meningkatkan produksi migas nasional,” kata Fadjar.
Injeksi CO2 dilakukan menggunakan peralatan yang dirancang khusus untuk melakukan injeksi dengan volume 100 ton per hari selama 25 hari, di SKW-26 dengan fase cair atau gas pada tekanan sumur sebesar 1000 – 1500 psi.
Fadjar menambahkan bahwa injeksi CO2 inter-well injection adalah uji coba tahap kedua setelah injeksi tahap pertama yang dilakukan dengan metode huff and puff di Lapangan Sukowati pada akhir tahun 2023.
“Setelah injeksi tahap kedua, Pertamina akan mengevaluasi peningkatan produksi migas untuk kemudian menerapkan teknologi CCUS dengan CO2-EOR di Lapangan Sukowati serta melanjutkan ke lapangan migas lainnya,” tutupnya. (*)