KABARBURSA.COM - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan 9,5 juta ton pupuk subsidi kategori urea dan Nitrogen, Fosfor dan Kalium (NPK) untuk menjaga ketersediaan pupuk di pasaran dalam negeri.
Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero) Panji W Ruky mengatakan sesuai dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, PT Pupuk Indonesia perlu melakukan pengembangan kapasitas agar harga pupuk tetap terjangkau dan ketersediaannya terjaga.
“Kami perlu untuk menjaga keterjangkauan. Kenapa? Karena harga pupuk itu kalau kita tidak manage bisa sampai 23 persen dari biaya produksi,” kata Panji di acara Media Briefing Kementerian BUMN bertajuk ‘Road Map Menuju Ketahanan Pangan’ di Jakarta, Senin, 23 September 2024.
Panji menuturkan, sebagai BUMN yang bergerak di bidang produksi pupuk terbesar di Asia Pasifik, Middle East dan Nort Africa, PT Pupuk Indonesia memiliki tugas tidak hanya terkait dengan ketahanan pangan di Indonesia, tapi juga region.
Panji mengungkapkan bahwa setelah mendapat subsidi, biaya produksi khusus pupuk turun menjadi 9 persen. Tanpa ada keterjangkauan harga, lanjut dia, petani akan menurunkan volume pembelian.
Volume pupuk urea sebesar 13 persen dan 14 persen untuk pupuk NPK. Ketika terjadi penurunan 13 atau 14 persen akan terjadi penurunan produktivitas tanam hingga 0,5 ton per hektare. Penurunan produksi ini dapat mengurangi pendapatan petani.
“Jadi bisa dikorelasikan dengan kebutuhan impor beras. Nah, ini makanya tugas utama kami dari Pak Erick adalah memastikan ketersediaan dan keterjangkauan. Itu kami lakukan dengan dua hal. Pertama, kita lakukan investasi secara terus-menerus untuk menjaga kapasitas kita, sehingga kita bisa produce continuously untuk kebutuhan domestik maupun regional,” ujarnya.
Membenahi Supply Chain
Selain mengupayakan ada integrasi perusahaan pupuk, pembenahan yang dilakukan ada di sisi supply chain atau rantai pasok. Pupuk Indonesia memastikan agar ketersediaan pupuk bisa sampai ke desa.
“Jadi supply chain ini sangat penting buat kami. Nah kami melakukan digitalisasi. Dengan digitalisasi itu kami bisa memonitor pergerakan pupuk kami dan stok kami sampai di petani,” ujarnya.
Terkait digitalisasi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menginstuksikan melakukan digitalisasi nasional. Melalui digitalisasi, ketersediaan pupuk di 29 ribu kios dapat terpantau.
Ia mengklaim melalui digitalisasi, sudah 8 juta petani yang terlayani dengan baik hingga 15 juta transaksi. Digitalisasi juga memungkinkan untuk mengetahui berapa harga pupuk yang dijual ke petani.
Peningkatan Pendapatan
Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat total penghematan dan peningkatan pendapatan sebesar Rp1,4 triliun berkat berbagai inovasi yang diterapkan selama tahun 2023. Dari jumlah tersebut, Rp1,3 triliun berasal dari penghematan dan Rp0,1 triliun dari peningkatan pendapatan.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyatakan bahwa inovasi-inovasi internal yang diterapkan telah memberikan kontribusi besar terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun 2023, Pupuk Indonesia berhasil meraih laba bersih sebesar Rp6,25 triliun.
“Inovasi-inovasi yang dilakukan tim Pupuk Indonesia telah membantu menyumbang penghematan sebesar Rp1,3 triliun,” ujarn Rahmad dalam acara ‘Pupuk Indonesia Innovation Award (PIIA) Summit 2024’ yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.
Rahmad mengungkapkan bahwa sepanjang tahun lalu, Pupuk Indonesia telah meluncurkan 169 inovasi. Inovasi-inovasi tersebut diapresiasi dalam ajang PIIA Summit 2024, salah satunya adalah aplikasi iPubers, yang mempermudah penyaluran pupuk bersubsidi dengan mencatat transaksi secara real-time. Petani hanya perlu menunjukkan KTP untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Inovasi yang menurut saya sangat signifikan adalah iPubers, yang menjadi juara utama kali ini. Ini merupakan sistem digital untuk mendigitalisasi outlet penjualan kami,” jelas Rahmad.
Dia menambahkan, bahwa penerapan iPubers sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi lebih tepat sasaran dan memudahkan petani. Saat ini, iPubers telah diterapkan di 27.000 kios di seluruh Indonesia yang menjadi penyalur pupuk bersubsidi.
“Kami berhasil menerapkan iPubers di seluruh kios dalam waktu satu bulan. Dengan implementasi di 27.000 kios, alhamdulillah proses digitalisasi selesai dalam satu bulan, ini pencapaian yang luar biasa,” ungkapnya.
Rahmad juga berharap agar inovasi terus dikembangkan oleh karyawan Pupuk Indonesia untuk mendorong kemajuan perusahaan. Menurutnya, inovasi adalah elemen penting dalam menghadapi tantangan di masa depan.
“Saya berharap semangat inovasi ini dapat terus dipertahankan. Tanpa inovasi, tidak ada perusahaan yang bisa bertahan, apalagi berkembang,” pungkas Rahmad. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.