Logo
>

Kemenangan Pemilu AS: Dua Skenario Berbeda untuk Yen Jepang dan Pasar Saham Tokyo

Ditulis oleh Yunila Wati
Kemenangan Pemilu AS: Dua Skenario Berbeda untuk Yen Jepang dan Pasar Saham Tokyo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemilu Amerika Serikat memberikan dua skenario berbeda untuk perekonomian Jepang, utamanya terhadap kurs Yen dan pasar saham. Baik Kamala Harris maupun Donald Trump sama-sama membawa dampak positif, namun dalam sudut pandang yang berbeda.

    Kemenangan Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS berpotensi mendukung mata uang Jepang yang sedang terpuruk. Sementara, jika Donald Trump menang, kemungkinan besar pasar saham Tokyo akan menguat, tetapi yen Jepang berisiko mengalami penurunan lebih dalam.

    Itu hanya dua dari banyak kemungkinan hasil pasar yang diperkirakan oleh investor dan analis saat mereka menggambarkan berbagai skenario untuk arah aset-aset Jepang. Mereka juga mengingatkan bahwa risiko hasil pemilu yang diperdebatkan sangat tinggi, yang berarti bahwa terlepas dari siapa yang terlihat memimpin pada awalnya, volatilitas yang lebih tinggi kemungkinan besar akan terjadi.

    Jepang akan menjadi sorotan khusus saat suara dihitung di AS, mengingat ukuran dan likuiditas pasar Jepang yang besar, serta fokus yang tinggi pada pasangan mata uang dolar-yen selama jam perdagangan Asia.

    Jika Harris menang, kemungkinan besar dia akan mempertahankan kebijakan ekonomi yang ada. Tujuannya jelas, menciptakan "soft landing" bagi perekonomian AS.

    Kecuali jika inflasi meningkat tajam, hal ini akan membuka jalan bagi Federal Reserve (Fed) untuk menurunkan suku bunga. Imbasnya, yen Jepang kemungkinan akan menguat karena selisih imbal hasil antara Jepang dan AS menyempit.

    Namun, setelah melonjak hampir 1 persen pada sesi sebelumnya, yen Jepang mengalami sedikit penurunan pada hari Selasa, 6 November 2024, setelah dolar-yen naik 0,2 persen menjadi 152,47 pada pukul 13:15 waktu Tokyo. Ini terjadi setelah investor memangkas spekulasi tentang kemungkinan kemenangan Trump.

    Saham Jepang pun menunjukkan rebound, dengan indeks Topix naik 0,8 persen setelah libur panjang tiga hari. Namun, para investor tetap berhati-hati menjelang pemilu AS, sebab suku bunga obligasi 10 tahun Jepang masih stabil di 0,935 persen.

    Dampak Kemenangan Trump

    Kembalinya Trump ke Gedung Putih kemungkinan akan memberikan dorongan ekonomi AS, setidaknya dalam jangka pendek, mengingat rencananya untuk memangkas pajak dan melonggarkan regulasi bisnis. Langkah ini berpotensi membantu ekspor Jepang sekaligus mendorong pembelian dolar.

    Namun, rencananya untuk mengenakan tarif baru kepada mitra dagang AS dipandang sebagai risiko bagi saham-saham Jepang. Kinerja Partai Republik dalam pemilu Kongres juga menjadi perhatian penting.

    Menurut Yujiro Goto, kepala strategi valuta asing di Nomura Securities, jika Harris menang, pasar akan bereaksi dengan turunnya imbal hasil dan melemahnya dolar. Dan, dolar-yen kemungkinan akan menguji level 150.

    Namun, jika ada "red sweep" (kemenangan besar bagi Republik), yang berarti Trump menang bersama dengan kontrol partai Republik atas Kongres, dolar-yen bisa menguji level di atas 155. Fokus akan beralih pada apakah otoritas Jepang akan melakukan intervensi verbal atau tidak.

    Strategi dari Credit Agricole dan Mizuho Bank memprediksi bahwa yen bisa terdepresiasi menuju 160 jika Trump yang menang, mendekati level terendah 38 tahun terhadap dolar AS yang tercatat pada Juli lalu.

    Volatilitas Pasar Jepang Meningkat

    Survei yang dirilis pada hari Minggu, 3 November 2024, menunjukkan bahwa Harris dan Trump masih dalam persaingan ketat di pemilu minggu ini, dengan pemilih terbagi sangat tipis, baik di tingkat nasional maupun di negara-negara bagian kunci yang akan menentukan hasilnya.

    Saat pasar taruhan mengurangi kemungkinan kemenangan Trump, dolar melemah dan Treasuries AS menguat, karena beberapa jajak pendapat menunjukkan Harris memiliki sedikit keunggulan, baik secara nasional maupun di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran.

    Hasil pemilu AS diperkirakan akan menambah volatilitas pasar di Jepang, di mana hilangnya mayoritas koalisi yang berkuasa di pemilu rumah rendah Jepang menyebabkan fluktuasi tajam pada harga aset domestik.

    Volatilitas implisit dolar terhadap yen untuk satu minggu ke depan telah naik ke level tertinggi sejak awal Agustus, ketika kenaikan suku bunga Bank of Japan menyebabkan yen menguat tajam.

    Dampak Positif untuk Saham Jepang, Sementara?

    Jika Trump menang dan menggenjot pengeluaran fiskal di AS, reaksi awal pasar kemungkinan akan mencakup dolar yang lebih kuat dan harga saham yang lebih tinggi.

    Namun, dampak positif ini bisa bersifat sementara jika Trump memutuskan untuk mengenakan tarif baru. Jika China menjadi sasaran tarif, hal ini bisa memperlambat ekonomi Jepang, yang masih sangat bergantung pada pasar ekspor terbesar mereka, yakni China.

    Banyak perusahaan Jepang telah lama bergantung pada pertumbuhan ekonomi China untuk mendongkrak pendapatan mereka.

    "Jika Trump menang dan kita semakin dekat dengan gelombang merah (kemenangan besar Republik), maka pengeluaran fiskal AS akan meningkat, sehingga reaksi awal akan berupa dolar yang lebih kuat dan harga saham yang lebih tinggi. Namun, ketika dia mulai membahas tarif, kita kemungkinan akan melihat perdagangan risiko dan saham kehilangan momentum," kata seorang strategi senior di State Street Global Advisors Masahiko Loo.

    Trump sendiri telah mengusulkan tarif 60 persen pada barang-barang China dan bahkan memunculkan ide untuk mengenakan tarif 10-20 persen pada semua impor. Langkah ini berpotensi memukul ekspor Jepang seperti mobil, mesin, dan elektronik ke AS.

    Jika negara lain membalas dengan tarif serupa, pertumbuhan ekonomi global bisa melambat, yang akan merugikan banyak perusahaan Jepang yang telah mengembangkan pasar di luar negeri untuk mengimbangi permintaan domestik yang lemah.

    Dampak Tarif terhadap Pasar Saham Jepang

    Chisa Kobayashi, seorang strategi ekuitas Jepang di UBS SuMi TRUST Wealth Management, mengingatkan bahwa tidak akan ada tempat aman di pasar saham Jepang jika Trump melanjutkan rencananya mengenai tarif perdagangan.

    "Ketika Trump mengenakan tarif pada China pada tahun 2018, seluruh saham Jepang tertekan, terlepas dari sejauh mana paparan mereka terhadap China," ujar Kobayashi.

    Secara keseluruhan, pasar Jepang akan tetap sangat terpengaruh oleh hasil pemilu AS, baik melalui dampaknya terhadap nilai tukar yen maupun pada pasar saham, tergantung siapa yang memenangkan kursi kepresidenan.

    Apa pun hasilnya, ketidakpastian pasar global kemungkinan akan meningkat, dan volatilitas di pasar Jepang kemungkinan akan tetap tinggi dalam beberapa minggu mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79