Logo
>

Kepercayaan Publik Terhadap Prabowo Tinggi, MBG Seperti Mata Pisau

Ditulis oleh KabarBursa.com
Kepercayaan Publik Terhadap Prabowo Tinggi, MBG Seperti Mata Pisau

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, mengungkap kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tergolong tinggi sejak dilantik pada Minggu, 20 Oktober, hingga hari ini, 27 Oktober 2024. Hal itu dia ungkap berdasarkan temuan survei nasional yang dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sebanyak 1.200 orang dengan rentang usia 17 tahun ke atas periode 10 hingga 15 Oktober 2024.

    Berdasarkan hasil surveinya, Muhtadi menyebut kepercayaan publik terhadap pemerintahan Prabowo tergolong tinggi dengan tingkat kesadaran dan dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), di mana publik yang setuju terhadap program tersebut sebesar 65,6 persen, sangat setuju 12,0 persen, kurang setuju 17,7 persen, dan tidak setuju sama sekali 3,6 persen.

    Kendati begitu, Muhtadi menyebut MBG bisa menjadi pisau bermata dua. Pasalnya, ketidakefektifan program MBG pada implementasinya dapat menurunkan kepercayaan publik secara drastis.

    “Kalau program MBG ini kurang meyakinkan publik, itu akan cepat dampak secara elektoral dalam menurunkan keyakinan publik terhadap Pak Prabowo,” kata Muhtadi dalam paparan hasil temuan surveinya, Minggu, 27 Oktober 2024.

    Di sisi lain, Muhtadi juga menyebut, kepercayaan publik terhadap ketercukupan gizi melalui program MBG masih cukup tinggi. Berdasarkan temuannya, publik percaya MBG dapat memenuhi gizi dengan persentase sebesar 60,1 persen percaya, 5,5 persen sangat percaya, 26,7 persen kurang percaya, dan 4,7 persen tidak percaya sama sekali.

    Meski begitu, Muhtadi menyebut masyarakat juga tidak membabi-buta, melainkan juga melihat bagaimana perkembangan dari implementasi program MBG. Pada titik tertentu, jika program ini gagal memenuhi kebutuhan gizi, kepercayaan publik terhadap program MBG dan Prabowo akan menurun.

    Adapun dalam temuan survei Indikator Politik terkait dukungan program MBG menurut persepsi kecukupan nilai gizi dengan rincian 54,1 persen tidak setuju dengan 44,6 persen setuju.

    “Kalau misalnya program ini dirasa gagal untuk memenuhi kecukupan gizi dan lain sebagainya kemungkinan tingkat kepercayaan terhadap program ini secara khusus, maupun public confidence terhadap Pak Prabowo semakin besar,” ungkapnya.

    Selain itu, Muhtadi juga mengungkap bahwa tercatat sebanyak 61,3 persen respondennya percaya bahwa program MBG dapat mengatasi gizi buruk, 4,8 persen sangat percaya, 25,7 persen kurang percaya, dan 4,8 persen tidak percaya sama sekali. Begitu juga dengan dukungan program MBG untuk persepsi atas solusi persoalan stunting dengan persentase 55,3 persen tidak percaya dan 43 persen setuju.

    “Jadi tugas buat pemerintah ke depan adalah meyakinkan Program MBG ini itu punya impact. Masalahnya, ekspektasi publik mungkin maunya cepat, tapi jangan lupa program human development semacam ini itu kan impact-nya nggak bisa cepat,” tutupnya.

    MBG Mesin Pacu PDB

    Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan program MBG dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp4.510 triliun pada 2025. Proyeksi ini berdasarkan alokasi anggaran MBG sebesar Rp71 triliun, yang ditujukan untuk sekitar 19,47 juta individu, termasuk anak sekolah dan ibu hamil serta menyusui.

    “Anggaran sebesar Rp71 triliun untuk makan bergizi gratis pada tahun 2025 diperkirakan dapat mendorong PDB sekitar Rp4.510 triliun, setara dengan 34,2 persen dari total PDB,” tulis INDEF dalam siaran persnya, Sabtu, 19 Oktober 2024.

    INDEF juga mencatat dampak program MBG terhadap PDB diperkirakan akan meningkat seiring bertambahnya jumlah peserta dan alokasi anggaran. Misalnya, pada tahun 2026, dengan alokasi Rp109,7 triliun dan 30,46 juta penerima, dampak ke PDB diprediksi mencapai Rp6.967,2 triliun.

    Pada 2027 dan 2028, proyeksi tersebut meningkat menjadi Rp9.479,4 triliun dan Rp14.219,1 triliun, dengan anggaran masing-masing sebesar Rp149,2 triliun untuk 41,45 juta penerima dan Rp223,8 triliun untuk 62,17 juta penerima. Pada 2029, dengan perkiraan anggaran sekitar Rp298,4 triliun untuk 82,9 juta penerima, dampak terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp18.958,8 triliun.

    “Artinya, setiap Rp1.000 yang diinvestasikan dalam program ini akan memberikan manfaat sebesar Rp63.500 bagi perekonomian,” papar INDEF.

    Sementara itu, Direktur Indef Esther Sri Astuti memperkirakan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan melaksanakan program MBG pada pagi dan siang setiap hari sekolah. Dia menilai, hal itu akan memberatkan keuangan negara. “Pasti akan memberatkan keuangan negara,” kata Esther kepada Kabarbursa.com, Rabu 9 Oktober 2024.

    Meski begitu, dia mengakui program MBG dapat memberikan efek positif bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jika diberi kesempatan untuk berpartisipasi. Namun, Esther menilai dampaknya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan program investasi di sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

    “Jika dibandingkan program investasi di sektor pendidikan untuk upgrade kualitas pendidikan makan program makan bergizi gratis lebih kecil multiplier effectnya,” katanya.

    Namun, mengingat program ini merupakan janji kampanye politik, Prabowo-Gibran akan sulit membatalkannya. Meski begitu, Esther menyarankan agar MBG dijalankan dengan skema yang paling efisien, antara lain dengan cara desentralisasi. “Skema yang paling efisien untuk program Makan Bergizi Gratis yaitu dilakukan dengan cara desentralisasi, karena akan mengurangi biaya logistik,” kata Esther.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi