Logo
>

Kilang Pertamina Indonesia Ungkap Strategi Dukung Penerbangan Ramah

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Kilang Pertamina Indonesia Ungkap Strategi Dukung Penerbangan Ramah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk mempromosikan bahan bakar berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) di sektor penerbangan.

    Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. KPI telah mengembangkan strategi pengembangan kilang hijau (green refinery) yang sesuai dengan peta jalan SAF yang disusun oleh pemerintah.

    Saat berbicara di Asia Pacific Air Transport Forum 2024 di Bali, Taufik menjelaskan bahwa KPI sudah mampu memproduksi SAF melalui metode co-processing di unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) di Kilang Cilacap, menggunakan campuran 2,4 persen RBDPKO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Kernel Oil). Dalam pengembangan selanjutnya, KPI berencana memanfaatkan bahan baku berbasis limbah seperti used cooking oil (UCO) untuk membuat produk yang lebih ramah lingkungan.

    Pertamina SAF telah diuji coba pertama kali pada 2021 dengan pesawat CN235, dan pada Oktober 2023, uji coba SAF dilakukan pada penerbangan komersial menggunakan pesawat Garuda Boeing 737-800 NG.

    Taufik juga menjelaskan bahwa Kilang Cilacap telah menyelesaikan proyek tahap 1 dengan kapasitas produksi SAF sebesar 3.000 barel per hari. Proyek tahap 2 akan meningkatkan kapasitas menjadi 6.000 barel per hari, dan unit ini nantinya akan mampu mengolah berbagai bahan baku, termasuk minyak jelantah. Selain itu, KPI juga merencanakan proyek Green Refinery di Kilang Plaju dengan kapasitas yang lebih besar.

    KPI menargetkan untuk memenuhi kewajiban pencampuran SAF sebesar 5 persen hingga tahun 2039, sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai 12,5 persen pada tahun 2040. Sejak 2019, Indonesia telah menghentikan impor avtur, dan KPI berkomitmen untuk memastikan produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan di masa depan.

    KPI, sebagai anak perusahaan Pertamina yang berfokus pada pengolahan minyak dan petrokimia, juga berkomitmen pada prinsip-prinsip ESG (environment, social & governance) dan telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC), mengadopsi Sepuluh Prinsip Universal dari UNGC dalam strategi operasionalnya.

    Raih Peringkat Final 

    PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) meraih peringkat final BBB dengan outlook stabil dari lembaga pemeringkat internasional S&P Global Ratings setelah sebelumnya memperoleh peringkat serupa dari Fitch Ratings.

    Peringkat BBB dengan outlook stabil ini sejalan dengan peringkat yang diterima PT Pertamina (Persero), perusahaan induk KPI.

    “Dengan bangga kami sambut hasil pemeringkatan dari Fitch Ratings dan S&P Global Ratings untuk KPI, yang merupakan lembaga pemeringkat internasional bergengsi dengan reputasi yang kuat di tingkat global. Apalagi, ini adalah kali pertama KPI mendapat peringkat kredit. Ini mengakui peran inti dan strategis KPI dalam bisnis Pertamina Grup serta ketahanan energi nasional,” kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, dikutip Jumat 29 Maret 2024.

    S&P Global Ratings adalah lembaga pemeringkat terkemuka dengan pengalaman lebih dari 150 tahun di industri. Mereka melakukan analisis menyeluruh, mencakup kinerja keuangan, risiko industri, posisi perusahaan dalam industri, hubungan dengan induk perusahaan atau pemerintah, dan faktor-faktor lain yang relevan.

    Hasil analisis mendalam ini diharapkan memberikan wawasan kepada pelaku pasar untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.

    Sebagai Subholding Pengolahan dan Petrokimia, KPI mengoperasikan semua kilang minyak dan sebagian besar fasilitas petrokimia di Pertamina Grup. Produksi kilang KPI memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energi nasional, yang diperkirakan akan terus bertambah dengan penyelesaian proyek upgrade kilang RDMP Balikpapan.

    Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang hingga 100 ribu barel per hari dengan produk berkualitas Euro V dan kompleksitas yang lebih baik. S&P memperkirakan bahwa penyelesaian proyek ini akan meningkatkan EBITDA KPI pada tahun 2025-2026 setelah proyek tersebut beroperasi.

    KPI, bersama dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dianggap S&P sebagai bagian dari tiga serangkai yang mengelola mandat Public Service Obligation (PSO) dari Pemerintah.

    KPI membeli sebagian besar produksi minyak mentah domestik PHE dan mengolahnya di kilang-kilang KPI di enam kota di Indonesia. Hasil produksi kilang kemudian diserahkan kepada PPN untuk didistribusikan guna memenuhi kebutuhan energi nasional.

    Taufik menambahkan bahwa melalui proyek upgrade dan pengembangan kilang, KPI bertujuan meningkatkan kapasitas, kompleksitas, dan kualitas produk. Mereka berkomitmen untuk menghasilkan produk setara Euro V dan mengurangi emisi karbon.

    Selain itu, KPI sebagai anak perusahaan Pertamina menjalankan bisnis utama dalam pengolahan minyak dan petrokimia dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). Mereka telah bergabung dengan United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal dari UNGC dalam strategi operasional mereka sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.